Bola.com, Jakarta - Dalam menyusuri peristiwa, kisah, dan seni dalam sejarah, perlu memahami pengertian sejarah terlebih dahulu. Lantas, apa pengertian dari sejarah?
Sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Sejarah yang terjadi sering berkaitan dengan perkembangan peradaban manusia.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai makhluk yang hidupnya dinamis, manusia akan menciptakan sejarah sendiri. Sejarah yang diciptakan tersebut kemudian bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa datang.
Di sisi lain, sejarah meliputi sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai fakta dan peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai seni. Pada artikel ini akan dibahas pengertian sejarah sebagai ilmu.
Mungkin belum banyak yang tahu pengertian sejarah sebagai ilmu. Apa itu sejarah sebagai ilmu?
Berikut ini pengertian sejarah sebagai ilmu dan ciri-cirinya, yang perlu diketahui, dilansir dari Modul Sejarah Paket C Setara SMA/MA terbitan Kemdikbud, Kamis (31/8/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu dapat kita lihat dari berbagai ciri. Pertama, sejarah merupakan ilmu empiris. Sejarah tergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman manusia tersebut terekam baik dalam bentuk artefak-artefak maupun dokumen-dokumen. Artefak-artefak dan dokumen-dokumen yang merupakan data tersebut diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta.
Fakta-fakta tersebut diinterpretasi/ditafsirkan. Berdasarkan dari interpretasi atas fakta-fakta tersebut dibuat dalam bentuk tulisan sejarah, misalnya Bung Karno dan Bung Hatta membacakan Proklamasi sebagai data, dan kita menafsirkannya menjadi fakta di mana Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Berikutnya adalah sejarah memiliki objek. Sejarah biasanya dimasukkan ke ilmu tentang manusia (humaniora) karena selain objek yang diteliti adalah manusia, khususnya perubahan atau perkembangan manusia pada masa lalu, metodologi yang digunakan juga berbeda dengan ilmu lain, misalnya antropologi.
Apabila antropologi membahas manusia pada masa sekarang maka sejarah berkisah tentang manusia pada masa lalu. Misalnya masuknya Islam di Indonesia apakah pada abad ke-8 atau ke-13, seharusnya tidak menjadi persoalan bagi sejarawan asalkan penjelasannya dapat diterima.
Advertisement
Pengertian Sejarah sebagai Ilmu
Ciri lain adalah sejarah mempunyai generalisasi. Generalisasi dari bahasa Latin, "generalis", yang berarti umum. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari pengamatan yang dilakukan.
Contoh generalisasi dalam sejarah adalah Revolusi Industri menciptakan suatu kebutuhan akan sumber-sumber bahan mentah, pasar-pasar baru, dan tempat-tempat penanaman modal yang membawa persaingan di antara bangsa-bangsa untuk mendapatkan koloni-koloni.
Lalu, sejarah mempunyai metode. Metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know). Metode sejarah ialah bagaimana mengetahui sejarah.
Seorang sejarawan yang ingin mengetahui, misalnya sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia akan menempuh secara sistematis prosedur penelitian dengan menggunakan teknik-teknik tertentu pengumpulan bahan-bahan sejarah, baik dari arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan, maupun wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah itu, atau dari orang terdekat dengan tokoh-tokoh itu.
Satu di antara ciri penting suatu ilmu adalah teori. Teori dalam sejarah pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu keberadaan kolektif, untuk merekonstruksi suatu perangkat kepercayaan menurut suatu analisis karakter kolektif, untuk menguji kebenaran dan ketepatan (verifikasi), penjelasan (eksplanasi) suatu peristiwa kolektif.
Teori adalah sangat esensial dalam kajian tentang segala (fenomena) pada masa lalu maupun masa sekarang yang tidak terbuka untuk diamati secara langsung. Fenomena kolektif itu misalnya lembaga-lembaga, kelompok-kelompok, peristiwa-peristiwa kolektif.
Ciri-Ciri Sejarah sebagai Ilmu
Bersifat Empiris
Sejarah sebagai ilmu didasarkan pada pengalaman nyata yang terjadi di masa lalu, bukan pada khayalan atau spekulasi semata.
Pengalaman nyata tersebut harus bisa dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan sumber-sumber sejarah yang otentik dan valid.
Memiliki objek
Sejarah sebagai ilmu memiliki bahan kajian yang jelas dan spesifik, yaitu peristiwa-peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia dan masyarakat.
Objek sejarah dapat dibagi menjadi beberapa ruang lingkup, seperti sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah sosial, sejarah budaya, sejarah alam, dan sebagainya.
Memiliki teori
Sejarah sebagai ilmu memiliki kerangka berpikir atau konsep-konsep yang digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena sejarah.
Teori sejarah dapat bersifat umum atau khusus. Teori umum adalah teori yang berlaku untuk semua peristiwa sejarah, seperti teori evolusi, teori konflik, teori siklus, dan lain-lain.
Teori khusus adalah teori yang berlaku untuk peristiwa sejarah tertentu, seperti teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia, teori masuknya Islam ke Indonesia, teori Out of Taiwan, dan lain-lain.
Memiliki metode ilmiah
Sejarah sebagai ilmu memiliki langkah-langkah sistematik dan rasional dalam melakukan penelitian sejarah.
Metode ilmiah dalam sejarah meliputi heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah), kritik (penilaian keotentikan dan kredibilitas sumber-sumber sejarah), interpretasi (penyusunan fakta-fakta sejarah), dan historiografi (penulisan hasil penelitian sejarah).
Memiliki sifat generalisasi
Sejarah sebagai ilmu berusaha untuk menemukan pola-pola atau hukum-hukum umum yang berlaku dalam peristiwa-peristiwa sejarah.
Sifat generalisasi ini bertujuan untuk memberikan makna atau pelajaran dari sejarah, serta untuk meramalkan atau memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement