Bola.com, Jakarta - Duck Syndrome adalah kondisi tubuh seseorang saat pura-pura tenang, meski sedang menanggung banyak beban. Duck syndrome adalah istilah yang digunakan di Stanford University, Amerika Serikat
Duck Syndrome berasal dari analogi bebek yang berenang di air. Jika diamati, bagian atas tubuh bebek tampak tenang, tetapi jika melihat ke bawah, kita bisa menemukan kaki bebek sedang bergerak cepat dan berusaha agar bisa terus mengambang di permukaan air.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi bagian atas bebek di atas air bisa dikaitkan dengan keadaan seseorang yang tampak terlihat tenang dan kalem. Sedangkan kondisi kaki bebek yang bergerak tanpa henti, membawa arti seseorang sedang berjuang membawa beban dan rasa kecemasan yang besar.
Agar lebih paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang Duck Syndrome, disadur dari Klikdokter, Jumat (6/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemicu Duck Syndrome
Sindrom bebek ini mulanya identik terjadi pada anak kuliahan. Saat masih SMA, mereka yang sering menjadi juara akan belajar sampai rela begadang, mengerjakan banyak PR, atau bahkan ikut berbagai macam les agar tetap jadi nomor satu.
Kondisi ini bisa di lain sisi, dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan kebiasaan tidak sehat.
Ketika masuk kuliah, dia harus bersaing dengan lebih banyak orang. Ini dapat membuat mereka merasa kesulitan. Mereka tidak mau gambaran orang pintar, keren, atau sukses kepada dirinya pudar, atau mudahnya, mereka tidak mau dikatakan gagal.
Alhasil, penderita duck syndrome ini berusaha menutupi struggle, kecemasan, kesulitan, serta kewalahannya dalam menghadapi kehidupan. Untuk itu, ia berupaya tetap tenang sembari berusaha mati-matian hingga sukses yang diimpikan dapat diraih.
Tak hanya pada pelajar, sindrom ini kerap terjadi pula pada orang dewasa yang sedang merintis karier.
Ibarat kata, sudah capek belajar belasan tahun dari SD sampai kuliah, sudah usaha ini itu, sudah berhasil kerja di perusahaan top, masak hidupnya masih kelihatan susah begitu-begitu saja?
Belum lagi dengan adanya media sosial yang kini seakan berlomba menampilkan kesan sukses yang mentereng dari setiap orang.
Bagi orang yang sedang berjuang keras dan melihat hal tersebut, tak dimungkiri dapat membuat mereka berpura-pura bahwa hidupnya juga seakan sedang baik-baik saja.
Advertisement
Cara Mengatasi Duck Syndrome
Untuk mengatasi duck syndrome disarankan agar agar penderita maupun diri sendiri untuk berpikir realistis. Coba pahami bahwa sebelum mengharapkan diri sebagai sosok yang ideal, sesuaikan dulu dengan kemampuan yang kita miliki, jangan sampai ada gap besar.
Hidup bukan melulu tentang jadi orang berhasil. Sebab sejatinya, kesuksesan itu butuh waktu. Terkadang gagal perlu terjadi agar kita bisa merasakan arti hidup yang sebenarnya sebagai manusia.
Tidak perlu juga berlomba kesuksesan pada orang lain. Risikonya, perasaan cemas melanda, hidup pun jadi tak tenang.
Â
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 28/8/2020)
Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.