Bola.com, Washington - Sejarah baru tercipta. Pebulutangkis muda Indonesia, Alwi Farhan, menyabet juara tunggal putra ajang BWF World Junior Championships 2023 atau Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2023, Senin (9/10/2023) pagi WIB.
Alwi Farhan menjadi pemain tunggal putra pertama Indonesia yang menjadi juara dunia junior.
Advertisement
Dalam laga final yang berlangsung di The Podium Arena, Spokane, Washington, AS, Alwi yang menjadi unggulan keempat tampil apik. Dia memiliki rasa percaya diri tinggi dan mental pantang menyerah. Berkali-kali tertinggal, Alwi bisa bangkit dan menjadi kampiun setelah menggusur unggulan ketiga asal China, Hu Zhe An, dengan skor 21-19, 19-21, 21-14 dalam laga selama 65 menit.
Ketika shuttlecock pengembalian Hu Zhe An jatuh keluar lapangan, akhirnya memastikan Alwi sebagai juara. Alwi mengakhiri dahaga lama dan menjadi wakil tunggal putra Indonesia pertama sebagai kampiun Kejuaraan Dunia Junior sejak ajang ini resmi digelar BWF pada 1992.
"Alhamdulillah dan bersyukur saya bisa menang. Saya tidak menyangka bisa sampai di sini. Tahun lalu pun saya tahu betapa berat perjuangannya tampil di Kejuaraan Dunia Junior. Kemenangan ini tak lepas berkat dukungan dan doa orangtua, keluarga, pelatih, rekan, dan team support hingga akhirnya saya bisa jadi juara seperti saat ini," kata Alwi Farhan kepada Tim Humas dan Media PBSI.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kunci Kemenangan
Pada gim pertama, Alwi sempat tertinggal jauh, 7-15. Namun, pelan tapi pasti dia pantang menyerah dan bisa mengejar hingga menyamakan skor menjadi 18-18. Ia malah menutup gim pembuka dengan kemenangan 21-19.
Di gim kedua, lagi-lagi Alwi sempat tertinggal jauh 3-13. Namun, lagi-lagi dia bisa menyamakan skor menjadi 15-15. Bahkan sempat unggul 19-17. Sayang, Alwi malah kurang tenang dan gim kedua justru diraih lawan yang merebut empat poin beruntun. Alwi kalah 19-21.
Di gim ketiga, Alwi langsung in dan tidak mau kehilangan momentum. Dia terus memimpin hingga 9-3. Meski lawan sempat mengejar hingga 9-7, Alwi akhirnya bisa unggul 11-7 hingga interval gim ketiga. Setelah itu, dia pun bisa menjaga fokus dan terus memegang kendali permainan hingga akhirnya memastikan sebagai juara setelah memenangi gim ketiga dengan skor 21-14.
"Kunci kemenangan tadi adalah, saya tampil lebih percaya diri. Tampil di final itu tidak hanya berbicara soal skill, tetapi juga mental, fokus, dan pikiran. Saya bisa menang berkat unggul di mental dan pikiran," tutur Alwi.
Alwi pun tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya atas doa dan dukungan kepada orangtua, keluarga, teman, pelatih, PBSI, dan klub Exist yang membinanya.
"Terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukung dan mendoakan saya hingga tampil sebagai juara dunia junior. Terima kasih juga untuk orangtua, keluarga, pelatih, rekan-rekan, senior saya di pelatnas, juga untuk PBSI dan klub Exist yang membina saya dari kecil," tegas Alwi.
Advertisement
Ambisi Alwi Farhan
Di tengah prestasi muram para pemain senior di Asian Games Hangzhou lalu, keberhasilan Alwi naik podium juara ini bak oase di padang pasir.
"Semoga dengan kemenangan saya ini bisa memberi semangat bagi bulutangkis Indonesia untuk bangkit. Kemenangan ini tentu sangat berarti bagi saya," tutur Alwi.
Tetapi saya tidak boleh cepat puas, karena ini baru juara level junior. Saya pun ingin bisa tampil konsisten saat masuk ke level senior. Saya mau bisa masuk top 50 dulu," harap Alwi
Chiara Marvella Gagal Juara
Selain Alwi, Indonesia juga meloloskan Chiara Marvella Handoyo ke final. Sayang, pada laga puncak tunggal putri, Chiara seperti tampil antiklimaks saat melawan Pitchamon Opatniputh asal Thailand.
Hanya dalam 33 menit, Chiara menyerah kalah 11-21, 9-21. Dengan kegagalan ini, Chiara pun gagal mengikuti jejak Gregoria Mariska Tunjung, sebagai pemain tunggal putri Indonesia terakhir yang menjadi juara dunia junior 2017 di Yogyakarta.
"Puji Tuhan dan tetap bersyukur bisa meraih posisi runner up. Tetapi saya juga merasa kecewa karena gagal mengibarkan bendera Merah-Putih. Saya penginnya bisa juara, tetapi dengan hasil ini, tetap harus disyukuri," lata Chiara.
"Tadi kendala di lapangan, dari sisi tempo permainan, saya diatur lawan terus. Saya tidak bisa keluar dari tekanan lawan," tambah Chiara.
Advertisement
Bawa Pulang 4 Medali
Dengan hasil ini, dari nomor perseorangan Kejuaraan Dunia Junior 2023, Indonesia menyabet satu medali emas lewat Alwi, ditambah perak disumbangkan Chiara. Ada lagi satu medali perunggu dihasilkan oleh ganda campuran Jonathan Farrell Gosal/Priskila Venus Elsadai yang tersingkir di semifinal setelah dikalahkan Liao Pin Yi/Zhang Jia Han asal China, 16-21, 16-21.
Sebelumnya pada nomor beregu untuk memperebutkan Piala Suhandinata, Indonesia harus puas sebagai runner up, setelah takluk 1-3 dari China di final. Skuad Garuda Muda harus puas dengan kalungan medali perak.
Keberhasilan di Negeri Paman Sam kali ini semua memang tidak didapat dengan mudah. Tahun lalu saat Kejuaraan Dunia Junior digelar di Santander, Spanyol, pada nomor beregu Indonesia harus puas sebagai semifinalis. Serta meraih dua medali perak dari nomor perseorangan.
Sumber: PBSI