Bola.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus. Setiap tahun, masyarakat memeriahkannya dengan berbagai kegiatan. Satu di antara yang paling ditunggu adalah perlombaan Agustusan.
Di balik perayaan meriah, perlombaan 17 Agustus telah menjadi tradisi yang menyatukan masyarakat dalam semangat kompetisi sehat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, lebih dari sekadar kompetisi fisik, perlombaan ini memiliki makna yang beragam dan mendalam, mewakili nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Perlombaan 17 Agustus bukan hanya sekadar ajang fisik, tetapi juga merupakan ekspresi dari semangat patriotisme, kebersamaan, dan semangat juang.
Ada makna yang mendasari perlombaan 17 Agustus, seperti panjat pinang hingga balap karung yang sering dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.
Berikut makna perlombaan 17 Agustus yang perlu diketahui, disadur dari Liputan6, Rabu (16/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Makna Perlombaan 17 Agustus
1. Makan Kerupuk
Dengan tangan diikat ke belakang peserta lomba harus menghabiskan kerupuk yang digantung langsung menggunakan mulut. Hal ini menggambarkan betapa sulitnya kondisi pangan saat masa penjajahan dulu.
Lomba makan kerupuk juga mengajarkan sikap tidak mudah menyerah dan bersyukur, meski hanya dengan kerupuk. Kita bisa menghargai perjuangan masyarakat Indonesia ketika mengalami kesulitan pangan dulu.
2. Lomba Bakiak
Lomba yang tak kalah asyik saat perayaan 17 Agustus adalah lomba bakiak. Bakiak berbentuk seperti sandal dengan ukuran panjang. Biasanya, bakiak akan diisi dua sampai tiga orang. Mereka harus kompak agar bisa menjadi yang tercepat.
Perlombaan ini juga tak lepas dari makna kemerdekaan Indonesia. Pesan yang ingin disampaikan adalah gotong royong untuk mencapai kemerdekaan atau mencapai tujuan bersama.
Advertisement
Makna Perlombaan 17 Agustus
3. Balap Karung
Rasanya ada yang kurang apabila dalam perayaan 17 Agustus tanpa adanya lomba balap karung. Hal itu karena lomba berjalan menggunakan karung goni ini tak pernah absen setiap tahunnya.
Lomba balap karung menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak saat masa penjajahan dulu. Masyarakat Indonesia menjadikan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian.
Hal ini karena hanya karung goni yang mudah ditemukan dan dimiliki oleh orang Indonesia saat masa penjajahan Jepang. Penderitaan tersebut dilampiaskan dengan menginjak-injak karung goni pada lomba balap karung.
Lomba balap karung juga menggambarkan betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki dibatasi dengan karung.
4. Panjat Pinang
Panjat pinang menjadi satu di antara perlombaan yang selalu digelar saat Agustusan. Perlombaan ini mengharuskan sekelompok orang memperebutkan hadiah yang digantung di atas puncak pohon dengan cara memanjatnya.
Untuk memenangkan perlombaan ini, peserta membutuhkan strategi yang tepat. Pasalnya, pohon akan diolesi dengan minyak atau oli sehingga peserta akan mudah terjatuh dan sulit mencapai puncak karena licin.
Lomba panjat pinang memiliki makna menunjukkan semangat dan kekompakkan dalam tim untuk mencapai satu tujuan. Mereka harus bekerja sama dan berkorban satu sama lain, baik yang di bawah maupun di atas.
Panjat pinang juga menggambarkan semangat para pahlawan yang selalu bergotong royong memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
5. Tarik Tambang
Bukan hanya beradu kekuatan, dalam menarik tambang, lomba ini memerlukan kekompakkan tim untuk meraih kemenangan.
Kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas satu sama lain merupakan nilai yang bisa diambil dari perlombaan tersebut.
Selain itu, persatuan dalam tim bahu membahu menarik tambang menggambarkan betapa kerasnya para pejuang dulu untuk mendapatkan kemerdekaan dari tangan penjajah kolonial.
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Ulya Kaltsum. Editor: Camelia. Published: 17/8/2020)
Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengeklik tautan ini.