Bola.com, Jakarta - Stiff person syndrome menjadi bahan perbincangan publik setelah penyanyi Celine Dion diberitakan terkena penyakit tersebut. Akibat penyakit itu, pelantun My Heart Will Go On itu terpaksa menunda serangkaian tur konsernya.
Stiff person syndrome adalah penyakit neurologis langka yang ditandai dengan kekakuan otot progresif dan episode berulang kejang otot.
Baca Juga
Advertisement
Pada awalnya, kekakuan otot bisa datang dan menghilang. Namun, pada akhirnya kekakuan tersebut berlangsung konstan.
Seiring waktu, otot kaki menjadi kaku, yang diikuti oleh kekakuan otot-otot lainnya, termasuk lengan dan bahkan wajah.
Sindrom ini lambat laun dapat menyebabkan perubahan postur tubuh. Bahkan, pada kasus yang parah, stiff person syndrome membatasi kemampuan pasien untuk berjalan dan bergerak.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lebih lanjut tentang stiff person syndrome, disadur dari Klikdokter, Kamis (10/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Stiff Person Syndrome
Penyebab Stiff-person syndrome (SPS) belum diketahui. Namun, beberapa literatur medis menyebut kalau penyakit ini berkaitan dengan gangguan autoimun.Â
Sebagian besar dari pengidap SPS yang diteliti punya antibodi pada asam glutamat dekarboksilase atau GAD.Â
GAD adalah protein dalam sel saraf penghambat yang terlibat dalam penciptaan neurotransmitter penghambat utama yang disebut asam gamma-aminobutirat (GABA). GABA membantu mengontrol gerakan otot.Â
Gejala SPS bisa berkembang saat sistem kekebalan tubuh secara keliru malah menyerang sel saraf tertentu yang memproduksi GAD sehingga membuat tubuh kekurangan GABA.
Advertisement
Gejala
1. Nyeri PunggungÂ
Gejala kaku otot di area tubuh tertentu, terutama punggung, bahu, dan leher. Kondisi ini membuat pengidap sering merasakan nyeri di area punggung.Â
2. Kejang OtotÂ
Kejang otot terjadi secara spontan tanpa disadari dan mudah terpicu oleh rangsangan suara, sentuhan, suhu dingin, stres atau tekanan emosional.Â
3. AgoraphobiaÂ
Penderita stiff-person syndrome sering mengalami gangguan kecemasan, terutama saat berada di ruangan terbuka.
4. MioklonusÂ
Penderita stiff-person syndrome sering mengalami kontraksi otot mendadak dan sulit dikontrol atau disebut mioklonus.
5. Kelainan Bentuk Tulang PunggungÂ
Seiring perjalanan penyakit, postur tubuh penderita stiff-person syndrome dapat berkembang menjadi tidak normal seperti membungkuk.
Pengobatan dan Pencegahan
PengobatanÂ
Pengobatan untuk stiff person syndrome didasarkan pada gejala pada pasien.
Dokter spesialis saraf mungkin akan memberikan terapi obat-obatan, seperti obat diazepam oral (anticemas serta pelemas otot); ataupun obat pereda kejang otot, misalnya baclofen dan gabapentin.
Sebuah studi yang didanai National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menunjukkan, pengobatan imunoglobulin intravena (IVIg) efektif untuk mengurangi kekakuan serta kepekaan pasien pada stres, kebisingan, sentuhan, sekaligus membantu keseimbangan pada pasien SPS.Â
IVIg spunya imunoglobulin (antibodi yang secara alami diproduksi sistem kekebalan tubuh) yang berasal dari donor orang sehat.
Pencegahan
Lantaran penyebabnya tidak diketahui pasti, belum ada untuk cara mencegah stiff-person syndrome.
Komplikasi
Stiff-person syndrome akan menyebabkan gerakan terbatas dan juga kejang otot. Masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Kecemasan dan depresi
- Tulang terkilir atau patah akibat kejang otot yang parah
- Sering jatuh
- Keringat berlebihan (hiperhidrosis)
Â
Disadur dari:Â Klikdokter.com (Published: 18/1/2023)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement