Sukses


Macam-Macam Dampak Sleep Apnea bagi Kepribadian dan Interaksi Sosial

Bola.com, Jakarta - Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.

Pengidap sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur.

Satu di antara efek yang ditimbulkan sleep apnea adalah perasaan lelah yang konstan. Hal ini terjadi karena gangguan tidur tersebut membuat penderitanya sering terbangun akibat napas yang hilang-timbul ketika tidur.

Dengan begitu, kualitas tidur pun menjadi buruk. Apabila terus dibiarkan, kondisi tersebut akan mengakibatkan kelelahan parah dan penurunan produktivitas.

Berikut macam-macam dampak sleep apnea pada kepribadian dan interaksi sosial, disadur dari Klikdokter, Rabu (27/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Dampak Sleep Apnea

1. Berkaitan dengan Peningkatan Kecemasan

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa sleep apnea dan kecemasan terjadi bersamaan pada sejumlah besar pasien. Para peneliti memiliki alasan untuk percaya bahwa kedua kondisi tersebut berkaitan satu sama lain.

Sabrina Romanoff, PsyD, psikolog klinis dan profesor di Yeshiva University, New York City, mengatakan bahwa satu di antara alasannya berhubungan dengan alat yang biasa digunakan penderita gangguan tidur apnea, yaitu mesin CPAP (continuous positive airway pressure).

Tanpa menggunakan mesin itu, penderita selalu merasa cemas dengan apa yang akan terjadi saat ia tidur. Ternyata, penggunaan mesin CPAP juga tidak mengurangi kecemasan tersebut.

Romanoff menyampaikan bahwa penderita justru merasa lebih cemas ketika menggantungkan hidupnya pada sebuah mesin. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk berhenti menggunakan CPAP yang justru makin berdampak buruk pada kesehatan mentalnya.

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan oleh The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa pasien sleep apnea yang berhenti menggunakan CPAP mengalami peningkatan kadar kortisol (hormon stres) bersamaan dengan keparahan gangguan tidurnya.

Peningkatan kortisol berkaitan dengan stres berkepanjangan yang berkembang menjadi gangguan kecemasan. Oleh sebab itu, penghentian terapi dengan CPAP, sebaiknya juga dibarengi dengan peralihan ke jenis perawatan lain yang lebih tepat dan minim stres.

3 dari 3 halaman

Dampak Sleep Apnea

2. Membuat Mood Tidak Stabil

Orang dengan gangguan tidur sleep apnea memiliki kualitas tidur yang tidak baik. Ini akhirnya membuat pengidapnya merasa kelelahan dan menimbulkan stres sehingga pada pagi harinya membuat ia memiliki mood yang tidak stabil.

Suasana hati yang tidak stabil pada akhirnya akan ditunjukkan penderita ke dalam perilaku bersosialnya. Ia menjadi lebih mudah marah, jauh lebih lebih sensitif secara emosional, atau selalu merasa lelah dan tidak bergairah untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Memengaruhi Hubungan dengan Pasangan

Diungkapkan oleh Romanoff, orang dengan sleep apnea biasanya mengalami ketegangan dalam hubungan mereka yang disebabkan oleh prosedur tidur yang mengganggu. Ketegangan tersebut kemudian menyebabkan:

  • Berkurangnya komunikasi
  • Berkurangnya keintiman
  • Lebih sering memicu konflik

Romanoff juga menambahkan bahwa beberapa orang dengan gangguan tidur ini memilih untuk tidur terpisah dengan pasangan. Alasan utamanya adalah supaya tidak mengganggu satu sama lain ketika sedang tidur. Namun, kondisi itulah yang lalu mengurangi keintiman dan ikatan antarpasangan.

Agar hubunganmu dengan pasangan bisa tetap intim dan harmonis, jangan mengabaikan gangguan sleep apnea. Berkonsultasilah dengan psikolog untuk mendapat opsi perawatan yang tepat.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 30/1/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer