Bola.com, Jakarta - Akidah adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi bagi umat Islam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, akidah adalah kepercayaan dasar atau keyakinan pokok.
Dalam bahasa Arab, akidah adalah kata yang berasal dari "al-'aqdu", yang berarti ikatan, "at-tautsiiqu" yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, "al-ihkaamu" yang artinya mengukuhkan (menetapkan), dan "ar-rabthu biquw-wah", yang berarti mengikat dengan kuat.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, menurut istilah atau terminologi, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, secara bahasa akidah adalah keyakinan yang kukuh atas sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang mengiringinya.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang akidah, disadur dari Liputan6, Kamis (20/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Akidah Islamiyah
Akidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Swt. dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk.
Semua hal tersebut memiliki sumber Al-Qur’an dan hadis.
Pengertian akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Setiap agama memiliki akidah yang dipercayai. Dalam Islam, akidah yang dimiliki umat Islam berasal dari Allah Swt., Zat yang Maha Mengetahui.
Satu di antara buktinya adalah dengan merunut kisah para nabi dan apa yang diajarkannya. Allah mengutus nabi dan rasul dengan jarak yang bervariasi antara satu dengan lainnya. Bahkan bisa berjarak ratusan tahun.
Selain itu, lokasi para nabi tersebut berdakwah juga berbeda-beda. Namun, jika melihat dari ajaran yang disampaikan, akidah yang diajarkan oleh para nabi tersebut merupakan akidah yang sama.
Berkebalikan dengan akidah yang benar, akidah yang salah adalah segala bentuk akidah yang bertentangan dengan wahyu dan firman Allah Swt. Termasuk akidah yang bersumber dari akal manusia, wahyu yang diselewengkan, dan lain sebagainya.
Jadi, pengertian akidah adalah yang bersumber dari wahyu dan firman Allah Swt. dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw.
Advertisement
Penggunaan Istilah Akidah, Iman, Sunah, Tauhid, Hingga Ushuluddin
Dalam Islam, akidah adalah masalah-masalah ilmiah yang asalnya dari Allah Swt. dan Rasul. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk memiliki keyakinan yang utuh terhadap hal tersebut sebagai bentuk pembenaran terhadap Allah Swt. dan Rasulnya.
Sebenarnya, akidah merupakan istilah baru yang tidak dikenal dalam Al-Qur'an dan sunah. Namun, penggunaan istilah yang jamak di kalangan para ulama menjadikan istilah ini boleh digunakan.
Istilah lain yang semakna dengan akidah di antaranya adalah fiqhul akbar, iman, sunah, tauhid, syariah, dan ushuluddin.
Masing-masing istilah ini sering kali dipakai secara khusus sesuai dengan makna yang lebih luas ataupun lebih sempit dari pengertian akidah.
Seperti istilah iman yang membahas mengenai ketundukan terhadap wahyu, atau istilah ushuluddin yang sering digunakan sebagai istilah dalam menyebut fakultas akidah sebagai fakultas ushuluddin di beberapa universitas di Timur Tengah.
Penjabaran Tauhid
Ada beberapa macam penjabaran tentang tauhid menurut ulama, yaitu sebagai berikut:
- Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3). Mengesakan Allah Swt. dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.
- Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1). Mengesakan Allah Swt. dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta ini.
- Al-Asma' was-Sifat, (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62). Mengesakan Allah Swt. dalam asma dan sifa-tNya, hal ini berarti mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Swt. dalam zat, asma maupun sifat.
Tauhid itu cuma satu, tidak dibagi-bagi, menjadikan satu sebagaimana makna asalnya dengan tiga macam penjabaran/penjelasan, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah tauhid mulkiyah ataupun tauhid hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru.
Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Swt. maka hal ini sudah masuk Rububiyah Allah Swt.
Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah Swt. di muka bumi, hal ini sudah masuk ke uluhiyah Allah karena hukum itu milik Allah Swt. dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah Swt. semata.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Husnul Abdi, Editor: Rizky Mandasari. Published: 21/12/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement