Bola.com, Jakarta - Self sabotage (self sabotaging) adalah perilaku atau pola pikir yang dapat mencegah seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan guna mencapai tujuan.
Sulit untuk mengidentifikasi apakah kita telah melakukan self sabotage, terutama karena dampaknya tidak segera dialami saat itu juga.
Baca Juga
Advertisement
Self sabotage ditandai dengan sikap dan perilaku yang secara sadar atau tidak kita pilih dan lakukan sehingga kita pun lebih sering merasakan tekanan, kesedihan, dan lainnya.
Di sisi lain, kita tidak benar-benar membantu diri untuk keluar dari siklus tersebut.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lebih lanjut tentang self sabotage, disadur dari Klikdokter.com, Jumat (28/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Self Sabotage
- Menunda pekerjaan yang sudah seharusnya diselesaikan.
- Menyalahkan orang lain ketika mengalami hal yang buruk.
- Memilih untuk pergi ketika segala sesuatu tidak berjalan secara lancar.
- Sulit mengatur waktu.
- Memilih berdebat atau berkelahi dengan teman atau pasangan.
- Memiliki hubungan dengan orang yang memberikan pengaruh tidak baik untuk diri kita.
- Kesulitan memenuhi kebutuhan.
- Merendahkan diri sendiri.
Advertisement
Penyebab Self Sabotage
1. Pola yang Dipelajari Ketika Masa Kecil
Sabotase diri bisa terjadi karena pola yang dipelajari ketika masa kanak-kanak dan dilakukan secara berulang.
Misalnya, orang tuamu tidak pernah memberikan perhatian, kecuali saat mereka marah. Mungkin saja kamu merasa bahwa membuat orang marah jadi satu di antara cara mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Dinamika Hubungan Masa Lalu
Jika pernah merasa tidak didukung atau didengarkan dalam hubungan percintaan, kamu bisa kesulitan berkomunikasi secara efektif dalam hubungan selanjutnya.
Saat mengalami konflik dengan pasangan, kamu cenderung memilih untuk diam dan tidak mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
3. Takut Gagal
Takut gagal dalam pekerjaan, hubungan, atau menjadi orang tua yang baik mungkin bisa membuat kamu secara tidak sengaja menyabotase diri sendiri untuk menghindari kegagalan tersebut.
Pikiran bawah sadarmu akan menganggap bahwa saat tidak mencoba hal tersebut maka kamu tidak akan merasakan gagal.
4. Kebutuhan untuk Memegang Kendali
Ketika memegang kendali, mungkin kamu merasa siap untuk menghadapi situasi apa pun. Contohnya saat menunda mengerjakan tugas, kamu mungkin khawatir tidak bisa menulisnya dengan baik.
Kamu pun tahu jika dikerjakan di menit terakhir deadline, kualitas tulisan tersebut mungkin tidak akan baik. Namun, kamu merasa berhasil mengendalikan hasilnya karena memang memilih untuk menuliskannya di waktu-waktu terakhir.
Bahaya Self Sabotage
- Prestasi kerja menurun hingga kehilangan pekerjaan karena suka menunda pekerjaan.
- Karier tidak bisa berkembang akibat kamu takut gagal dalam mencoba berbagai tantangan kerja.
- Hubungan dengan pasangan menjadi rusak karena kerap bertengkar.
- Stres dan menyebabkan susah tidur.
Advertisement
Cara Mengatasi Self Sabotage
- Sadari dengan melakukan refleksi, apakah diri kita selama ini melakukan atau mengalami tanda-tanda self-sabotage?
- Minta tanggapan dari orang yang dipercaya untuk mendapatkan perspektif tentang sikap atau perilaku kita selama ini.
- Jika hasilnya benar, jabarkan perilaku-perilaku yang mengarah ke self sabotage.
- Buat komitmen dengan diri sendiri untuk keluar dari siklus perilaku tersebut satu-per satu.
- Buat rencana bertahap untuk fokus pada target perilaku self sabotage yang ingin dikurangi atau diubah.
- Minta bantuan atau dukungan dari orang yang dipercaya.
- Jangan ragu berkonsultasi dengan profesional agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Â
Disadur dari:Â Klikdokter.com (Published: 9/3/2023)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.