Bola.com, Jakarta - Saat ini hampir semua orang telah bersinggungan dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi adalah pertukaran informasi, gagasan, atau pesan antara orang-orang dengan tujuan untuk berkomunikasi, berbagi informasi, atau mencapai pemahaman bersama.
Baca Juga
Advertisement
Semenjak ditemukannya alat komunikasi, alat komunikasi terus mengalami perkembangan. Alat komunikasi adalah alat atau media yang digunakan untuk memfasilitasi proses komunikasi antara individu atau kelompok.
Berdasarkan waktunya, media komunikasi dibedakan menjadi alat kumunikasi masa lalu (kuno) dan alat komunikasi modern. Jadi, alat komunikasi sudah ada sejak dulu.
Namun, alat komunikasi pada zaman dahulu masih tradisional. Alat komunikasi tradisional pada masa kuno tersebut jangkauannya tidak terlalu luas, serta dibatasi oleh ruang dan waktu.
Berikut ini contoh alat komunikasi tradisional pada masa kuno yang perlu diketahui, dilansir dari Buku Prakarya Kelas VIII SMP/MTs terbitan Kemdikbud, Senin (2/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Alat Komunikasi Tradisional
Kentongan
Kentongan digunakan di Indonesia sudah sejak lama. Alat ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak, Surakarta, Gowa Tallo, dan Yogyakarta.
Kentongan berfungsi untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa telah atau akan terjadi sesuatu. Tanda atau kode yang digunakan berbeda-beda. Kentongan besar biasa disebut bedug.
Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kurang lebih 1 meter.
Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang.
Apabila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat dan bernada khas. Bunyi yang ditimbulkan dapat terdengar sampai jarak yang jauh.
Advertisement
Contoh Alat Komunikasi Tradisional
Daun Lontar
Pada zaman yang sedikit lebih maju, manusia sudah mulai memakai bahasa tulisan sebagai media komunikasi. Kegiatan surat-menyurat di Indonesia telah dimulai sejak masa Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram.
Pada waktu itu surat-menyurat hanya terbatas antarkerajaan. Media yang digunakan untuk menulis surat adalah daun lontar. Selain itu, ada juga yang menggunakan kayu, bambu, tulang binatang, rotan, dan lempengan batu yang dikenal dengan nama prasasti.
Daun lontar sebagai bahan naskah dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia banyak ditemukan naskah lontar, di antaranya dari Jawa, Sunda, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan.
Di Sulawesi Selatan, lontar dikenal dengan sebutan lontara. Bentuk lontara agak berbeda dengan lontar dari Jawa dan Bali. Lontar di Sulawesi Selatan disambung-sambung sampai panjang dan digulung menyerupai sebuah kaset.
Contoh Alat Komunikasi Tradisional
Lonceng
Lonceng atau genta adalah suatu peralatan sederhana yang digunakan untuk menciptakan bunyi. Bentuk lonceng biasanya menyerupai sebuah tabung dengan satu di antara sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul.
Alat untuk memukul dapat berupa kayu atau besi. Lonceng pada umumnya dibuat dari logam. Lonceng juga banyak digunakan dalam peribadatan beberapa agama di dunia sebagai penanda waktu ibadah atau beberapa ritual.
Seiring berkembangnya teknologi komunikasi, pada masa modern ini lonceng sudah jarang digunakan. Meski demikian, ada beberapa tempat masih tetap menggunakannya untuk keperluan umum.
Contohnya masih ada beberapa sekolah yang menggunakan lonceng sebagai tanda pergantian jam pelajaran, jam istirahat, jam masuk kelas, dan juga untuk pengumuman.
Advertisement
Contoh Alat Komunikasi Tradisional
Burung Merpati
Merpati pos adalah adalah burung merpati yang dilatih untuk mengantarkan surat atau pesan. Merpati merupakan satu di antara jenis burung yang cukup pintar, memiliki daya ingat yang kuat, kemampuan navigasi, dan memiliki naluri alamiah yang dapat kembali ke sarang, meski sudah pergi dengan jarak jauh dan waktu yang lama.
Dengan sifat-sifat tersebut surat yang dibawa merpati pos pasti sampai di tujuan atau sangat kecil kemungkinan surat tersebut nyasar.
Merpati pos diberi makanan khusus berupa campuran kalium karbonat dan minyak ikan. Campuran tersebut berguna sebagai vitamin yang dapat membuat merpati menjadi kuat dan lebih mudah dilatih.
Di Indonesia, rata-rata merpati pos merupakan hasil perkawinan silang antara ras Yansson dan Delbar dari Belgia dengan ras unggulan lainnya.
Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan.
Contoh Alat Komunikasi Tradisional
Trompet dari Tanduk Hewan
Dahulu bunyi terompet digunakan sebagai alat komunikasi untuk menandai dimulai atau berakhirnya kegiatan-kegiatan tertentu. Trompet juga digunakan saat perang untuk menandai perintah dan pergerakan pasukan.
Trompet Keong
Trompet keong sejak dahulu telah dijadikan sebagian penanda perkumpulan atau terjadinya suatu peristiwa agar dapat berkumpul. Hingga saat ini, trompet keong masih digunakan dalam acara adat, terutama di daerah pesisir.
Asap
Secara umum, sinyal asap digunakan untuk mengirimkan berita, sinyal bahaya, sebagai tanda darurat atau mengumpulkan orang banyak ke suatu tempat.
Alat komunikasi ini biasa digunakan untuk mengirimkan suatu pesan rahasia kepada teman ataupun lawan.
Serat Papyrus
Serat papyrus digunakan pada 500 SM di daerah Sungai Nil sebagai media menyampaikan informasi. Serat ini dibuat dari serat pohon papyrus.
Piktografi
Piktografi digunakan pada 3000 SM di Sumeria. Piktografi berupa simbolsimbol yang apabila disusun bisa menjadi kata/kalimat/bahasa yang memiliki makna tertentu.
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement