Bola.com, Nanjing - Dulu di lapangan menjadi rival, kini berubah bersahabat. Begitulah kisah mantan pebulutangkis ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii, dengan beberapa mantan pemain China.
Wang Xiaoli, Tang Jinhua, Bao Yixin dan Li Yinhui, merupakan lawan-lawan terberat Greysia saat masih menjadi pemain. Namun, siapa sangka sekarang mereka berjumpa kembali di sebuah kesempatan dengan tujuan yang sama, yaitu mempromosikan bulutangkis, olahraga yang telah mengangkat nama mereka di mata dunia.
Advertisement
Selain itu, mantan pemain ganda putra China, Li Junhui dan Liu Cheng, juga hadir memeriahkan acara tersebut.
Dalam rangkaian Greysia Polii - China Tour yang dikemas oleh Victor Sport, Greysia bereuni dengan para rivalnya tersebut dalam sebuah laga ekshibisi yang berlangsung pada Selasa (8/8/2022) di Nanjing, China. Sebelumnya, Greysia juga menyapa fansnya lewat meet and greet dan coaching clinic di kota Shanghai dan Wenzhou.
Greysia berpasangan dengan Li Yinhui pada laga ekshibisi, berhadapan dengan Tang/Bao. Li merupakan lawan Greysia dan Apriyani Rahayu di babak perempat final Olimpiade Tokyo 2020. Duel mereka kala itu begitu sengit, sampai dua pasangan itu mengalami kram. Kali ini Greysia Polii dan Li berpasangan dan mesti bekerja sama untuk menang, sebuah pemandangan yang unik.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Isi Pesan untuk Greysia
Setelah itu, format permainan diubah menjadi empat lawan empat. Tim pertama terdiri dari Greysia, Wang, Liu dan Li Yinhui. Lalu di tim kedua ada Tang, Bao, Li Junhui dan seorang badminton influencer China.
Jika dulu pertemuan mereka di lapangan dipenuhi ketegangan, kali ini justru sebaliknya, laga ini diwarnai tawa dan aksi-aksi yang sangat menghibur fans. Mereka yang bertugas di depan net, tidak boleh memakai raket, tapi mesti memukul shuttlecock dengan tempat (kemasan) shuttlecock.
Pada acara makan malam bersama, Wang menyampaikan pesan yang menyentuh hati Greysia. Ia memberi selamat atas raihan medali emas Greysia di Olimpiade Tokyo 2020. Wang yang dulu berpasangan dengan Yu Yang, merupakan ganda putri paling ditakuti pada masanya. Namun mereka tak dapat meraih prestasi puncak saat didiskualifikasi di Olimpiade London 2012.
"Saya sangat senang ketika melihat kamu juara. Kamu berhasil bertahan sampai akhir, sedangkan saya tidak bertahan sampai akhir," ujar Wang.
"Saya tahu perjalanan itu sangat, sangat, sangat tidak mudah. Jadi, ketika kamu menang dan juara, saya sangat turut bahagia. Sekarang saya berdoa semua yang terbaik buat kamu. Bisa bahagia dan selalu menikmati hidup," lanjut Wang yang langsung disambut Greysia dengan ucapan terima kasih.
Cerita ini mengingatkan kita bahwa persaingan olahraga bisa menjadi jembatan untuk menciptakan hubungan persahabatan yang saling mendukung satu sama lain. Momen yang begitu menghangatkan hati.
Advertisement
Capaian Greysia di Olimpiade 2020
Pada kesempatan ini, para mantan pebulutangkis tersebut juga bermain sejenak bersama Jessia Selah Djimin, putri Greysia. Mereka sempat menanyakan pada Greysia, apakah Jessia juga akan diarahkan jadi pemain bulutangkis nantinya.
Dalam obrolan bersama Bao, Greysia bertanya, apakah mantan pemain ranking satu dunia tersebut rindu untuk turun lagi ke lapangan badminton.
"Ya, kadang kalau saya nonton pertandingan badminton, rasanya kangen juga mau jadi pemain lagi. Tapi, sudah, sudah, saya sudah pensiun, ha ha ha," canda Bao, yang kini mengajar badminton di Hunan University.
Capaian Greysia di Olimpiade ternyata memberi kesan tersendiri pada para mantan pebulutangkis China ini. Li Yinhui mengatakan ia tak menyesali kekalahannya dan Du Yue, karena Greysia/Apriyani disebutnya memang tampil begitu luar biasa.
"Ketika Greysia akhirnya meraih juara Olimpiade, saya menyadari bahwa kami satu-satunya pasangan yang berhasil mencuri satu game darinya, oh dan satu lagi, yaitu pasangan Jepang," kata Li Yinhui.
"Jadi, tidak ada penyesalan, penampilan mereka juga sangat baik dan pada saat mereka juara, saat itu merasa ikut terharu karena bagaimanapun dia sudah bertahan dalam waktu yang begitu lama. Seperti salah satu isi buku yang saya tulis, Greysia tidak akan mendapat juara Olimpiade jika dia tidak bertahan sampai akhir," kata Li, yang menyisipkan cerita Greysia di buku yang ia tulis.
Kesan Apik tentang Greysia Polii
Li Yinhui juga mengatakan meskipun jadi lawan di lapangan, Greysia juga seperti menjadi kakak yang banyak memberikan pelajaran berharga bagi para juniornya.
"Kami menanggap Greysia sebagai seorang senior, seperti seorang kakak. Sebenarnya saat itu, walaupun di pertandingan dan kami saling adu, tapi kami belajar begitu banyak hal, jadi sangat berterima kasih kepada Greysia," beber Li Yinhui.
"Saat bertanding melawan Greysia, persaingan yang tidak kelihatan itu sebenarnya mengajarkan banyak hal, dan dia adalah orang yang sangat baik, baik kepada kami, juga sering bercanda dengan kami," lanjutnya.
Bagi Tang, kemenangan yang dicapai Greysia dan Apriyani memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar mendapat medali, tetapi buah dari perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah.
"Greysia berjuang bertahun-tahun lalu bisa mengikuti Olimpiade, kemudian sampai akhirnya bisa berdiri di podium tertinggi. Mungkin di Indonesia merupakan sebuah tradisi mendapatkan emas Olimpiade di badminton, tetapi untuk ganda putri Indonesia, itu adalah pertama kali dalam sejarah," ujar Tang.
Berbeda dengan waktu masih menjadi atlet, pertemuan kembali dengan Greysia kali ini dalam suasana yang jauh lebih santai, membawa Tang melihat sisi lain dari kehidupan mantan rivalnya tersebut.
"Sekarang bertemu Greysia lagi melihat dia dalam keadaan yang sangat baik. Mungkin menjadi seorang atlet memang lumayan berat. Saya berharap Greysia dalam perjalanan hidup dan masa depannya menjadi seorang istri dan ibu yang baik, termasuk dalam menjalani tugasnya di BWF (Badminton World Federation) sebagai ketua komisi atlet,"pungkasnya.
Advertisement