Bola.com, Jakarta - Istilah cerpen atau cerita pendek sudah sering kita dengar. Bahkan, ketika duduk di bangku sekolah kita pernah mendapatkan tugas membuat karya sastra ini.
Kisah yang diangkat dalam cerpen beragam jenis, dari fiksi hingga nonfiksi. Cerpen adalah satu di antara karya sastra berbentuk prosa, yang hanya memiliki satu tahapan alur cerita.
Baca Juga
Advertisement
Kebanyakan cerpen berfokus pada satu kejadian tertentu atau spesifik dan terdiri dari beberapa pemeran karakter yang dikisahkan tidak terlalu rumit.
Dalam penyajiannya, jumlah kata pada cerpen dibatasi atau terbatas. Penulisan cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau batas panjang maksimal 20 halaman. Hal ini agar pembaca bisa menyelesaikn alur cerita yang ada pada cerpen dengan waktu yang singkat.
Agar kamu makin paham, berikut ini lima contoh cerpen singkat dan menarik untuk dibaca, dikutip dari laman Made-blog dan Sekolahnesia, Senin (31/7/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Aku dan Dia
Aku dan dia, kami berdua adalah teman sekelas. Kami berdua selalu bersama, bercanda, tertawa, dan bahkan mengerjakan tugas bersama. Aku tahu dia suka kepadaku, tapi aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
Suatu hari, aku mengajaknya keluar untuk makan malam. Dia menyetujuinya dengan senyum manisnya. Kami berdua berjalan di taman kota, menikmati suasana malam yang indah. Aku merasa sangat nyaman saat berada di sampingnya.
Kami berdua berbicara tentang hal-hal yang kami sukai dan tidak sukai. Dia menceritakan tentang keluarganya dan aku menceritakan tentang keluargaku. Kami berbagi cerita tentang masa lalu kami dan bagaimana kami telah berkembang sejak saat itu.
Ketika kami sedang berbicara, aku merasa ada sesuatu yang aneh di antara kami. Aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar teman sekelas. Aku merasa ada sesuatu yang lebih dalam di antara kami.
Ketika kami sedang berjalan pulang, aku memegang tangannya dan memandangnya dengan tatapan penuh cinta. Dia membalas pandangan itu dengan senyuman manisnya. Akhirnya, aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya. Dia tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga mencintaiku.
Kami berdua saling memeluk dan menikmati momen indah ini bersama-sama. Aku tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang indah antara kami berdua. Aku yakin bahwa kami akan bersama untuk selamanya.
Advertisement
Pengalaman di Pondok Pesantren
Pondok Pesantren, tempat yang sangat berkesan bagi saya. Sejak kecil, saya sudah mengenal pondok pesantren ini. Ayah saya adalah seorang guru di sana, jadi saya sering berkunjung ke sana.
Ketika saya berusia 12 tahun, ayah saya memutuskan untuk mengirim saya ke pondok pesantren untuk belajar agama.
Saya sangat senang dengan keputusan ayah karena saya ingin belajar lebih banyak tentang agama.
Saya tiba di pondok pesantren dengan hati yang penuh harapan. Saya disambut oleh para santri lainnya dengan ramah dan hangat.
Mereka menyambut saya dengan senyuman. Saya merasa sangat nyaman dan diterima dengan baik.
Di pondok pesantren, saya belajar tentang agama dan juga tentang kehidupan. Saya belajar tentang bagaimana menjadi seorang muslim yang baik dan berakhlak mulia.
Saya juga belajar tentang bagaimana menghormati orang lain dan bagaimana menjadi seorang yang bertanggung jawab.
Selain itu, di pondok pesantren juga ada banyak aktivitas lain yang dapat dilakukan. Kami sering melakukan berbagai macam permainan, seperti bola, badminton, dan lain-lain.
Kami juga sering melakukan berbagai macam kegiatan sosial, seperti membantu orang tua di sekitar pondok pesantren dan membantu para santri lain yang kurang mampu.
Pondok pesantren adalah tempat yang sangat berkesan bagi saya. Di sana, saya belajar tentang agama dan juga tentang kehidupan.
Saya juga mendapatkan banyak teman baru yang baik dan ramah. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan bagi saya.
Jangan Pernah Mencuri
Hari ini, aku pulang dari tempat kerja agak cepat karena ada sesuatu hal. Sekitar jam 15.30, aku sampai rumah dengan selamat. Setibanya di rumah. Aku melihat ibu seperti sedikit panik dan kebingungan. Aku langsung bertanya.
"Assalamualaikum Bu..."
"Waalaikumsalam Nak..."
"Ibu kenapa sih Bu? Kok keliatannya panik dan bingung gitu..?" Tanyaku sambil membuka sepatu.
"Gini Nak, Ibu bingung nih, uang tukaran 100 ribu ibu yang di dalam dompet kok gak ada ya? Kamu ada liat gak...?" tanya ibu penuh penasaran.
"Gak ada Bu, coba ingat-ingat lagi, siapa tahu ibu salah menaruh mungkin," jawabku.
"Enggak Nak, tadi Ibu menaruh di sini sebelum nyuci, tau-taunya sekarang udah gak ada lagi," tutur ibu.
"Ya udah deh Bu, ikhlaskan saja, mungkin belum rezeki kita. Ibu tenang aja, nanti aku ganti, aku ngambil uang dulu ke BRILink sebentar ya..." ucapku seraya pergi.
Di perjalanan, aku melihat Risky, adikku paling kecil yang baru duduk di kelas 3 SD. Aku melihat dia sedang main PS dengan teman-temannya. Aku langsung menghampirinya.
Kebetulan sekali, sesampainya di tempat Rental PS tersebut, aku melihat Risky memegang uang tukaran 100 ribu, yang tidak mungkin uang dia. Aku pun langsung memanggilnya dan menegurnya dengan baik-baik.
"Ky, itu uang siapa? Ayo jujur! Kamu ngambil uang ibu yang di dalam dompet kan..?" tanyaku.
"I..i..i..iya kak, aku mengambilnya, tapi buat bayar sewaan PS doang kok, cuman 2 ribu rupiah aja..." jawabnya dengan terbata-bata.
"Ayo naik ke atas motor, nanti jelasin sama ibu..." ucapku sembari membawanya pulang.
Sesampainya di rumah, dia langsung jujur dan menceritakan semuanya kepada ibu. Aku dan ibu langsung menasihatinya sebaik mungkin karena telah dilakukan tindakan pencurian, dan itu adalah perbuatan yang sangat dilarang.
Aku dan ibu juga menekankan kepadanya untuk tidak pernah mencuri lagi karena setiap hari Risky juga selalu aku kasih uang belanja. Dia hanya tertunduk malu dengan rasa bersalahnya yang terpampang jelas dari wajahnya.
Setalah dinasihati, Risky mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada ibu dan aku, serta benar-benar berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.
Advertisement
Semut dan Gula
Seorang laki-laki tersenyum miring saat melihat satu ekor semut sedang jalan-jalan di dapurnya. Laki-laki itu menuangkan gula ke semut tadi, sementara sang semut yang ukurannya mungil itu langsung terlonjak kaget saat di depan langkahnya turun ratusan ribu butir gula.
Semut itu mencoba menggerakkan tangannya, lalu menjilat gula tersebut.
"Mmmm manissss," girangnya.
Karena jumlah gula tersebut sangat banyak, ia pun segera memberitahu semut-semut yang lain agar mereka mau membantu memindahkan segunung gula tersebut ke markas mereka. Semut harus berjalan bermeter-meter jauhnya, untuk kaki semut 'meter-meter' itu seperti 'kilometer'.
"Teman-teman!!!! Aku menemukan segunung gula. Ayo bantu aku bawa gula itu ke markas!!" teriaknya kepada sesama anggota semut yang lain.
Para kelompok semut langsung mengikuti semut yang menemukan gula tadi. Ada sekitar 2.300 semut yang ikut berpartisipasi, dengan kerja sama tim ini, pasti aktivitas membawa gula-gula tadi ke markas membutuhkan waktu yang sebentar.
"Mana gulanya!!?" tanya satu di antara semut dalam gerombolan tadi.
Semut yang menemukan gula mencari ke sekitar. Tadi gulanya ada di sini, kenapa tiba-tiba hilang? Semut itu mencarinya ke segala sisi, tiap sudut, bahkan ke celah-celah sempit. Namun, tidak bisa ia temukan.
Singkat cerita karena sudah membohongi 2.300 semut, semut yang tadi menemukan gula pun dihukum mati.
Dari kejauhan, seorang lelaki tersenyum miring membayangkan apa yang akan terjadi pada semut tadi saat gula yang ia taruh ternyata menghilang. Saat semut tadi pergi, dengan sangat sengaja laki-laki itu membersihkan gula lalu membuangnya ke dalam seduhan kopinya sekarang.
Sambil menyeduh kopi, pria itu tak menyadari, sudah menjadi seorang pembunuh. Terima kasih manusia.
Scrub Alami
Di suatu pagi yang cerah, kedua sahabat ini saling berbercerita dan mencurahkan isi hatinya. Kedua sahabat itu adalah Ana dan Ina. Saat ini mereka duduk di bangku sekolah tingkat atas. Namun, Ana sering kali mengeluh karena belum bisa mendapatkan pacar juga hingga mereka hendak lulus. Sedangkan Ina merupakan anak yang lebih suka belajar dibandingkan dengan berpacaran.
Pagi itu pembicaraan dimulai dengan rasa penasaran Ana yang bertanya kepada Ina apakah dia cukup menarik dan bagaimana pendapat Ina tentang diri Ana. Dengan polos Ina pun menjawab apa adanya. Mereka pun bercanda sambil berdebat tentang masalah penampilan. Tiba-tiba Ana memiliki keinginan untuk terlihat lebih cantik dengan memiliki bibir yang merah alami.
Ana menganggap bahwa perempuan yang memiliki bibir merah merona akan terlihat lebih seksi dan cantik. Akhirnya Ana pun mencari cara memerahkan bibir secara alami melalui internet. Selama 30 menit ia sama sekali belum menemukan cara yang cocok, Ana pun meminta bantuan Ina untuk mencarinya. Mereka berdua sibuk mencari cara alami memerahkan bibir.
Ana pun akhirnya mendapatkan sebuah artikel yang menginformasikan tentang cara memerahkan bibir secara alami dengan mudah. Bahan alami yang dipakai adalah gula pasir. Tanpa pikir panjang Ana pun langsung kegirangan karena menemukan cara memerahkan bibir yang efektif. Ana menceritakan hal tersebut kepada Ina, dengan polosnya Ina hanya membenarkan saja perilaku temannya tersebut.
Setiap malam Ana menggunakan gula pasir sebagai scrub agar bibirnya menjadi merah merona secara alami. Beberapa hari kemudian Ana tampil dengan paras yang berbeda dan bibir yang merah merona. Melihat perubahan tersebut Ina pun menanyakan keadaan temannya. Ina merasa mungkin saja scrub alami berhasil membantunya untuk mendapatkan bibir yang merah merona.
Tanpa ragu Ina langsung mendatangi Ana dan memujinya. Bahkan Ina bilang bibir Ana saat ini seperti milik para artis. Namun, dengan muka cemberut Ana menceritakan hal yang mengejutkan. Ana mengatakan bibirnya menjadi merah bukan karena scrub alami yang berhasil.
Melainkan, digigit oleh para semut karena Ana menggunakannya di malam hari. Sontak hal tersebut membuat Ina tertawa terbahak-bahak. Ana pun merasa kesal dan meninggalkan Ina. Menyadari temannya merajuk, Ina pun menyusulnya dan mencoba menenangkan.
Â
Sumber: Made-blog, Sekolahnesia
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement