Sukses


5 Tingkat Gejala Hoarding Disorder yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Hoarding disorder adalah kondisi mental yang ditandai dengan perilaku menimbun barang-barang secara berlebihan hingga batas yang tidak sehat. Kondisi ini dapat memengaruhi individu dari berbagai latar belakang dan usia, serta sering kali sulit untuk diidentifikasi.

Hoarding disorder bukan hanya sekadar kebiasaan menimbun barang-barang yang tidak perlu, itu adalah penyakit mental yang kompleks dengan akar yang dalam.

Gejalanya bisa sangat beragam, mulai kesulitan membuang sampah hingga kecenderungan untuk mengumpulkan barang-barang dengan obsesif. 

Gangguan ini dapat mengganggu kualitas hidup, hubungan sosial, serta aspek-aspek lain dari kehidupan sehari-hari. Hoarding disorder dapat mengisolasi individu dan menghambat kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia.

Beberapa hal dapat memengaruhi kondisi ini, seperti kenangan dan trauma, faktor genetik, atau sesederhana karena sayang.

Ada beberapa tingkatan gejala hoarding disorder yang mungkin perlu untuk diketahui.

Berikut lima tingkat gejala Hoarding disorder yang perlu diketahui, seperti disadur dari Liputan6, Jumat (6/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Tingkatan Gejala Hoarding Disorder yang Perlu Diketahui

Tingkat pertama

Tingkat pertama hoarding disorder merupakan tingkatan yang paling rendah. Pada tingkat ini, hanya akan ditemui beberapa penimbunan, seperti ruangan yang kacau dan berantakan, tetapi tidak bau.

Selain itu, penghuni juga masih memiliki akses, seperti pintu atau ruangan untuk beristirahat.

Penimbunan pada level ini memberikan beberapa gejala yang merupakan tanda bahwa seseorang bisa jadi merupakan pengidap hoarding disorder, tetapi hal itu tertutupi oleh kekacauan yang tingkatnya masih wajar.

Bedanya, pada tingkat ini penderita akan tetap merasa kesulitan untuk membuang benda-benda tersebut. Terkadang, mereka juga membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan secara berlebihan.

Tingkat kedua

Pada level ini, akses jalan dan ruangan sudah mulai terhalang oleh barang-barang yang ditimbun. Pada tingkat ini pula, beberapa barang elektronik, seperti mesin cuci, kompor, hingga pendingin ruangan, tidak berfungsi selama sekitar enam bulan.

Tak hanya barang yang menumpuk, sering kali jamur di kamar mandi dan dapur yang tak dibersihkan juga tak luput menjadi satu di antara gejalanya.

Tingkatan ini biasanya ditandai dengan bau dari hewan peliharaan yang tak diurus, limbah dan kotoran hewan yang berceceran, tempat sampah yang meluap, serta tempat makan yang kotor dan tak dibersihkan.

Pada level ini, hoarding disorder dapat menyebabkan anxiety atau kecemasan serta depresi. Gangguan mental yang menyertai hoarding disorder ini dapat menyebabkan penderita menarik diri dari pergaulan sosial.

3 dari 4 halaman

Tingkatan Gejala Hoarding Disorder yang Perlu Diketahui

Tingkat Ketiga

Pada tingkatan ketiga, kondisi rumah yang berantakan mulai dapat terlihat dari luar rumah. Beberapa kerusakan perabotan, jejak-jejak atau kotoran binatang pengerat, serta sarang laba-laba, juga menjadi satu di antara tanda bahwa hoarding disorder sudah mencapai tingkat ketiga.

Selain itu, akses jalan terhambat dan menjadi sempit karena dipenuhi oleh barang-barang. Tak jarang juga terdapat cairan atau zat berbahaya dalam jumlah kecil yang berceceran di lantai, penumpukan debu yang berlebih, kabel-kabel kusut, tumpukan baju, handuk, seprai, hingga kain sejenis yang kotor.

Selain itu, bau tidak sedap yang berasal dari tempat sampah yang penuh dan berceceran akan mulai mengganggu lingkungan dan masyarakat setempat.

Tingkat Keempat

Memasuki tingkat yang lebih memprihatinkan, pengidap hoarding disorder pada level ini akan mengakibatkan tempat tinggal yang dipenuhi jamur yang terlihat di seluruh bangunan. Selain itu, terdapat kerusakan struktural pada bangunan serta bau yang tidak sedap dan penumpukan kotoran.

Lantaran makin banyaknya barang dan sampah yang ditimbun, kamar tidur pun tidak dapat digunakan.

Beberapa karakteristik pada level ini, meliputi adanya bekas bungkus makanan yang sudah lama, tidak adanya peralatan makan bersih, serta tempat tidur tanpa seprai yang dipenuhi kutu, tungau, atau serangga lainnya.

Beberapa hewan lain juga akan ikut "tinggal" pada tahap ini, seperti laba-laba hingga hewan pengerat lainnya. Orang pada tingkatan ini memiliki masalah kebersihan yang buruk yang memungkinkan mereka tidak mandi selama berminggu-minggu.

Orang-orang ini juga sering kali memiliki kesehatan mental yang buruk dan memfokuskan energi emosional pada rencana muluk atau kenangan nostalgia.

4 dari 4 halaman

Tingkatan Gejala Hoarding Disorder yang Perlu Diketahui

Tingkatan Kelima

Pada tingkat akhir atau level paling parah, akan melibatkan kerusakan bangunan struktural yang cukup parah pada tempat tinggal. Dinding atau tembok yang rusak, tidak adanya listrik dan air, rawan kebakaran, serta terdapat hewan-hewan yang bukan hewan peliharaan berkeliaran secara bebas.

Karakteristik yang dapat ditemui pada level ini, meliputi kamar mandi dan dapur yang sangat berantakan, kotoran manusia yang terlihat jelas, hingga makanan busuk di mana-mana. Orang pada level ini juga membuang sampah mereka ke dalam botol atau wadah lain yang tersisa di rumah.

Individu pada tingkatan ini biasanya memiliki gejala depresi yang sangat jelas. Oleh sebab itu, gangguan menimbun atau hoarding disorder memang seharusnya mendapatkan perawatan dari ahlinya, seperti psikolog atau psikiater.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Switzy Sabandar. Editor: Ramdania. Published: 18/10/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer