Bola.com, Jakarta - Kalam adalah kata lain dari perkataan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, "kalam" artinya perkataan, kata (terutama bagi Allah Swt.). Secara teknis, kalam artinya alasan atau argumen rasional untuk memperkuat perkataan.
Secara tata bahasa, kalam merupakan kata umum tentang perkataan, sedikit atau banyak, yang dapat digunakan untuk setiap bentuk pembicaraan (likullima yatakallamu bihi); atau ekspresi suara yang berturut-turut hingga pesan-pesan suara itu jelas maksudnya.
Advertisement
Sebagai kata benda dari kata taklim, kalam artinya mengandung dua pemahaman, yaitu berbicara dan hukum (undang-undang).
Pada ayat 75 surah Al-Baqarah, kalam artinya merujuk pada Allah Swt. berbicara langsung kepada Nabi Musa a.s. atau hukum Allah Swt. yang dikenal dengan din al-Islam.
Sementara pada surah At-Taubah ayat 6, kalam artinya merujuk pada firman Allah Swt. atau isi yang terkandung dalam agama Islam secara nyata dan menyeluruh.
Dalam ayat 144 surah Al-A’raf, menyebut bi kalami yang ditujukan kepada Nabi Musa a.s., menurut al-Baidawi maksudnya bi kalami iyyaka (Aku berbicara langsung kepadamu).
Kemudian dalam ayat 15 surah Al-Fath, kalam Allah diartikan janji atau ketentuan Allah Swt. yang harus diikuti oleh seluruh umat manusia.
Agar lebih paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang kalam, disadur dari Merdeka, Rabu (9/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam
Ilmu kalam atau ilmu tauhid ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayan salaf dan ahl sunah.
Ilmu kalam dikenal sebagai ilmu keislaman yang berdiri sendiri, yakni pada masa khalifah Al-Ma'mun (813-833) dari Bani Abbasiyah.
Sebelum itu pembahasan terhadap kepercayaan Islam disebut Al-fiqhu fi al-din sebagai lawan dari Al-fiqhu fi al-‘ilmi.
Setelah itu, ulama-ulama mu'tazilah mempelajari buku-buku filsafat pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun dan mereka mempertemukan sistem filsafat dengan sistem ilmu kalam, menjadikannya ilmu yang berdiri sendiri di antara ilmu-ilmu yang ada serta menamakannya ilmu kalam.
Advertisement
Sebab Penamaan Ilmu Kalam
1. Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan Hijriah ialah apakah kalam Allah (Al-Qur'an) itu Qadim atau Hadis. Lantaran itu, keseluruhan ilmu kalam dinamai dengan satu di antara bagiannya yang terpenting.
2. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil pikiran ini tampak jelas dalam pembicaraan para Mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli (Al-Qur'an dan Hadis), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-dalil pikiran.
Poin lainnya adalah mengapa disiplin ini mendapat sebutan ilmu kalam dan kapan sebutan itu diberikan.
Sebagian orang mengatakan bahwa sebutan kalam (secara harfiah, perkataan atau percakapan) diberikan kepada disiplin ini. Hal itu karena disiplin ilmu ini memberikan tambahan kemampuan berbicara dan berargumen kepada orang yang menguasainya.
Sebagian lagi mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena para pakar di bidang ilmu ini suka mengawali penuangan pikiran mereka dalam buku-buku mereka dengan ungkapan al-kalamu fi kazda, mengutip Murtadha Muthahhari dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ilmu Kalam.
Sebagian lain menjelaskan bahwa sebutan “kalam” diberikan karena disiplin ini membahas topik-topik yang ahli-ahli hadis lebih memilih sikap diam seribu bahasa.
Namun, menurut sebagian lain lagi, sebutan ini jadi mode ketika topik apakah Al-Qur'an yang disebut kalamullah (firman Allah) itu makhluk (ciptaan) atau bukan menjadi materi perdebatan seru di kalangan kaum muslimin.
Disadur dari: Merdeka.com (Published:12/10/2022)
Yuk, baca artikel islami lainnya dengan mengikuti tautan ini.