Bola.com, Jakarta - Tertawa dan menangis adalah dua ekspresi yang berbeda. Tertawa adalah reaksi psikologis juga anggota tubuh karena mendengar, mengalami, atau merasakan hal-hal yang lucu.
Satu di antara manfaat tertawa, yakni bisa menjadi obat hati ketika sedang merasa sedih atau kesepian.
Baca Juga
Advertisement
Sementara menangis merupakan sinyal, penanda yang kita berikan kepada orang lain bahwa kita rapuh dan butuh berbagi.
Rapuh adalah kondisi emosional yang wajar. Psikolog mengungkapkan bahwa tidak selamanya manusia harus kuat, saat kondisi tertentu menangis adalah ekspresi yang wajar.
Meski begitu, ada sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan seseorang menangis dan tertawa secara bersamaan.
Ketawa sambil menangis bisa jadi pertanda sejumlah gangguan medis. Karena itu, konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala sering tertawa sambil menangis.
Agar lebih paham, berikut penyebab seseorang tertawa sambil menangis, disadur dari Klikdokter, Jumat (11/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Tertawa sambil Menangis
1. Pseudobulbar Affect (PBA)
Tertawa sambil menangis bisa disebabkan oleh pseudobulbar affect (PBA). Berdasarkan Cleveland Clinic, pseudobulbar affect adalah gangguan otak yang menyebabkan penderitanya kerap tertawa sambil menangis secara bersamaan.
Hal ini diduga terjadi karena adanya masalah saraf di otak. Akibatnya, produksi hormon tidak stabil sehingga penderitanya memiliki emosi yang tidak dapat dikontrol.
Hormon yang dimaksud adalah serotonin, norepinefrin, dopamin, dan glutamat. Keempatnya merupakan hormon yang memengaruhi suasana hati.
Terganggunya kadar hormon tersebut menyebabkan pengidap PBA tertawa sambil menangis, meski sedang tidak sedih ataupun menyaksikan hal yang lucu.
PBA bisa pula disebabkan oleh rusaknya jalur saraf menuju otak kecil yang berperan mengatur respons emosional tubuh. Akibatnya, penderita pseudobulbar affect kesulitan mengontrol emosi sehingga bisa tertawa sambil menangis.
2. Stroke
Pseudobulbar affect bisa disebabkan oleh gangguan saraf maupun cedera otak. Berdasarkan jurnal Cureus, satu di antara kondisi medis yang bisa mengganggu saraf dan memicu PBA adalah stroke.
Stroke adalah kondisi terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini bisa mengganggu jalur saraf menuju otak kecil.
Menurut Stroke Association, dampak kerusakan jalur saraf tersebut menyebabkan gejala pseudobulbar affect berupa perubahan suasana hati yang sangat cepat. Bahkan, penderita stroke bisa menjadi lebih emosional, dibandingkan sebelum menderita penyakit.
Akibatnya, pengidap stroke sering ketawa sambil menangis tanpa sebab.
3. Alzheimer
Menurut Cleveland Clinic, pseudobulbar affect juga bisa disebabkan oleh Alzheimer. Alzheimer adalah penyakit otak yang mengurangi kemampuan mengingat, berbicara, berpikir, belajar, dan berperilaku.
Alzheimer dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Selain itu, gangguan otak ini bisa menimbulkan gejala yang tidak umum, seperti menangis sambil tertawa tanpa sebab.
Advertisement
Penyebab Tertawa sambil Menangis
4. Parkinson
Penyakit Parkinson adalah penyakit sistem saraf yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan gerak, koordinasi, dan keseimbangan tubuh. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sering mengalami tremor dan otot kaku.
Menukil Parkinson's Foundation, penyakit Parkinson juga bisa menyebabkan penderitanya sering menangis dan tertawa bersamaan.
Menurut National Institution on Aging, hal ini disebabkan oleh matinya sel saraf pada basal ganglia, yaitu area otak yang mengontrol gerakan dan memproduksi zat kimia bernama dopamin.
Dopamine dapat memengaruhi emosi, gerakan, dan menimbulkan sensasi rasa senang. Ketika sel saraf pada basal ganglia mati, produksi dopamine berkurang sehingga menimbulkan masalah pada pergerakan tubuh dan menyebabkan menangis dan tertawa tanpa sebab.
5. Cedera Otak Traumatis
Cedera otak traumatis adalah gangguan otak serius akibat hantaman keras pada bagian kepala ataupun tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan berpikir dan berperilaku.
Gangguan yang dimaksud, misalnya perubahan suasana hati dalam waktu singkat hingga tertawa sambil menangis tanpa sebab. Diduga, cedera otak traumatis merusak jalur saraf yang mengatur respons emosional tubuh sehingga menyebabkan menangis dan tertawa bersamaan.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 15/6/2022).
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.