Sukses


4 Penyebab Konflik dalam Kehidupan Sehari-hari

Bola.com, Jakarta - Sebagai makhluk sosial, manusia akan melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Saat berinteraksi tersebut, terkadang bisa menimbulkan suatu konflik. Apa itu konflik?

Konflik adalah situasi di mana dua atau lebih individu, kelompok, atau entitas memiliki perbedaan atau ketaksepakatan. Perbedaan tersebut terkadang bisa mengakibatkan ketegangan, persaingan, hingga pertikaian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, pengertian dari konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan.

Konflik dapat muncul dalam berbagai konteks, termasuk hubungan interpersonal, organisasi, politik, sosial, atau internasional. Apa yang menyebabkan suatu hal memicu konflik?

Konflik dapat timbul dari perbedaan pendapat, nilai, tujuan, sumber daya, atau kepentingan antara pihak-pihak yang terlibat. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya di bawah ini.

Berikut ini penyebab konflik dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dipahami, dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VIII terbitan Kemdikbud, Senin (18/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Konflik

1. Perbedaan Individu

Manusia adalah individu yang unik. Banyak perbedaan yang tidak terlihat dari tiap individu seperti cara pandang, cara berpikir, dan lainnya. Sebab, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

Sebagai contoh dalam pembelajaran beberapa peserta didik menyukai pembelajaran berkelompok, tetapi peserta didik lain lebih senang ketika belajar individual.

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda dapat menjadi sumbu konflik sosial. Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria baik dan buruk suatu kebudayaan tidak dapat dilihat dari sudut yang sama.

Beberapa orang menganggap budaya satu lebih unggul daripada budaya yang lain sehingga dapat menyebabkan gesekan dan konflik.

3. Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. Tiap orang memiliki perasaan dan pemikiran yang berbeda-beda.

Masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

4. Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat

Perubahan yang terjadi sangat cepat dapat menjadi konflik. Sebagai contohnya, kawasan pedesaan yang berubah menjadi kawasan industrial. Maka, akan terjadi berbagai perubahan besar karena masyarakat di sekitarnya tidak siap menerima perubahan.

3 dari 4 halaman

Dampak Konflik Sosial

Meningkatkan Solidaritas Anggota Kelompok

Perlawanan yang dilakukan untuk meraih kemerdekaan tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan pemerintah kolonial.

Dampak positif terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok (in­group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok

Konflik yang terjadi antarindividu atau kelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen.

Kamu mungkin pernah konflik dengan temanmu yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik. Namun, karena kemudian saling menyadari kesalahan, kamu akhirnya saling memaafkan.

Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu

Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.

Rusaknya Harta Benda dan bahkan Hilangnya Nyawa Manusia

Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.

Terjadinya Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang Terlibat Pertikaian

Adanya konflik dapat menyebabkan suatu pihak menjadi dominan dan menghalakan segala cara. Namun, ada beberapa akomodasi yang dilakukan sebagai bentuk penyelesaian konflik yang meningkatkan solidaritas dan mengesampingkan konflik yang terjadi.

4 dari 4 halaman

Penanganan Konflik Sosial

Ada lima cara yang biasa digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.

1. Menghindar

Beberapa orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik. Hal ini mungkin disebabkan bahwa dia tidak yakin akan menang. Dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain.

Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

2. Memaksakan Kehendak

Ada individu atau kelompok yang memandang pendapat atau idenya paling benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Dia atau mereka berusaha menguasai lawan dan memaksa mereka agar menerima penyelesaian yang diinginkan. Kepentingan pribadinya dianggap paling penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting.

3. Menyesuaikan Keinginan Orang Lain

Beberapa individu ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmonis). Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

4. Tawar-menawar

Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuan nya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.

5. Kolaborasi

Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.

 

Sumber: Kemdikbud

Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer