Bola.com, Jakarta - Dinamisme adalah kepercayaan adanya kekuatan abstrak yang mendiami suatu objek.
Dinamisme bisa dikatakan sebagai satu di antara sistem kepercayaan yang telah berkembang di Indonesia sejak zaman Kuno, yaitu kepercayaan pada benda-benda ghaib memiliki kekuatan.
Baca Juga
Advertisement
Misalnya, pohon beringin yang besar, masyarakat zaman dulu yang menganut dinamisme percaya bahwa pohon tersebut yang berbeda dari pohon-pohon yang lain.
Mereka menyakini pohon tersebut memiliki kekuatan gaib yang bisa menolong kehidupan mereka.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang sistem kepercayaan dinamisme, dilansir dari lamanĀ Dosensejarah, Jumat (25/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sistem Kepercayaan Dinamisme
Sistem kepercayaan dinamisme atau kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang menempati tempat-tempat tertentu telah dianut sejak dulu oleh manusia purba yang ada di Indonesia, sebelum masuknya Hindu Buddha.
Istilah dinamisme berasal dari bahasa Yunani Kuno, "dunamos", atau dalam bahasa Inggris, "dynamic", yang artinya kekuatan, kekuasaan dan daya sehingga dinamisme dapat diartikan sebagai paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) memiliki kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci.
Benda suci tersebut memiliki sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga bisa memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya.
Bagi manusia yang mempunyai benda yang diyakini berkekuataan gaib dan dianggap suci ini akan dapat dianggap memiliki keunggulan ataupun keburukan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut bisa dikatakan bahwa dinamisme lahir dari kesadaran akan kelemahan manusia yang kemudian membutuhkan objek lainnya untuk menguatkannya. Benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib dan dianggap suci tersebut dinamakan fetisyen, yang artinya benda sihir.
Contoh benda-benda yang dinggap suci ini misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, cincin, kalung dan sebagainya yang dapat membawa pengaruh baik bagi masyarakat, misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya.
Advertisement
Contoh Dinamisme di Indonesia
Suku Lore
Apabila kita berkunjung ke ke Sulawesi Tengah, kita akan menemukan banyak peninggalan dalam arti sejarah, misalnya pembuatan patung (arca), seni lukis, alat pembuat perunggu, dan seni tari yang dikaitkan dengan acara ritual pemujaan arwah.
Satu di antara suku yang masih menganut kepercayaan dinamisme, yaitu suku Lore yang terletak di Lore Utara.
Di wilayah ini, kita akan menemukan lukisan kepala manusia, buaya, dan lain-lain yang menunjukkan berkembangnya kepercayaan dinamisme. Selain itu, kita akan menemukan patung-patung nenek moyang yang sengaja dibangun untuk pemujaan.
Suku Sumba
Suku Sumba terletak di Wilayah Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur. Satu di antara kepercayaan yang dimiliki oleh Suku Suba yaitu Marapu. Kepercayaan ini menganggap bahwa ada setengah leluhur dan setengah dewa yang masih hidup pada masyarakat Sumba asli.
Dalam kepercayaan Marapu ini, kuda dianggap hewan yang sakral.
Bahkan setelah perang terjadi, semua orang akan lebih memilih untuk mendoakan kuda daripada orang yang menungganginya. Mereka menganggap kalau sang penunggang boleh saja meninggal, tetapi kuda harus tetap hidup sebab hal itu sebagai penanda dan simbol suku tersebut.
Bukan hanya dijadikan alat transportasi, kuda juga dijadikan sebagai persembahan untuk mengantarkan roh dalam upacara kematian serta dijadikan mahar perkawinan.
Suku Buru
Suku Buru merupakan kelompok etnis yang sebagian besar tinggal di Pulau Buru, serta di beberapa Kepulauan Maluku lainnya. Sejak dulu kala mereka sudah memiliki kepercayaan dinamisme, tak heran mereka masih mempertahankan kepercayaan tersebut hingga saat ini.
Sebagian dari suku ini masih mempercayai pemujaan terhadap benda-benda dan roh. Mereka mempunyai dewa tertinggi yaitu Opo Hebe Snulat dan utusannya yaitu Nabiat.
Contoh Dinamisme di Indonesia
Ā
Suku Jawa
Kejawen merupakan sebuah kepercayaan sejak dulu yang dipercaya suku Jawa dan bangsa lainnya. Hingga saat ini, masih banyak masyarakatnya yang menjalankan tradisi. Adapun Kejawen mempunyai beberapa ritual seperti nyadran, mitoni, tedhak siten, dan wetonan.
Satu di antara kepercayaan dinamisme yang masih dilakukan oleh suku Jawa yaitu wetonan yang mirip seperti ulang tahun. Biasanya wetonan dilakukan sesuai dengan penanggalan kalender Jawa.
Percaya atau tidak, menurut suku Jawa apabila melakukan sebuah acara yang tidak sesuai dengan penanggalan tersebut maka hal buruk bisa saja terjadi.
Suku Kaharingan
Suku yang terdapat di Dayak kebanyakan tidak mempunyai agama ataupun menyembah Tuhan. Mereka lebih percaya pada suatu benda yang mempunyai roh. Hal ini bisa dilihat dari satu di antara suku yang ada di Dayak yaitu suku Kaharingan.
Suku Kaharipan percaya bahwa dalam setiap benda di alam ini seperti pohon, sungai, dan batu dihuni oleh makhluk halus dan roh. Mereka juga menganggap burung Enggang sebagai hewan keramat.
Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya tari Enggang yang dianggap sebagai cara untuk dapat berkomunikasi dengan roh nenek moyang.
Ā
Sumber:Ā Dosensejarah
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement