Sukses


Sejarah Maulid Nabi Muhammad beserta Keutamaannya

Bola.com, Jakarta - Maulid Nabi adalah suatu perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Kata "maulid" berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti lahir.

Nabi Muhammad saw. lahir pada 12 Rabiul Awal.

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad saw wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi saw. juga dilakukan dengan berbagai cara dan ekspresi. Dalam masyarakat Jawa, Maulid Nabi dirayakan dengan membaca manakib Nabi saw.

Selesai itu, biasanya masyarakat menyantap makanan bersama-sama yang disediakan secara gotong royong oleh warga.

Sekadar mengingatkan kembali serta agar makin mengena dalam merayakannya, kamu bisa mencermati kembali sejarah Maulid Nabi.

Berikut sejarah Maulid Nabi Muhammad saw. beserta keutamaannya, dilansir dari an-nur.ac.id dan baznas.go.id, Selasa (26/9/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sejarah Awal Maulid Nabi Muhammad saw

Ada beragam versi mengenai awal mula peringatan Maulid Nabi saw. Sebagian berpendapat, peringatan tersebut dilakukan kali pertama pada saat dinasti Fatimiyah berkuasa. Namun, ada pula yang berpendapat dimulai sejak masa Salahudin Al-Ayyubi.

Satu di antara pendapat disampaikan oleh Ahmad Tsauri dalam buku "Sejarah Maulid Nabi". Menurutnya, perayaan maulid Nabi saw. sudah dilakukan masyarakat muslim sejak tahun kedua Hijriah.

Catatan tersebut merujuk pada kitab "Wafa'ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa" karangan Nuruddin Ali.

Disebutkan, Khaizuran atau Jurasyiyah binti 'Atha (170 H/786 M) yang merupakan istri Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas juga ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah.

Khaizuran memerintahkan agar penduduk Madinah mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran kemudian pergi ke Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi saw. di rumah-rumah.

Lantaran pengaruhnya yang besar itu, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat muslim Arab untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan Nabi saw. dapat terus menginspirasi umat Islam.

Sebagian besar ulama meyakini, Nabi Muhammad saw. dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awwal, Tahun Gajah (570 M). Maka, setiap tanggal tersebut diperingati dengan Maulid Nabi saw.

3 dari 3 halaman

Keutamaan Maulid Nabi

Ungkapan Kecintaan kepada Nabi Muhammad

Peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.

فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨

Dalam hadis di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori, dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab, paman nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia, Abu Lahab pun memerdekakan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih.

Karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba.

Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau

Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad. Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan, satu di antaranya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Kecintaan kepada Nabi harus berada di atas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan kecintaan diri sendiri.

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين.

Artinya:

"Tidak sempurna iman satu di antara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhori Muslim)

Mendapatkan Rahmat Allah Swt.

Mendapatkan rahmat Allah berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid, dan orang yang saleh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:

من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة.

Artinya:

"Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan Maulid Nabi maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga."

Sedangkan Imam Syafi’i Rohimahullah berkata:

من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ، ويكون في جنات النعيم.

Artinya:

"Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya Maulid Nabi, Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan dia akan dimasukkan ke syurga na'im."

 

Sumber: an-nur.ac.id, baznas.go.id

Yuk, baca artikel islami lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer