Bola.com, Jakarta - Puisi rakyat adalah warisan bangsa berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.
Ada pula jenis puisi rakyat berupa mantra, bidal, pepatah, hingga seloka. Dengan kata lain, puisi rakyat merupakan karya sastra tradisional yang diwariskan secara turun temurun.
Baca Juga
Advertisement
Maka itu, puisi rakyat sebagai karya sastra lama berbeda dengan karya sastra populer.
Melalui kesustraan lama, kamu bisa memahami lebih jauh warisan budaya dari para nenek moyang.
Agar lebih jelas, berikut macam-macam jenis puisi rakyat beserta contohnya, dilansir dari laman 99, Kamis (31/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Puisi Rakyat: Pantun
1. Air surut memungut bayam
Sayur diisi ke dalam kantung
Jangan diikuti tabiat ayam
Bertelur sebiji riuh sekampung.
2. Ikan nila dimakan berangberang
Katak hijau melompat ke kiri
Jika berada di rantau orang
Baik-baik membawa diri.
3. Jalan-jalan ke Kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun.
4. Daun pisang berdaun lebar
Bolehlah untuk dipetik nanti
Hidup penuh coba haruslah sabar
Hadiah surge kelak kan menanti.
Advertisement
Contoh Puisi Rakyat: Gurindam
1. Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
2. Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
3. Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
4. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
5. Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah darinya beberapa anak panah.
6. Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala
7. Jika tak ingin sesat dunia akhirat
Maka cepat bertaubat sebelum terlambat
Namun siapa yang bertaubat sebelum kiamat
Maka dia yang akan selamat
Contoh Puisi Rakyat: Syair
Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Sumber: 99
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement