Bola.com, Jakarta - Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan.
Menuruti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni tari adalah aliran seni mengenai gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya).
Advertisement
Menari menjadi satu di antara jenis aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan tubuh. Dengan menari, tubuh akan bergerak lebih aktif dan mendorong sistem peredaran darah lebih lancar.
Selain untuk kesehatan fisik, menari ternyata bermanfaat bagi psikis seseorang. Ada tari-tarian yang memiliki manfaat bagus bagi kesehatan mental.
Berikut macam-macam jenis tari yang baik untuk kesehatan mental, disadur dari Klikdokter, Senin (28/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis Tari yang Baik untuk Kesehatan Mental
1. Free-Flowing Dance
Menurut peneltian UCLA Health yang diterbitkan dalam Complementary Therapies in Clinical Practice edisi Agustus 2021, tarian bebas (free-flow) menghadirkan manfaat positif untuk kesehatan mental para peserta.
Hasil ini dilihat dari survei pada 1.000 penari di seluruh dunia yang mengalami depresi, kecemasan, dan riwayat trauma.
Lalu, sebagain besar penari mengatakan, latihan tari dapat meningkatkan suasana hati. Banyak juga yang melaporkan bahwa menari bisa memberikan kepercayaan diri yang lebih dan kasih sayang.
2. Tari dengan Koreografi
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Frontiers in Aging Neuroscience (2017), para peneliti membandingkan efek dari berjalan, peregangan, dan menari pada fungsi otak yang menua. Hasilnya, menari memiliki efek positif yang menonjol.
Pada penelitian, direkrut sukarelawan berusia 60-an dan 70-an dengan otak yang sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif. Para peneliti secara acak menempatkan peserta dalam tiga kelompok.
Satu kelompok diminta berjalan, yang kedua melakukan peregangan dan latihan keseimbangan, serta kelompok terakhir belajar tarian country. Koreografi tarian dibuat lebih menantang dari waktu ke waktu.
Para peserta melakukan kegiatan yang diminta selama satu jam sehari, tiga kali seminggu. Setelah jangka waktu enam bulan, otak para peserta dipindai ulang dan dibandingkan dengan saat mereka memulai latihan.
Agnieszka Burzynska, penulis utama dari studi tersebut, menemukan hanya satu kelompok yang menunjukkan peningkatan positif, yaitu para penari country.
Para peserta yang belajar tarian country memiliki white matter (bagian putih otak) yang lebih padat di bagian otak yang memproses memori. White matter biasanya mengalami kerusakan seiring bertambahnya usia. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kognitif.
Menari dapat melindungi otak dari degenerasi saraf akibat penuaan.
Advertisement
Jenis Tari yang Baik untuk Kesehatan Mental
3. Tarian Tersinkronasi
Tarian sinkronasi menyamakan gerakan dengan musik. Dalam penelitian yang dipublikasikan National Library of Medicine, Amerika Serikata, melakukan tarian sinkronasi dengan orang lain dapat menciptakan kedekatan satu sama lain dan menjalin persahabatan.
Tarian ini juga dapat meningkatkan ketahanan terhadap rasa sakit.
Contohnya, saat kamu menyinkronkan gerakan dengan peserta Zumba atau flash mob, kamu sedang melakukan suatu bentuk tarian kolektif dengan musik. Ini bagus untuk menumbuhkan kedekatan dengan orang lain.
4. Terapi Menari
Menurut American Dance Therapy Association (ADTA), terapi menari merupakan gerakan psikoterapeutik untuk meningkatkan integrasi emosional, sosial, kognitif, dan fisik seorang individu. Tujuannya, untuk meningkatkan kesehatan keseluruhan.
Sebuah studi dalam jurnal Frontiers in Psychology (2019) meneliti efek gerakan dan tarian pada hasil psikologis yang berhubungan dengan kesehatan.
Hasilnya, gerakan dan tarian dapat meningkatkan kualitas hidup dan keterampilan interpersonal. Aktivitas tersebut juga sekaligus mengurangi depresi dan kecemasan.
Â
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 6/12/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.