Sukses


Pengertian Sejarah sebagai Seni beserta Contohnya

Bola.com, Jakarta - Sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa lalu. Jadi, sejarah berkaitan erat dengan waktu dan peristiwa.

Sejarah berasal dari bahasa Arab, "syajaratun", yang berarti pohon. Di sini, pohon diartikan pohon keluarga yang bermakna asal-usul atau silsilah, adanya suatu kejadian, perkembangan tentang sebuah peristiwa secara berkesinambungan.

Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, ada tiga pengertian sejarah. Pertama, sejarah adalah asal-usul, keturunan, atau silsilah.

Pengertian kedua dari sejarah ialah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo.

Pengertian terakhir dari sejarah menurut KBBI adalah pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang telah lampau.

Ruang lingkup sejarah terbagi menjadi empat bagian. Sejarah itu bisa menjadi ilmu, peristiwa, kisah, dan seni. Pada artikel ini akan dibahas pengertian sejarah sebagai seni.

Berikut ini penjelasan tentang pengertian sejarah sebagai seni yang perlu diketahui dan dipahami, dilansir dari Modul Sejarah Paket C Setara SMA/MA terbitan Kemdikbud, Jumat (1/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Pengertian Sejarah sebagai Seni

Menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah karena memerlukan imajinasi dan seni. Dalam seni dibutuhkan intuisi, emosi, dan gaya bahasa.

Sejarah dapat juga dilihat sebagai seni. Seperti halnya seni, sejarah membutuhkan intuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa.

Intuisi dibutuhkan sejarawan terutama yang berkaitan dengan pemahaman langsung selama penelitian. Setiap langkah yang harus dikerjakan oleh sejarawan memerlukan kepandaian dalam memutuskan apa yang harus dilakukan.

Demikian halnya ketika harus menggambarkan suatu peristiwa atau berupa deskripsi, sejarawan sering tidak sanggup melanjutkan tulisannya.

Dalam keadaan seperti itu, sebenarnya yang diperlukan adalah intuisi. Kendati mengandalkan intuisi, sejarawan harus tetap berdasarkan data yang dimilikinya.

Sejarawan juga membutuhkan imajinasi, misalnya membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, pada suatu periode yang ditelitinya.

Imajinasi yang digunakan tentunya bukanlah imajinasi liar melainkan berdasarkan keterangan atau data yang mendukung. Misalnya seorang sejarawan akan menulis priyayi awal abad ke-20. Ia harus memiliki gambaran, mungkin priyayi itu anak cucu kaum bangsawan atau raja yang turun statusnya karena sebab-sebab alamiah atau politis.

3 dari 5 halaman

Pengertian Sejarah sebagai Seni

Imajinasi seorang sejarawan juga harus jalan jika ia ingin memahami perlawanan Sultan Palembang yang berada di luar ibu kota pada abad ke-19. Sejarawan dituntut untuk dapat membayangkan sungai dan hutan yang mungkin jadi tempat baik untuk bersembunyi.

Demikian halnya dengan emosi. Dalam penulisan sejarah terdapat pula keterlibatan emosi. Di sini penulis sejarah perlu memiliki empati yang menyatukan dirinya dengan objek yang diteliti.

Pada penulisan sejarah zaman romantik yaitu pada akhir abad ke18 dan awal abad ke-19, sejarah dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya, menulis sejarah disamakan dengan menulis sastra, artinya menulis sejarah harus dengan keterlibatan emosional.

Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah gaya bahasa. Dalam penulisan sejarah, sejarawan harus menggunakan gaya bahasa yang tidak berbelit-belit, tidak berbunga-bunga, tidak membosankan, komunikatif, dan mudah dipahami.

Dalam penulisan sejarah harus berusaha memberikan informasi yang lengkap dan jelas, serta menghindari subjektivitas dan mengedepankan objektivitas berdasarkan penggunaan metode penelitian yang tepat.

Namun, sejarah sebagai seni memiliki beberapa kekurangan yaitu sejarah sebagai seni akan kehilangan ketepatan dan objektivitasnya. Alasannya, seni merupakan hasil imajinasi. Sementara, ketepatan dan objektivitas merupakan hal yang diperlukan dalam penulisan sejarah.

Ketepatan berarti adanya kesesuaian antara fakta dan penulisan sejarah. Sedangkan objektivitas berarti tidak ada pandangan yang individual.

4 dari 5 halaman

Contoh Sejarah sebagai Seni

Berikut ini beberapa contoh bidang-bidang seni yang dapat menjadi objek penelitian dan penulisan sejarah:

Tarian Tradisional

Tarian tradisional adalah satu di antara bentuk seni pertunjukan yang menggabungkan gerak tubuh, musik, kostum, dan aksesori untuk menyampaikan cerita atau pesan tertentu.

Tarian tradisional biasanya berkaitan dengan budaya, adat istiadat, agama, atau kepercayaan masyarakat setempat. Contoh tarian tradisional adalah tari Saman dari Aceh, tari Pendet dari Bali, dan tari Jaipong dari Jawa Barat.

Seni Patung

Seni patung adalah satu di antara bentuk seni rupa yang menciptakan karya tiga dimensi dengan menggunakan bahan-bahan seperti tanah liat, batu, kayu, logam, atau plastik.

Seni patung biasanya menggambarkan sosok manusia, binatang, atau benda-benda lain yang memiliki makna simbolis atau estetis.

Contoh seni patung adalah patung Buddha dari Borobudur, patung Liberty dari Amerika Serikat, dan patung Garuda Wisnu Kencana dari Bali.

5 dari 5 halaman

Contoh Sejarah sebagai Seni

Seni Pahat

Seni pahat adalah satu di antara bentuk seni rupa yang menciptakan karya dua dimensi dengan menggunakan teknik mengukir atau memahat pada permukaan bahan seperti batu, kayu, logam, atau kaca.

Seni pahat biasanya menggambarkan motif-motif geometris, flora, fauna, atau kaligrafi yang memiliki nilai artistik atau religius. Contoh seni pahat adalah relief Candi Prambanan, ukiran Toraja, dan kaligrafi Masjid Istiqlal.

Seni Arsitektur

Seni arsitektur adalah satu di antara bentuk seni rupa yang menciptakan karya bangunan atau struktur dengan menggunakan prinsip-prinsip desain, teknik, dan fungsi.

Seni arsitektur biasanya berkaitan dengan kebutuhan, selera, dan identitas masyarakat penggunanya. Contoh seni arsitektur adalah rumah adat Minangkabau, Candi Borobudur, dan gedung Monas.

Pakaian Adat

Pakaian adat adalah satu di antara bentuk seni busana yang menggambarkan ciri khas dan karakteristik suatu daerah atau suku bangsa.

Pakaian adat biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti kain tenun, batik, songket, atau ikat. Pakaian adat juga dilengkapi dengan aksesori seperti perhiasan, topi, atau selendang.

Contoh pakaian adat adalah baju kurung dari Sumatra Barat, kebaya dari Jawa Tengah, dan udeng dari Bali.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar sejarah lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer