Sukses


Macam-Macam Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Bola.com, Jakarta - Penyakit jantung, yang sebelumnya sering diidentikkan dengan usia lanjut, kian mengkhawatirkan di era modern ini karena makin banyak orang muda yang mengalaminya.

Saat ini, penyebab penyakit jantung pada usia muda menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan.

Terkadang, kita cenderung mengabaikan kesehatan jantung kita selama masa muda karena anggapan bahwa risiko penyakit jantung hanya relevan pada usia tua. Namun, realitasnya menunjukkan sebaliknya.

Meski terdapat faktor risiko yang tak bisa dimodifikasi seperti genetik atau bawaan sejak lahir, banyak faktor risiko penyakit jantung yang dapat dikendalikan sejak awal kehidupan. Tujuannya adalah untuk menurunkan risiko penyakit jantung di masa mendatang. 

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, kamu akan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan jantungmu dan menghindari risiko serius di masa depan.

Berikut macam-macam penyebab penyakit jantung di usia muda, yang bisa kamu hindari, seperti disadur dari Klikdokter, Rabu (11/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

1. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi serius bila terjadi sejak dini. Kondisi ini sering tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dari keluarga.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Contohnya dengan menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan aktivitas fisik, membatasi konsumsi garam, dan menghindari rokok.

2. Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri sehingga mengalami penyempitan dan berisiko mengalami penyakit jantung. Proses penyakit ini disebut sebagai aterosklerosis. Hal ini dapat timbul saat usia muda, tak harus menunggu dewasa.

Kandungan kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewan. Misalnya daging, telur, produk susu, dan makanan yang tinggi akan lemak jenuh.

Pada beberapa kasus, kolesterol tinggi merupakan faktor keturunan. Faktor risiko lainnya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

Untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil, berolahragalah selama 30-60 menit beberapa hari dalam seminggu, konsumsi makanan rendah kolesterol dan lemak, hindari rokok, kendalikan berat badan, mengendalikan diabetes dan tekanan darah tinggi.

Jika semua dilakukan, risiko berkembangnya plak pada pembuluh darah arteri dapat berkurang.

3 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

3. Merokok

Lebih dari 90 ribu orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit jantung akibat merokok.

Data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 menyebut, sebanyak 2-3 dari 10 anak Indonesia usia 15-19 tahun merupakan perokok aktif. Jumlah perokok usia anak (di bawah 18 tahun) juga meningkat dari 7,2 persen tahun 2013 menjadi 8,8 persen tahun 2016.

Lebih mengkhawatirkan lagi, 34,71 persen anak usia 5-17 tahun diketahui mengisap lebih dari 70 batang rokok per minggu (SUSENAS, 2016).

Di antara usia muda yang memiliki risiko penyakit jantung sangat rendah, merokok dapat menyebabkan 75 persen kasus penyakit jantung.

Tak hanya itu, makin lama seseorang merokok maka makin tinggi risiko penyakit jantung. Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah dan menambah tekanan pada jantung.

Penelitian juga menunjukkan bahwa merokok meningkatkan detak jantung, tekanan pembuluh darah arteri besar, dan dapat menciptakan detak jantung yang tidak teratur. Itu semua membuat kerja jantung makin berat.

Bahan kimia lainnya dalam rokok juga dapat memicu pembentukan plak pada pembuluh darah arteri sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

4 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

4. Obesitas

Obesitas termasuk faktor risiko utama penyakit jantung. Di Amerika Serikat, kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena satu dari tiga orang dewasa mengalaminya.

Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa obesitas berkaitan dengan lebih dari 110.000 kematian setiap tahunnya di negara tersebut.

Di Indonesia, berdasarkan data terbaru dari Riskesdas 2018, jumlah anak yang gemuk atau obesitas di Indonesia mencapai delapan persen. Angka tersebut mengalami penurunan — 12,2 persen tahun 2007 dan 11,9 persen tahun 2013.

Meski demikian, ini tetap harus diwaspadai. Penyebab obesitas beragam, meliputi faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, penyakit, dan konsumsi kalori lebih banyak daripada yang digunakan sehari-hari.

Untuk menghindari dan mengatasi obesitas, lakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi dan mengendalikan berat badan.

Caranya adalah dengan mengatur porsi makan, cermat terhadap makanan dan minuman yang dipilih, batasi camilan apalagi yang tak sehat, tingkatkan aktivitas fisik, batasi waktu menonton TV dan gadget sejak dini.

5. Kurang Aktivitas Fisik

Seseorang yang tidak berolahraga juga akan meningkatkan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.

Aktivitas fisik akan membantu mengendalikan berat badan, memperkuat tulang, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL), dan mengurangi tingkat stres sehingga risiko penyakit jantung bisa dicegah.

 

Sumber: Klikdokter.com (Published: 25/78/2022)

Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer