Bola.com, Jakarta - Sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari gejala-gejala sosial secara umum dari kehidupan antar manusia dalam masyarakat.
Secara etimologi, sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu "socius", yang artinya teman, dan "logos" artinya ilmu pengetahuan.
Advertisement
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.
Jadi, arti kata sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Bisa disimpulkan bahwa objek sosiologi adalah masyarakat.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang ilmu sosiologi, bisa membaca sejarah perkembangannya. Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi hingga saat ini?
Berikut ini sejarah perkembangan ilmu sosiologi di masyarakat yang perlu diketahui, dilansir dari E-Modul Sosiologi Kelas X terbitan Kemdikbud, Rabu (9/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi
Sosiologi mulai berkembang sejak akhir abad ke-9 melalui suatu proses yang panjang dalam sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini diawali oleh kemajuan pesat di bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Seorang ilmuwan, Bacon, menyadarkan dunia ilmu pengetahuan, bahwa prinsip-prinsip yang digunakan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan alam dapat juga digunakan dalam mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Pandangan tersebut yang menarik perhatian para ilmuwan untuk mengkaji.
Sebenarnya pemikiran Bacon dan ilmuwan-ilmuwan sosiologi lainnya, seperti Francis Auguste Comte (1798-1857) diilhami oleh pendapat Aristoteles sebelum abad masehi, bahwa manusia adalah zoon politikon (makhluk bermasyarakat).
Auguste comte kemudian berpendapat bahwa jika metode-metode yang digunakan untuk memepelajari gejala-gejala alam digunakan pula untuk mengkaji gejala-gejala sosisal, dengan demikian persoalan-persoalan tentang kemasyarakatan akan dapat dipelajari dan diatasi.
Pernyataan tersebut kemudian didukung oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya yang mengusulkan agar ilmu pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosisal diberi nama sosiologi.
Advertisement
Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi
Sejak itu munculah ilmuwan-ilmuwan sosiologi di berbagai penjuru dunia, seperti Herbert Spencer (Inggris), Lester F. ward, Thomas dan Florian Znanicchi (Amerika), Emile Durkheim (Perancis), dan Max Weber (Jerman).
Pada akhir abad ke-20, sosiologi mencapai perkembangan pesat melalui karya-karya peter Berger, Talcott Parsons, Sutherland, Gunnar Myrdal, Alvin Tofler, dan lain-lainnya yang berhasil meyakinkan kegunaan sosiologi bagi kepentingan masyarakat di berbagai aspek kehidupan.
Talcott Parsons dengan teorinya, action theory, menjelaskan bahwa aksi manusia sebagai suatu system aksi yang meliputi sub-sub sistem.
Adapun sub-sub sistem tersebut antara lain, organisme identitas sosial dan budaya yang dapat diterapkan untuk memahami hubungan-hubungan timbal balik (interaksi sosial) kehidupan masyarakat yang berkembang dinamis dengan berbagai aspek kegiatan, seperti ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dan sebagainya.
Abad ke-21, sosiologi mengalami banyak perubahan dan mulai meninggalkan teori-teori lawas yang sifatnya objektif dan makro.
 Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar sejarah lainnya dengan mengeklik tautan ini.