Bola.com, Jakarta - Bubur Asyura merupakan satu di antara kuliner khas saat Tahun Baru Islam. Sajian ini disatukan dengan pelaksanaan puasa sunah di bulan pertama kalender Hijriah, yakni Muharam.
Pada hari ke-10 bulan Muharam, umat Islam merayakan Hari Asyura yang ditandai dengan puasa sunah. Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bubur Asyura biasanya akan dimasak bersama dan nantinya akan dibagi-bagi ke masjid maupun warga sekitar. Bahan-bahannya juga dikumpulkan dari masing-masing orang sebelum dimasak bersama.
Ketika memasak, para ibu biasanya akan saling tukar cerita keluarga, membahas isu-isu terkini di kampung, bahkan isu sosial politik di Indonesia dan dunia.
Bahan bubur Asyura terdiri dari santan kelapa, pisang, nangka masak gula merah, sagu dengan butiran keras, kacang hijau, labu kuning, dan ubi.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lebih lanjut tentang bubur Asyura, disadur dari Liputan6, Kamis (27/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Bubur Asyura
Tradisi memasak bubur Asyura merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah Swt.
Jika dirujuk menurut sejarah atau asal-usulnya, bubur Asyura sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.
Dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh a.s. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari 'asyuro, beliau berkata kepada kaumnya, "kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!" Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata, "(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal dan 'adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)".
Kemudian Nabi Nuh berkata, "masaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat".
Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan, dan juga peristiwa itu dijadikan inspirasi sebagai kebiasan setiap Hari 'asyuro.
Sejak itu, tradisi memasak bubur Asyura dilakukan oleh umat muslim di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Advertisement
Tradisi Memasak Bubur Asyura di Indonesia
Tradisi memasak bubur Asyura tidak hanya berpusat pada satu wilayah, tetapi hampir seluruh daerah di Indonesia yang warganya melaksanakan puasa Muharam.
Satu di antara daerah yang masih melaksanakan tradisi ini adalah satu desa di Sumatra Utara. Tepatnya di Desa Stabat Lama Barat, Dusun Pantai Luas, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
Kemudian, rasa dari bubur Asyura bisa berbeda antardaerah, mengingat bahan yang dipakai juga lain. Ada bubur Asyura yang terbuat dari umbi-umbian sehingga memberi cita rasa manis. Namun, ada pula yang justru didominasi rasa gurih karena berbahan rempah-rempah dan daging.
Bubur Asyura selalu dimasak dalam porsi yang sangat besar. Hal ini lantaran, biasanya bubur ini nantinya akan disajikan ke masyarakat dalam satu desa.
Bubur yang dimasak setiap setahun sekali ini dibuat dengan sekitar 44 macam bahan campuran, di antaranya beras, ubi kayu, kentang, santan, ikan teri, ikan asin, daging ayam, dan ramuan rempah-rempah lainnya.
Untuk proses memasaknya, biasanya dilakukan sepanjang hari. Mulai pagi hingga matahari terbenam. Bubur Asyura selalu dimasak dengan cara gotong royong oleh warga desa setempat yang mempunyai waktu untuk membantu dalam proses pembuatan bubur ini.
Tradisi memasak bubur Asyura setiap tanggal 10 Muharam memang masih terus dipertahankan di berbagai daerah di Indonesia.
Momen ini menjadi makin spesial, selain dimasak secara bergotong-royong, momen ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menumbuhkan jiwa sosial.
Resep Bubur Asyura
Sebenarnya tidak ada resep pasti soal 41 bahan yang harus digunakan dalam bubur Asyura. Jika bahan tidak genap 41, pembuatnya bisa menambahkan bahan sayuran, kacang-kacangan, dan daging apa saja sesuai selera.
Berikut satu di antara resep bubur Asyura yang bisa kamu coba di rumah:
Bahan-Bahan:
- 150 gr beras
- 30 gr bayam
- 30 gr kangkung
- 40 gr jagung manis
- 40 gr wortel.
- 40 gr kentang
- 20 gr kacang tanah
- 20 gr kacang hijau
- 20 gr kacang kedelai
- 20 gr kacang panjang
- 50 gr ayam potong kecil
- Ceker ayam sesuai selera
- 50 gr daun pucuk waluh
- 30 gr daun kemangi
- 100 ml santan
- 3 lembar daun salam
- 1 ikat daun melinjo
- 40 gr buah melinjo
- Bawang putih secukupnya, cincang
- Jahe secukupnya, geprek
- Garam dan lada untuk penyedap
- Air secukupnya
- Aneka bahan lainnya agar genap 41 bahan
Bahan pelengkap:
- Abon sapi secukupnya
- Sambal goreng tempe secukupnya
- Telur dadar iris secukupnya
Advertisement
Cara Membuat Bubur Asyura
Cara membuat bubur Asyura:
1. Rendam beras dengan air agar beras cepat lunak dan mudah dimasak.
2. Siapkan panci stainless atau panci anti lengket, panaskan lalu tuang minyak. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga harum.
3. Masukkan beras yang sudah direndam ke dalam panci. Tumis bersama minyak, jahe, dan bawang putih kurang lebih lima menit. Pastikan beras tercampur rata dengan minyak.
4. Tuang air secukupnya dan daun salam, lalu masak bubur.
5. Masukkan bahan yang membutuhkan waktu memasak lebih lama, yakni ayam potong, ceker ayam, dan aneka kacang-kacangan.
6. Lanjut dengan memasukkan aneka sayur dengan tekstur keras, seperti kentang, wortel, dan jagung manis.
7. Masak sambil diaduk secara berkala dengan api sedang hingga hampir matang.
8. Jika sudah hampir matang, masukkan sayuran yang mudah matang seperti kangkung, bayam, daun kemangi, daun melinjo, buah melinjo, daun pucuk waluh, dan lain-lain.
9. Aduk rata, masukkan santan dan bumbu. Koreksi rasa, lalu masak hingga matang.
10. Sajikan bubur Asyura bersama pelengkap.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Devira Prastiwi, Editor: Muhammad Ali. Published: 8/8/2022)
Yuk, baca artikel islami lainnya dengan mengikuti tautan ini.