Bola.com, Jakarta - Sarkas adalah ungkapan yang tak hanya dikenali dengan kata-kata, melainkan juga nada suara, ekspresi wajah, dan konteks lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, sarkasme adalah kata-kata pedas yang menyakiti hati orang lain, seperti cemooh dan ejekan kasar.
Baca Juga
Advertisement
Sarkas dibuat untuk menyakiti perasaan seseorang atau untuk mengkritik sesuatu dengan cara yang lucu.
Adanya sarkas ini bertujuan untuk menyindir atau menyinggung seseorang. Namun, sarkas ini dapat melukai perasaan seseorang. Sebab, dalam sarkas, penggunaannya bisa mengatakan kebalikan dari apa yang dimaksudkan dan melakukannya dengan nada mengejek.
Agar lebih paham lagi, berikut ciri-ciri dan contoh sarkas, disadur dari Brilio, Kamis (27/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-Ciri dan Contoh Sarkas
Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri sarkas di antaranya adalah sebagai berikut:
- Sarkas bertujuan untuk menyakiti perasaan pendengarnya.
- Sarkas tidak selalu digunakan untuk mengungkapkan yang sebenarnya, tetapi bersifat emosional.
- Berlandaskan kekecewaan atau emosi negatif terhadap sesuatu hal.
- Pasif agresif, artinya dapat terlihat tidak menyerang pembacanya, padahal sebenarnya menyerang.
Biasanya penggunaan sarkas ini bergantung pada isyarat verbal yang dilontarkan. Maka itu, kebanyakan dari penggunaannya beranggapan bahwa sarkas ini bentuk dari ejekan atau cemoohan atau ucapan yang tidak tulus.
Berikut beberapa contoh kalimat sarkas yang biasa digunakan.
- Contoh ketika sesuatu yang buruk terjadi: "Oh, inilah yang saya butuhkan hari ini!"
- Saat seseorang melakukan sesuatu terlalu lambat: "Bisakah Anda melakukannya lebih lambat lagi?"
- Ketika ada sesuatu yang tidak menarik: "Saya senang bisa berada di sini selama lima jam ke depan."
- Contoh ketika melihat wajah orang lain: "Putih benar wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya."
Advertisement
Perbedaan Sarkas dan Satir
Kerap kali sarkas disamakan dengan satir. Padahal, keduanya merupakan ungkapan yang berbeda. Satir adalah jenis kalimat yang dimaksudkan untuk mengejek kejahatan atau kesalahan manusia, sering kali melalui hiperbola, meremehkan, dan mencemooh.
Satir juga diartikan untuk mengolok-olok orang dengan meniru mereka dengan cara yang mengungkapkan kebodohan atau kekurangan mereka.
Satir adalah cara konstruktif untuk memberi tahu orang tentang kesalahan dan kebodohan mereka, sementara sarkas dapat merusak karena cara penyajiannya.
Saat ini, satire paling sering menggunakan bentuk humor untuk mengekspos kesalahan langkah politik atau kekurangan sosial dalam kehidupan sehari-hari, terkadang dengan tujuan untuk menginspirasi perubahan.
Sarkas dan satir menggunakan humor dan kecerdasan untuk membuat pesan mencapai audiens, tetapi satire dapat memiliki audiens yang lebih besar sementara sarkas sering kali dilakukan dalam percakapan orang ke orang.
Satir lebih halus dari pada sarkas. Dalam bentuk tulisannya, satire dapat langsung dikenali sedangkan sarkas tidak, karena terkadang ditampilkan melalui infeksi suara.
Contoh kalimat yang mengandung satire.
- "Nikmat sekali makan di sini, sampai tikus dan kecoa saja ikut bergabung dengan kita."
- "Maklum, namanya juga ahli neraka, pasti dengan dosa mereka sudah tidak takut."
Â
Disadur dari:Â Brilio.net (Penulis:Â Kharisma Alfi Tiara, Published: 20/9/2022)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.