Sukses


5 Contoh Puisi Satire yang Menarik Dibaca

Bola.com, Jakarta - Puisi satire biasa digunakan mengkritik. Tak heran banyak penyair yang membuat puisi ini untuk menyindir pemerintah.

Hal ini senada dengan definisi puisi satireyaitu puisi yang berisi sindiran halus atau kritik kepaa penguasa atau orang yang memiliki kedudukan.

Adapun definisi lain puisi satire ialah satu di antara jenis puisi yang bersifat menyindir atau mengkritikan atas sebuah fenomena yang terjadi.

Sering kali, puisi jenis tersebut disampaikan dengan kata-kata yang penuh ironi, sarkasme, dan sedikit parodi di dalamnya.

Unsur parodi pada puisi satire bisa muncul secara tak langsung atau tersirat dan ada yang memang sengaja dituangkan oleh si penulis.    

Seiring perkembangan zaman, puisi satire tidak hanya menyindir pemerintah. Terkadang digunakan untuk menyindir perilaku orang lain atau atau pihak tertentu.

Berikut lima contoh puisi satire yang menarik dibaca, dikutip dari laman Borneosembilandua dan Pantuncinta2000, Senin (11/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Teman

Kau teman yang setia

Selalu berbagi suka dan duka

Bagaikan satu hati dua raga

Selalu bersama ke mana-mana

 

Apa yang kupunya milikmu juga

Hingga segalanya engkau bawa

Tanpa pernah permisi lagi

Engkau bawa lalu pergi.

3 dari 6 halaman

Syair Orang Lapar

Lapar menyerang desaku

Kentang dipanggang kemarau

Surat orang kampungku

Kuguratkan kertas

 

Risau

Lapar lautan pidato

Ranah dipanggang kemarau

Ketika berduyun mengemis

Ke sinikan hatimu

Kuiris

Lapar di Gunungkidul

Mayat dipanggang kemarau

Berjajar masuk kubur

Kau ulang jua

Kalau.

4 dari 6 halaman

Indonesia yang Kaya

Indonesia negeri yang kaya

Bertumpuk-tumpuk hutangnya

Emas minyak dijual

Tapi untungnya entah ke mana

 

Gunung-gunung dihabiskan

Pasirnya dijual

Ikan di laut dikuras

Tapi untuk orang asing.

5 dari 6 halaman

Satu Jam bersama Rakyat

Berkacamatalah dengan pantatku

Namaku bukan untukmu

Tempatkanlah

Di sisi mana

 

Cari sendiri, kau bukan binatang

Tak perlu di atur seperti binatang

Cumi–cumi jalan miring

Kau lebih pandai dari cumi–cumi

Jalanmu lurus tapi berbau busuk

Lidahmu mengambang

Di lalap api kebohongan

 

Aku berdiri di sini

Menyaksikan dengan rakyat

Betapa indahnya tenggorokanmu

Berbicara tentang kebohongan

Perutmu pun ikut bicara

Penamu pun ikut bicara

Jarimu pun ikut bergerak

Kakimu pun menyertainya

 

Mata telinga mu pun jadi saksi

Mulutmu tidak bisa diam

Hambir sama dengan ketutku

Berbau busuk

 

Pantatku lebih indah dari mulutmu

Aku berdiri

 

Menyaksikan kepahitan rakyat

Aku pun tidak bisa berbuat apa–apa

Kalian lebih tau dari pada aku

Ini suara kami

 

Meraung–raung

Tidak seperti kalian menjilat–jilat

Pantatku yang menjijikkan

Semoga kalian mendengar

Tak mengurusi perut kalian lagi.

6 dari 6 halaman

Otak Sudah ke Dengkul

Jika tiba-tiba kami melawan

Itu karena lapar telah dibangunkan

Dan perut kami yang lengket

Menagih waktu untuk cerewet

 

Jika mendadak kami protes

Itu karena minum tinggal setetes

Dan kantong kami yang kempes

Tak kuat lagi membeli segelas es

 

Jika kami serentak berdemo

Itu karena mata bosan melongo

Dan tampang kami yang bego

Ingin juga berlagak sontoloyo

 

Jika kami bersegera kumpul

Itu karena otak sudah ke dengkul

Dan logika kami yang tumpul

Tidak mau lagi dipaksa mandul.

 

Sumber: Borneosembilandua, Pantuncinta2000

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer