Bola.com, Jakarta - Seperti ibadah lainnya, dalam melaksanakan puasa sunah Asyura harus diawali membaca niat terlebih dahulu.
Melafalkan bacaan niat puasa sunah Asyura penting diamalkan karena bisa menentukan nilai ibadah dan menjadi syarat sah tidaknya ibadah yang dijalani.
Baca Juga
Advertisement
Maka itu, dianjurkan umat muslim memahami bacaan niat puasa sunah Asyura.
Puasa sunah Asyura dikerjakan tanggal 10 Muharam dan berdasarkan kalender hijriah tahun 2023, jatuh pada Jumat, (28/7/2023).
Di sisi lain, meski hukum ibadah ini adalah sunah, tetapi melebihi keutamaan puasa di bulan syakban. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai berikut.
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw., bersabda: Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam." (HR. Muslim).
Berikut ini bacaan niat puasa sunah Asyura dan keutamaannya, dikutip dari laman mui.or.id, Kamis (20/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bacaan Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
"Nawaitu shouma 'asyura sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: Aku niat berpuasa 'Asyura (hari kesepuluh Muharam) sunah karena Allah Ta'ala.
Advertisement
Keutamaan Puasa Sunah Asyura
- Menghapus Dosa Setahun yang Lalu
Rasulullah sangat menekankan Puasa Asyura di bulan Muharam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“… Dan puasa di hari Asyura saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.”
Ternyata, puasa Asyura adalah puasa yang telah dikenal oleh orang-orang Quraisy sebelum datangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka juga berpuasa pada hari tersebut. Hal itu berdasarkan hadis dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang berkata:
“Dulu hari Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpuasa. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”
- Hari yang Diagungkan Rasulullah saw.
Hadis tentang hari Asyura diceritakan oleh perawi Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.
"Beliau bertanya, “Hari apa ini?”
Mereka menjawab:
“Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa, pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.”
Lalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).
Maksud dari hadis tersebut ialah selain Yahudi, umat Nabi Muhammad saw., juga lebih berhak mengingat perjuangan Nabi Musa untuk bebas dari penguasa yang bengis. Agar berbeda. Maka Nabi Muhammad saw., menganjurkan untuk menambah puasa satu hari sebelum atau sesudah 10 Muharam.
Sumber: mui.or.id
Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.