Bola.com, Jakarta - Teks cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Teks cerita sejarah berbeda dengan teks sejarah.
Teks cerita sejarah disajikan secara kronologis berupa urutan peristiwa, berupa recon, menggunakan konjungsi temporal, berupa fakta dan memiliki struktur orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi.
Baca Juga
Advertisement
Teks sejarah bukanlah cerita imajinasi, tapi dapat disampaikan melalui gaya penulisan prosa nonfiksi. Teks cerita sejarah berisi gambaran tentang kehidupan, perjuangan, peristiwa atau hal lain yang pernah terjadi.
Jadi, pembaca seperti hidup pada zaman yang ada pada cerita sejarah tersebut. Selain itu, banyak juga nilai-nilai yang dapat kita ambil setelah membaca teks cerita sejarah.
Teks cerita sejarah terbagi menjadi beberapa macam, satu di antaranya adalah teks cerita sejarah pribadi. Teks cerita sejarah pribadi adalah jenis teks yang berisi pengalaman seseorang di masa lampau.
Berikut ini contoh teks cerita sejarah pribadi yang bisa dipahami, dilansir dari Gmc.sch.id, Senin (28/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi
Saya Adam Nur Alam, biasa dipanggil Adam. Saya lahir dan besar di kota pelajar, Yogyakarta.
Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara yang lahir pada 2 April 1991, saya “dipaksa” untuk berjuang agar bisa sekolah dan menyelesaikan pendidikan hingga lulus sekolah menengah.
Pada1997 adalah tahun yang tidak akan pernah terlupakan. Kakak saya yang tertua berlari-lari mengajak saya ke satu di antara TK di desa yang lokasinya cukup jauh.
Saya ingat betul bahwa hari itu adalah batas akhir pendaftaran masuk TK.
Sambil mengusap keringat, kakak menyodorkan amplop warna coklat sambil sesekali memohon keringanan pada bapak tua berseragam cokelat yang saya ketahui sebagai kepala sekolah.
Saya yang tidak tahu apa-apa hanya pasrah. Setelah proses negosiasi selesai, kakak mendekati saya sambil tersenyum dan mengatakan bahwa saya sudah bisa masuk TK.
Rasa bahagia tidak terkira memenuhi rongga dada. Saya tidak menyangka bahwa anak miskin seperti saya yang sehari-hari makan nasi serta garam bisa mengenyam bangku sekolah.
Kehidupan studi saya berjalan lancar. Setiap hal yang berkaitan dengan kebutuhan sekolah pasti dipenuhi oleh kakak sekalipun harus berutang.
Saya memanfaatkan fasilitas yang diberikan kakak untuk belajar sebaik mungkin.
Saat SD, saya memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan di bidang matematika, mata pelajaran favorit saya. Siang malam saya berlatih agar bisa menjadi juara dan mendapatkan uang.
Para guru pun mulai melirik potensi yang saya miliki. Mereka semakin sering mengikutkan saya pada ajang perlombaan di tingkat kabupaten, bahkan nasional. Hasilnya pun tidak pernah mengecewakan.
Mungkin itulah yang membuat saya dapat diterima di SMP tanpa tes dengan mudah. Rasa bangga diterima di salah satu SMP favorit kabupaten membuat saya semakin giat belajar.
Selama menempuh studi di sana pun saya selalu mendapatkan peringkat pertama. Setelah menyelesaikan studi di SMP, saya meneruskan pendidikan di SMA dengan beasiswa dari pemerintah kabupaten.
Prestasi saya selama di SMA juga tidak jauh berbeda dengan prestasi saat berada di SMP. Sama-sama membanggakan.
Advertisement
Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi
Namaku Rangga, aku sangat suka menghabiskan waktuku bersama keluargaku, apalagi saat libur akhir pekan. Ayah dan ibuku memiliki 3 orang anak. Kakakku bernama Satria, 3 tahun lebih tua dariku. Sementara adikku bernama San San, 2 tahun lebih muda dariku. Biasanya saat akhir pekan kami menghabiskan waktu dengan bermain ke rumah nenek di desa, tapi tidak dengan akhir pekan dua minggu yang lalu.
Tidak seperti biasanya, di akhir pekan saat itu ayah dan ibu mengagendakan kami sekeluarga untuk beres-beres rumah dan area. Biasanya aku sangat gembira ketika akhir pekan karena bisa main di desa ke rumah Nenek, tetapi saat itu cukup menjengkelkan karena harus membersihkan seisi rumah dan sekitarnya. Kata ibuku, sudah lama kami sekeluarga tidak gotong royong membersihkan rumah.
Perbedaannya denganku, kakakku yang biasanya malas diajak ke rumah nenek justru saat itu sangat bersemangat karena harus bersih-bersih rumah. Pasalnya, Kak Satria sangat suka dengan kondisi rumah dan lingkungan yang bersih, dia juga hobi beres-beres. Sementara adikku, San San, anaknya cukup malas karena yang ia tahu hanya makan dan main saja.
Supaya pekerjaan rumah lekas selesai, kala itu ibuku langsung membagi tugas untuk setiap anggota keluarga. Ibu bertugas untuk membereskan ruang depan, ruang tengah, dan dapur, sementara ayah bertugas membereskan bagian pekarangan dan kebun bersamaku, karena cukup luas dan kotor.
Kak Satria kebagian untuk menguras bak, membersihkan kamar mandi, dan menata gudang. Sedangkan San San ditugaskan untuk menyapu dan membersihkan rumput di halaman depan rumah. Untuk kamar, dibersihkan oleh masing-masing penghuninya.
Setelah setiap tugas dibagikan kepada kami, kami langsung bergegas untuk beres-beres. Sambil menggerutu aku pun langsung mengambil sapu dan menyapu bagian pekarangan rumah. Karena ayah melihat mukaku yang cemberut dan ditekuk, ayah berkata bahwa jika melakukan sesuatu harus didasari dengan rasa ikhlas dan gembira. Namun aku tetap kesal karena di hari libur itu aku gagal pergi ke rumah nenek. Aku pun tetap melanjutkan pekerjaanku supaya cepat beres.
Dari kebun samping rumah, aku tidak melihat San San menyapu atau membersihkan rumput halaman. Aku justru melihat adikku sedang bermain ponsel di halaman rumah tanpa diketahui ibu. Aku pun semakin kesal kemudian melaporkannya ke ibu supaya San San bergegas mengerjakan tugasnya. Setelah ibu memarahinya, barulah ia mau beres-beres kembali.
Saat itu tidak terasa sudah mulai menjelang siang. Kondisi rumah dan area sekitar rumah pun sudah terlihat lebih bersih dan beres sehingga lebih enak dipandang.
Ibu kemudian memanggil kami semua untuk masuk rumah dan segera bersih-bersih badan. Lalu, kami makan siang bersama setelah kelelahan beres-beres dari pagi hingga siang hari. Saat itu, aku memohon kepada ayah dan ibu supaya kami sekeluarga tetap pergi ke rumah nenek di desa sebagai upah karena aku sudah ikut gotong royong bekerja sama merapikan rumah dan sekitarnya.
Sore harinya, ibu dan ayah mengajak kami sekeluarga untuk pergi ke desa. Aku pun sangat senang karena akhirnya rasa lelah ku terbayarkan juga. Meskipun Kak Satria awalnya tidak ingin ikut ke rumah nenek, akhirnya dia tetap ikut juga. Ibu berkata bahwa pekerjaan jika dikerjakan bersama tentu akan lebih ringan, dan jika bepergian dilakukan bersama juga akan lebih menyenangkan. Akhirnya aku tetap bisa menikmati akhir pekanku saat itu dengan perasaan yang gembira.
Meskipun tidak seperti akhir pekan sebelumnya, tetapi saat itu aku tetap merasa bahagia. Selain karena aku tetap bisa bermain ke rumah nenek, aku juga bisa membantu ibu membereskan rumah dengan bergotong-royong bersama kedua orang tua dan saudara-saudaraku. Meskipun itu adalah hal yang sederhana tetapi jika dilakukan bersama dengan keluarga akan jadi hal yang istimewa.
Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi
Muhammad Mulkan Fauzi atau biasa dipanggil Mulkan oleh orang-orang disekitarnya memiliki hobi membaca buku dan bermain futsal. Ia lahir di kota Semarang pada tanggal 30 Oktober 1997 dari pasangan Rahmat Kartoso dan Linda Kusumaningtyas. Mulkan memiliki seorang kakak bernama Lusi Apriani yang sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya di Solo. Ia juga memiliki sepasang adik kembar perempuan bernama Sifa dan Isfi yang baru berusia 5 tahun.
Ia pertama kali masuk sekolah di tahun 2003 – 2009 di SDN Budi Mulya. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN 4 Karang Naga dari tahun 2010-2013. Kemudian melanjutkan sekolah lagi ke SMAN Tarakan 12 Semarang. di SMA ini dia mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Paskibra dan juga aktif dalam organisasi OSIS. Bahkan ia pun sempat menjabat sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya.
Pemuda berwajah tampan ini adalah anggota tim futsal SMAN 12 Tarakan dan beberapa kali menjuarai kejuaraan futsal baik itu kejuaraan antar sekolah maupun umum. Diantaranya: Juara III Piala Walikota Semarang 2015, juara III futsal Hardiknas Cup 2015, juara pertama Kilimanjaro Cup 2016 dan lain sebagainya.
Dia memiliki cita-cita dalam beberapa tahun mendatang dapat bergabung dengan Tim Nasional futsal Indonesia dan membawa harum nama Bangsa di Asia dan Dunia. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini juga memiliki cita-cita untuk memberangkatkan Haji kedua orang tuanya yang sudah merawatnya sejak kecil di kemudian hari.
Advertisement
Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi
Halo Namaku Fariz, saat ini umurku 19 tahun. Dari sejak aku masih kecil, aku sangat suka dengan melukis, maka dari itu aku memiliki cita-cita sebagai seorang pelukis. Saat aku masih berusia 7 tahun, orang tuaku membelikanku satu set alat untuk melukis. Orang tuaku membelikan alat lukis sebagai hadiah karena aku telah berhasil masuk peringkat satu.
Ayahku merupakan seorang pelukis, sehingga yang mengajariku melukis adalah ayahku. Hampir setiap kali ayah memiliki waktu luang, dia menyempatkan waktunya untuk mengajariku cara melukis yang baik dan benar.
Saat aku masih duduk di bangku SD, aku pernah mengikuti lomba melukis tingkat provinsi sebagai perwakilan untuk sekolahku. Itulah kali pertama aku memenangkan lomba melukis. Saat itu aku menang juara satu dan sejak saat itulah kecintaanku terhadap melukis semakin dalam.
Hingga saat ini, aku masih sering ditunjuk menjadi perwakilan sekolah untuk lomba melukis. Bakat yang aku miliki ini, ingin aku terus kembangkan, hingga aku berhasil menjadi salah satu pelukis profesional di dunia.
Sumber: gmc.sch.id
Baca artikel seputar contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.