Bola.com, Jakarta - Proses melahirkan merupakan momen yang tidak mudah untuk setiap ibu. Tak jarang beberapa ibu mengalami perubahan psikologis secara drastis sehingga mengidap baby blues syndrome.
Baby blues syndrome adalah gangguan kesehatan mental yang dirasakan ibu setelah melahirkan.
Baca Juga
Advertisement
Baby blues juga bisa dipahami sebagai suatu sindrom gangguan ringan yang sering muncul pada minggu pertama setelah persalinan.
Gangguan tersebut bisa berkelanjutan dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan. Kondisi ini sering kali menyebabkan ibu merasa lebih emosional dan sensitif, seperti sedih secara berlebihan, gundah, marah, dan menangis.
Baby blues syndrome dapat hilang dengan sendirinya, tanpa perawatan khusus, intervensi atau pengobatan, tetapi kondisi ini tidak dapat diabaikan begitu saja.
Apabila kondisi tersebut tak kunjung membaik setelah dua minggu maka ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter terkait.
Jika tidak segera ditangani, tidak hanya bisa berdampak negatif pada ibu, tetapi juga bayi yang baru lahir.
Agar kamu lebih jelas, berikut ini rangkuman mengenai baby blues syndrome yang penting diketahui, terutama bagi ibu setelah melahirkan, dikutip dari laman kemkes.go.id dan Pregnancybirthbaby, Selasa (5/9/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Baby Blues Syndrome
1. Sulit Beradaptasi
Penyebab pertama baby blues syndrome adalah kesulitan beradaptasi dengan kehidupan sebelum dan sesudah menjadi ibu. Menjadi seorang ibu, tentu saja terdapat tanggung jawab besar yang harus diemban.
Tak jarang ibu merasa kelelahan untuk mengurus kebutuhan buah hati sendirian, terlebih lagi jika ini adalah pengalaman baru. Itulah mengapa peran keluarga sangat dibutuhkan untuk mencegah ibu mengalami baby blues syndrome.
2. Perubahan Hormon
Ibu akan mengalami perubahan kadar hormon yang cukup drastis setelah melahirkan. Selama fase ini, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh menurun drastis sehingga memicu perubahan suasana hati serta perasaan lelah dan tertekan.
3. Kurang Istirahat
Siklus tidur bayi baru lahir yang tidak teratur sering kali menyebabkan ibu terbangun di malam hari. Hal ini secara langsung akan mengurangi waktu tidur ibu.
Kurangnya waktu tidur disertai kesibukan untuk mengurus buah hati dapat membuat ibu kelelahan sehingga memicu terjadinya gejala baby blues syndrome.
4. Memiliki Riwayat Gangguan Mental
Wanita dengan riwayat gangguan kesehatan mental lebih berisiko mengalami baby blues syndrome. Terutama jika ibu memiliki riwayat gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan cemas, atau bipolar.
Advertisement
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Baby Blues Syndrome
Faktor risiko tertentu dikaitkan dengan reaksi yang lebih intens terhadap baby blues syndrome. Adapun sejumlah faktor risiko baby blues syndrome meliputi:
- Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
- Rendah diri.
- Tidak memiliki pasangan.
- Merasa kecewa atau tidak puas dengan pasangannya.
- Takut melahirkan.
- Melahirkan secara caesar, mengalami persalinan berisiko, atau komplikasi pasca persalinan.
- Mengalami kecemasan dan stres saat lahir.
- Melahirkan bayi pertama.
- Riwayat depresi atau kecemasan.
- Kurangnya dukungan sosial.
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu.
- Masalah tidur.
- Usia ibu yang lebih muda.
Gejala Baby Blues Syndrome
1. Mudah Marah dan Tersinggung
Gejala utama sekaligus yang paling mudah terlihat dari baby blues syndrome adalah mudah marah dan tersinggung. Pengidap baby blues syndrome sering kali merasa tersinggung dengan perkataan orang lain, meski sebenarnya orang tersebut bermaksud baik.
Baby blues syndrome juga dapat membuat ibu merasa kesal dan marah terhadap bayinya ketika rewel.
2. Mood Swings dan Tidak Sabaran
Sebagian besar pengidap baby blues syndrome akan mengalami perubahan suasana hati. Gejala ini biasanya muncul pada minggu pertama setelah persalinan, tetapi bisa juga terjadi beberapa minggu kemudian.
Di samping itu, gejala lain baby blues syndrome adalah ibu menjadi tidak sabaran. Mereka akan merasa apa yang dilakukan oleh orang lain menjadi lambat dan tidak sesuai dengan keinginan.
3. Menangis Tanpa Alasan yang Jelas
Gejala yang paling sering dialami oleh pengidap baby blues syndrome adalah sering menangis tanpa alasan yang jelas. Biasanya ibu akan menangis secara tiba-tiba dan merasa cemas secara berlebihan terhadap sesuatu.
4. Mudah Merasa Lelah
Gejala selanjutnya dari baby blues syndrome adalah mudah merasa lelah dan tidak bertenaga. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh tenaga yang banyak terkuras saat proses melahirkan, ditambah dengan jam tidur yang tidak menentu.
5. Nafsu Makan Menurun
Ibu yang baru melahirkan biasanya memiliki nafsu makan yang tinggi, terlebih jika sembari memberikan ASI eksklusif. Sebaliknya, pengidap baby blues syndrome sering kali merasa tidak bersemangat dan tidak nafsu makan.
Advertisement
Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome
- Menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga dan makan makanan sehat.
- Meminta dukungan dari pasangan dan keluarga dalam merawat bayi.
- Terbuka pada pasangan dan keluarga, beri tahu bila ada hal yang mengarah ke gejala baby blues syndrome.
- Berbagi tugas dengan pasangan dalam mengerjakan urusan rumah tangga dan merawat bayi.
- Manfaatkan waktu luang dengan beristirahat.
- Berjalan-jalan mencari udara segar.
- Mempraktikkan mindfulness untuk menenangkan pikiran, misalnya lewat yoga atau meditasi.
- Mengikuti terapi.
Sumber: kemkes.go.id, Pregnancybirthbaby
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.