Sukses


Apa Itu Cerebral Palsy? Ketahui Penyebab, Faktor Risiko, dan Penanganannya

Bola.com, Jakarta - Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah penyakit yang terjadi pada anak dan menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan pengidap cerebral palsy tidak mampu berjalan dengan baik sehingga memerlukan perawatan seumur hidup.

Selain itu, pengidap cerebral palsy akan mengalami beberapa gejala, seperti gerak refleks yang berlebihan, postur tubuh tidak normal, mata juling, dan lain sebagainya.

Maka, untuk bisa beraktivitas, pengidap cerebral palsy memerlukan peralatan khusus.

Kondisi ini terjadi akibat kerusakan pada otak yang belum matang dan berkembang, dan paling sering terjadi sebelum lahir (selama kehamilan).

Cerebral palsy juga dapat terjadi saat proses persalinan, atau tahun pertama pasca kelahiran. Hampir 90 persen kasus cerebral palsy diidentifikasi sebagai penyakit bawaan lahir.

Itulah sedikit gambaran tentang cerebral palsy. Untuk lebih jelas, berikut ini rangkuman tentang cerebral palsy, dilansir dari laman Healthdirect dan Healthline, Selasa (22/8/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Cerebral Palsy

Cerebral palsy umumnya terjadi pada masa kehamilan, tetapi juga dapat terjadi saat proses persalinan, atau beberapa tahun pertama setelah anak lahir.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan perkembangan tersebut, tetapi kondisi ini diduga dipicu oleh sejumlah faktor berikut:

- Gangguan pada Masa Kehamilan

Cerebral palsy paling sering disebabkan oleh gangguan perkembangan otak saat anak masih di dalam kandungan. Kondisi ini disebabkan oleh:

  • Perubahan pada gen yang memiliki peran dalam perkembangan otak.
  • Infeksi saat hamil yang menular pada janin, seperti cacar air, rubella, sifilis, herpes, zika, toksoplasmosis, dan infeksi cytomegalovirus.
  • Bayi mengalami mikrosefalus.
  • Gangguan aliran darah ke otak janin.
  • Perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayi.

- Gangguan Pasca Persalinan

Kerusakan otak pada cerebral palsy juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi saat atau setelah bayi lahir, yaitu:

  • Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan.
  • Kelahiran sungsang, yaitu lahir dengan kaki keluar terlebih dahulu.
  • Penyakit kuning (kernikterus).
  • Radang pada otak (ensefalitis) atau selaput otak (meningitis) bayi.
  • Cedera parah di kepala, contohnya pada kasus shaken baby syndrome atau akibat kecelakaan.
3 dari 4 halaman

Faktor Risiko Cerebral Palsy

Ada sejumlah faktor yang dapat menempatkan bayi mengidap cerebral palsy, yaitu:

  • Kelahiran prematur (lahir sebelum menginjak usia kehamilan 37 minggu).
  • Berat lahir rendah (kurang dari 2,5 kilogram).
  • Kelahiran sungsang yang terjadi saat pantat atau kaki bayi keluar lebih dulu.
  • Ketakcocokan Rh, yang terjadi ketika golongan Rh darah orang tua yang hamil tidak cocok dengan golongan Rh darah bayi mereka.
  • Kebiasaan negatif pada ibu selama kehamilan. Misalnya seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan narkoba.
  • Kelahiran bayi kembar dua atau lebih (triplet) khususnya ketika satu di antara bayi selamat dan bayi yang lain meninggal saat kelahiran.
4 dari 4 halaman

Penanganan Cerebral Palsy

Anak yang mengidap penyakit cerebral palsy tidak bisa sembuh total dan kondisi tersebut akan berlangsung seumur hidup. Namun, ada beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pengidap cerebral palsy, yaitu:

  • Fisioterapi, yaitu latihan fisik untuk meningkatkan kemampuan otot serta perkembangan motorik anak.
  • Terapi wicara, yaitu terapi untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.
  • Terapi rekreasi, seperti olahraga ski atau menunggang kuda. Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan motorik serta melatih emosional anak.
  • Meresepkan obat-obatan tertentu, seperti baclofen untuk melemaskan otot mulut yang kaku dan injeksi botox untuk mengurangi air liur serta mengencangkan otot.

 

Sumber: Healthdirect, Healthline

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer