Bola.com, Jakarta - Cerpen menjadi satu di antara materi yang dipelajari pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahkan, para siswa diberi tugas sekolah atau sekadar belajar menulis cerpen.
Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra populer yang biasanya mengisahkan suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama.
Advertisement
Dalam penyajiannya, jumlah kata pada cerpen dibatasi atau terbatas. Penulisan cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau batas panjang maksimal 20 halaman.
Pembatasan penulisan cerpen tersebut bertujuan agar pembaca bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 30 menit hingga dua jam.
Kisah yang diangkat dalam cerpen beragam jenis, dari fiksi hingga nonfiksi. Satu di antara tema yang menarik untuk penulisan cerpen yaitu Islami.
Sedang mencari cerpen bertemakan Islami sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasanmu?
Berikut ini lima contoh cerpen Islami yang memiliki kisah inspiratif, bahkan bisa memotivasimu, dikutip dari laman Tambahpinter dan Blogcerpenislami, Kamis (24/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Raja dan Orang Miskin
Suatu hari, seorang raja memutuskan untuk berkeliling negaranya. Setiap dia melewati tempat yang berbeda, semua orang akan bergegas menemuinya.
Namun, ketika raja melewati suatu tempat, dia melihat seorang laki-laki tua yang malang. Laki-laki tersebut tidak memperhatikan kedatangan raja dan tetap sibuk dengan aktivitasnya.
Raja kemudian mendatangi laki-laki itu dan bertanya mengapa dia tidak bergabung dengan orang-orang untuk menemuinya.
Laki-laki tua itu menjawab, "Sebelum kamu, ada raja lain yang pernah melewati tempat ini. Semua orang berkumpul untuk melihatnya juga".
Namun, beberapa hari kemudian dia meninggal dan dimakamkan di suatu tempat di dekatnya. Seorang pria malang juga meninggal selama waktu itu dan dimakamkan di dekat kuburan raja.”
"Setelah beberapa waktu, banjir besar melanda daerah itu menyebabkan kuburan-kuburan itu terbalik. Akibatnya, tulang-tulang orang malang itu bercampur dengan tulang-tulang raja. Kami tidak bisa membedakan antara mereka lebih lama lagi."
"Setelah melihat ini, tidak masalah lagi bagiku siapa raja dan siapa pengemis. Ujung-ujungnya, rumah kita juga akan sama saja.“, sambung laki-laki tua itu.
Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah ketika kita meninggal, kita semua akan terlihat sama di mata Allah Swt. tanpa jabatan, harta, atau segala hal lainnya yang kita miliki di dunia.
Advertisement
Kesabaran
Setiap orang mengalami cobaan, Allah tidak akan memberikan cobaan lebih besar dari kemampuan umat-Nya. Aku, Mirna, dan aku sedang dalam masa pencobaan yang besar dalam hidupku.
Tyan adalah orang yang meminangku dengan proses taaruf. Kami berkenalan dalam waktu tiga bulan dan merasa cocok. Kami hanya bertemu dua kali secara tatap wajah yaitu saat pertama bertukar CV dan saat acara lamaran.
Meski kami hanya bertemu dua kali tatap muka, kami cukup intens berhubungan melalui chat.
Dalam chat kami, aku melihat Tyan sebagai seorang yang mampu membimbingku menjadi seorang muslim yang baik. Umur kami juga terpaut lima tahun sehingga aku merasa sangat pas.
Namun, tiga hari sebelum hari pernikahan kami seorang wanita menghubungiku dan menyatakan bahwa Tyan adalah suaminya. Ia sudah punya dua orang anak dari Tyan. Hatiku bergejolak dan bingung.
Tentu saja, pertama aku tidak percaya mengenai kabar tersebut mengingat Tyan adalah seorang sosok yang baik dan muslim yang taat di mataku. Aku tidak mempedulikan pesan itu awalnya, tetapi wanita ini kemudian mengajak aku bertemu untuk menunjukkan bukti-bukti pernikahannya dan Tyan yang terjadi tiga tahun yang lalu.
Aku mencoba tenang dan menghubungi Tyan. Aku tetap yakin bahwa Tyan akan berkata jujur saat aku menanyakan perihal ini. Saat aku menanyakan pada Tyan, Tyan tidak membalas.
Berselang dua jam Tyan baru menghubungiku, ia langsung meneleponku dan mengajakku bertemu. Akhirnya Tyan sampai di rumahku dan mengajakku untuk pergi ke suatu tempat.
Di tempat tersebut sudah menunggu dua orang, pria dan wanita, yang usianya kira-kira sedikit lebih tua dari orang tuaku. Mereka ternyata adalah orang tua Nike, wanita yang mengaku sebagai istri dari Tyan.
Mereka menjelaskan bahwa Nike memang dahulu akan taaruf dengan Tyan, tapi ternyata Nike berubah pikiran dan menikah dengan pria lain.
Sayangnya pria yang dinikahi Nike ini bukan orang baik-baik dan meninggalkan Nike beserta dua anaknya tanpa kabar. Hal ini membuat Nike sedikit terganggu kejiwaannya.
Ayah Nike, beliau membawa surat kartu keluarga dan bukti lainnya yang membuat aku yakin bahwa Nike adalah anak mereka. Saat itu juga aku menangis haru. Lega sekaligus kasihan dengan kondisi Nike.
Pencuri yang Masuk Islam
Pencuri itu bernama Andre. Ia sudah merampok dan mencuri dari dua tahun yang lalu karena masalah ekonomi keluarganya.
Suatu hari, ia sudah mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan aksinya pada malam hari. Obeng, pisau, dan senjata lainnya untuk berjaga-jaga.
Berangkatlah ia dengan menggunakan sepeda motor. Ia mencari rumah-rumah yang mewah dan kosong. Hingga setelah satu jam mencari dan melihat kondisi, ia memutuskan untuk mencuri di sebuah rumah gedong bercat putih krem.
Andre memasuki rumah dari jalan belakang yang tidak terlihat CCTV, lantas menyusuri dapur dengan hati-hati. Ia pun lantas memasuki ruang tengah dan melihat kaligrafi bertuliskan Allah yang dipajang.
Kaligrafi tersebut sangat indah di mata Andre, ia belum pernah melihat lukisan yang begitu bercahaya dan sebagus itu. Beberapa menit, ia mulai lupa tujuannya datang kemari.
Sampai akhirnya ia menyadari bahwa ada seseorang di dekatnya yang ternyata tuan rumah. Dengan cepat Andre menodongkan pisau agar pemilik rumah tidak macam-macam.
"Jangan panggil polisi. Saya hanya ingin membelikan susu untuk anak saya!"
"Tenang tenang, ini ambilah uang ini, saya tidak akan memanggil siapa pun". Tuan rumah tersebut memberikannya uang sekitar Rp1.000.000.
Andre pun tertegun, ia bengong beberapa saat sambil perlahan menerima uang tersebut. Badannya mendadak lemas, lututnya tak mampu lagi menompang tubuhnya.
Ia berlutut sambil menangis. Lantas ia meminta kepada tuan rumah untuk menjadi muslim. Tuan rumah tersebut pun sangat senang mendengarnya. Ia langsung mempertemukan Andre dengan ulama keesokan harinya dan melakukan syahadat di masjid terdekat.
Setelah beberapa bulan Andre memeluk Islam, keuangannya membaik dan stabil. Ia pun mengembalikan uang Rp1.000.000 kepada si tuan rumah yang baik hati. Sungguh, hidayah selalu datang di mana saja dan kapan saja.
Advertisement
Hijabmu Jalan Kenikmatanmu
Perempuan berkerudung syar'i itu bernama Via. Sejak kecil dia sudah berada di keluarga yang agamis.
Tak pernah sekalipun ia keluar rumah tanpa memakai hijab. Namun, suatu waktu, ia merasa itu bukanlah dirinya sendiri. Diam-diam ia mengganti hijab syar'i-nya dengan hijab biasa seperti yang dikenakan orang-orang seusianya.
Apalagi, ketika ia berkuliah dan tinggal jauh dari rumah orang tuanya. Via yang tinggal di kosan pun merasa bebas.
Awal-awal memang ia tetap memakai jilbabnya meski tidak syar'i, tetapi seiring berjalannya waktu dan pergaulan di kota yang cukup liar, Via mencoba melepas hijabnya. Apalagi ketika ia mendapat pujian dari temannya kalau ia lebih cantik tanpa jilbab.
"Lo cantik deh Vi kalau nggak pakai kerudung," ujar satu di antara temannya.
Dari situlah sesuatu yang besar terjadi. Via yang dahulunya rajin beribadah, kini mulai bolong-bolong.
Ia pun mulai merasakan segala kemudahannya menjadi berkurang. Ia menjadi susah berkonsentrasi di kampus untuk belajar dan hanya untuk bersenang-senang.
Via juga merasa sering sakit karena mungkin sering main. Puncaknya ialah ketika ia pulang dari kampus dan ketika di jalan ia digoda oleh serombongan lelaki. Untungnya, ia bisa melarikan diri.
Akhirnya Via menyadari ada hal yang salah dari perilakunya. Hidupnya menjadi lebih buruk saat ia mulai melepas hijab.
Memang ia merasa senang dan bebas, tetapi sesungguhnya ia merasa tersiksa. Sejak saat itulah Via kembali bertobat dan memohon ampun.
"Ampuni aku Ya Allah... Engkaulah pemberi nikmat dan Maha Pengampun."
Benar saja, setelah sebulan ia kembali memakai hijab syar'i ia merasa kemudahan dan kenikmatan selalu mengiri langkahnya. Ia jua merasa lebih tenang karena tidak diganggu oleh orang-orang di jalanan saat ia tidak memakai hijab.
Kekuatan Istighfar
Suatu hari Imam Ahmed bin Hanbal, seorang ulama Islam yang terkenal dan seorang teolog terkenal, sedang bepergian dan mampir ke sebuah kota untuk salat.
Setelah salat, dia memutuskan untuk bermalam di halaman masjid karena tidak mengenal siapa pun di kota itu.
Namun, seorang penjaga masjid yang tidak mengenali dirinya menolak untuk menginzinkannya tinggal di masjid dan menyeret Imam Ahmed bin Hanbal untuk keluar dari masjid.
Melihat hal ini, seorang tukang roti merasa kasihan dengan Imam Ahmed bin Hanbal dan menawarkan dirinya untuk menjadi tuan rumah Imam Ahmed bin Hanbal malam itu.
Selama tinggal dengan tukang roti, Imam Ahmed bin Hanbal mengamati tukang roti yang terus melafalkan istighfar.
Imam Ahmed bin Hanbal kemudian bertanya pada tukang roti apakah mengucapkan istighfar secara terus-menerus berpengaruh dengan hidupnya.
Tukang roti menjawab dengan memberi tahu Imam Ahmed bin Hanbal bahwa Allah telah menerima semua permohonannya, kecuali satu, yaitu memberinya hak istimewa untuk bertemu dengan ulama terkenal Imam Ahmed bin Hanbal.
Mengetahui hal ini, Imam Ahmed bin Hanbal kemudian berkata bahwa Allah Swt., tidak hanya mendengarkan doa tukang roti tetapi juga telah membawa dirinya ke depan pintu rumah sang tukang roti.
Sumber: Tambahpinter, Blogcerpenislami
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement