Bola.com, Jakarta - Hustle culture adalah keadaan bekerja terlalu keras hingga menjadi gaya hidup. Dengan kata lain, tiada hari tanpa bekerja, sampai-sampai kamu tak lagi memiliki waktu untuk kehidupan pribadi.
Hustle culture sudah seperti nilai atau budaya yang diyakini individu bahwa aspek terpenting dalam hidupnya adalah bekerja. Hal ini membuat mereka akan terus bekerja tanpa peduli waktu dan tempat
Baca Juga
Advertisement
Fenomena hustle culture sudah ada sejak tahun 1970-an dan telah menyebar dengan sangat cepat, terutama pada generasi milenial.
Hustle culture menghadirkan pemikiran bahwa hal terpenting dalam hidup adalah mencapai tujuan dalam pekerjaan dengan bekerja keras tanpa henti.
Berikut bahaya dan cara mengatasi hustle culture, disadur dari Klikdokter, Rabu (11/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bahaya Hustle Culture
Hustle culture cukup berbahaya bagi kesehatan para pekerja. Dalam sebuah studi yang diterbitkan Occupational Medicine tahun 2017, seseorang yang bekerja terlalu keras untuk mencapai posisi tertinggi, berapa pun usianya, akan mengalami gangguan mental.
Orang-orang tersebut pun berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan, gejala depresi, dan masalah tidur.
Tidak hanya itu, hustle culture juga sering disebut-sebut dapat mengikis produktivitas dan kreativitas seseorang dalam jangka panjang.
Dengan kata lain, bekerja terus-menerus hingga mengorbankan waktu untuk hal lain bisa membuat kemampuanmu menjadi "tumpul".
Advertisement
Cara Mengatasi Hustle Culture
Susunlah rencana untuk melakukan kegiatan selain bekerja, seperti liburan atau lainnya. Selain itu, coba fokus pada pencapaian dan kurangi membandingkan diri dengan orang lain karena membandingkan diri dengan orang lain akan menjadi stresor untuk diri sendiri.
Intinya, agar kamu tidak terjebak pada hustle culture, hal yang mesti dilakukan adalah dengan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaanmu.
Jika terlanjur mengalami burnout, disarankan untuk konsultasi ke psikolog sebelum memberikan dampak ke banyak aspek lain dalam kehidupan.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 17/11/2021)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.