Sukses


Macam-Macam Agen Sosialisasi beserta Prosesnya

Bola.com, Jakarta - Sosialisasi adalah proses adaptasi individu dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Melalui sosialisasi, seseorang akan mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.

Seperti diketahui, manusia adalah makhluk sosial yang menghabiskan kehidupan dengan cara berinteraksi dengan individu lain. Itulah mengapa, sosialisasi merupakan bagian penting dari perkembangan sosial dan psikologis seseorang.

Sosialisasi juga dapat dikatakan sebagai proses seumur hidup yang berkaitan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma sosial yang ada atau berlaku di masyarakat agar dapat diterima kelompoknya.

Sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai individu termasuk orang tua, guru, teman sebaya, maupun saudara kandung. Sosialisasi tersebut bisa dilakukan lewat sekolah, televisi, internet, ataupun media sosial.

Sosialisasi terjadi di sepanjang perjalanan hidup. Interaksi sosial meliputi perpindahan individu dari satu tempat ke tempat yang lain, peran dalam hidup mereka mulai lulus sekolah, memperoleh pekerjaan menikah, memiliki anak, hingga pensiun.

Untuk mewujudkan sosialisasi diperlukan agen sosialiasi. Ada beberapa macam agen sosialiasi yang ada di masyarakat. Apa saja agen sosialisasi?

Berikut ini macam-macam agen sosialisasi beserta penjelasannya yang perlu diketahui, dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII terbitan Kemdikbud, Kamis (7/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Agen Sosialisasi

Keluarga

Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan terpenting. Agen sosialisasi keluarga terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan sistem kekerabatan (extended family).

Keluarga inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung maupun angkat yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi.

Keluarga termasuk kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi dalam mengawasi anggota keluarganya. Sosialisasi dalam keluarga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian anak.

Sekolah

Individu dihadapkan pada berbagai pengalaman berbeda di sekolah. Mereka berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, kelas sosial, ras, etnis, dan kebudayaan.

Sosialisasi di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang. Agen sosialisasi sekolah merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.

3 dari 5 halaman

Agen Sosialisasi

Kelompok Sepermainan

Sosialisasi juga terjadi di antara kelompok sepermainan, baik teman sebaya maupun tidak sebaya.

Kelompok sepermainan dapat memengaruhi kebiasaan belajar, selera musik, sudut pandang, dan bahkan gaya berpakaian. Agen sosialisasi kelompok sepermainan merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.

Media Massa

Media massa adalah sarana komunikasi satu arah ke masyarakat luas. Informasi yang disampaikan melalui media dapat menyebar secara cepat dan luas ke seluruh lapisan dan golongan masyarakat.

Jenis media massa dapat berupa televisi, surat kabar, majalah, film, radio, dan media sosial digital lainnya.

Individu akan dihadapkan pada berbagai perilaku, ide, kepercayaan, dan nilai melalui media. Agen sosialisasi media massa merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.

4 dari 5 halaman

Proses Sosialisasi

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget, proses sosialisasi menekankan pada kemampuan anak untuk memahami dunia.

Piaget menjelaskan adanya perbedaan tahap anak-anak dalam belajar untuk berpikir tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Tahapan tersebut di antaranya adalah:

Sensorimotor (0-2 tahun)

Sensorimotor merupakan tahap pertama bayi belajar terutama dengan menyentuh benda, memanipulasinya, dan secara fisik menjelajahi lingkungannya.

Pencapaian utama pada tahap ini adalah pemahamananak bahwa lingkungannya memiliki sifat yang berbeda dan stabil.

Pra-operasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah menguasai bahasa dan menggunakan kata-kata untuk merepresentasikan objek dan gambar secara simbolis. Anak-anak berbicara bersama, tetapi tidak dengan satu sama lain dalam arti yang sama seperti orang dewasa.

5 dari 5 halaman

Proses Sosialisasi

Operasional konkret (7-11 tahun)

Pada fase ini, anak-anak telah memahami pengertian logis seperti hubungan sebab dan akibat. Seorang anak pada tahap perkembangan ini akan mengenali alasan yang salah dan mampu melaksanakan operasi hitungan matematika sederhana (mengalikan, membagi, dan mengurangi).

Operasional formal (11-15 tahun)

Tahap ini merupakan tahap remaja. Selama masa remaja, anak yang beranjak dewasa lebih mampu memahami ide-ide yang sangat rumit.

Ketika dihadapkan pada suatu masalah, anak-anak pada tahap ini mampu meninjau semua cara yang mungkin untuk dilakukan dan melaluinya secara teoritis untuk mencapai solusi.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer