Bola.com, Jakarta - Generasi stroberi adalah istilah untuk orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000.
Generasi stroberi didefinisikan oleh keinginan para anggotanya untuk lebih fleksibel dalam cara mereka menjalani hidup. Mereka tidak menginginkan pekerjaan tradisional yang berkerja mulai jam 9 pagi dan selesai jam 5 petang.
Baca Juga
Advertisement
Mereka lebih memilih jam kerja yang fleksibel sehingga mereka bisa mengambil cuti ketika mereka menginginkannya atau bekerja dari jarak jauh pada kesempatan tertentu.
Selain itu, generasi ini memiliki ekspektasi tinggi untuk kepuasan karier-mereka ingin bekerja di tempat yang memiliki nilai-nilai yang kuat, bukan sekadar mendapatkan gaji.
Generasi stroberi juga dikenal sebagai generasi pemalas. Mereka sering dikritik karena malas dan tidak menganggap serius kehidupan.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang generasi stroberi, dilansir dari binus.ac.id dan ujione.id, Rabu (11/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor yang Melahirkan Generasi Stroberi
1. Pola Asuh Orang Tua
Tidak ada orang tua yang ingin anaknya tumbuh dalam hal buruk, oleh karena itu banyak orang tua yang berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk anak. Saking takutnya, orang tua justru tidak sadar jika sedang "menyetir" anaknya.
Anak kurang diberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri sehingga tanggung jawab atas apa yang dikerjakan pun kurang.
Jika sudah begitu maka orang tua perlu melakukan introspeksi. Orang tua berhak untuk mengarahkan, tetapi tidak berkewajiban untuk memaksakan keinginannya pada anak.
Orang tua perlu memberikan kepercayaan kepada anak untuk bisa membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusannya sendiri.
2. Fenomena Labeling
Memberikan label pada anak juga satu di antara hal yang sering terjadi, tetapi terkadang tidak disadari. Label malas, labil, berantakan, susah diatur, dan lain sebagainya kerap terdengar di telinga anak.
Ternyata, hal ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Anak yang kerap diberikan label negatif juga akan tumbuh dalam rasa waswas dan tidak percaya diri.
3. Mudah Mendiagnosa Diri Sendiri
Maraknya informasi di media sosial membuat anak lebih mudah mendapatkan dan menyerap suatu informasi. Satu di antara hal yang mudah ditemui adalah melakukan self diagnose saat diri merasa sedang tidak baik-baik saja.
Padahal, hal tersebut sangat tidak dianjurkan, sebab sudah ada lembaga profesional yang bisa mendengarkan dan membantu kita.
4. Terpaku pada Zona Nyaman
Meski dikenal dengan generasi yang kreatif, generasi stroberi ini juga kerap kali takut gagal. Oleh karena itu, terpaku pada zona nyaman jadi pilihan.
Beberapa orang merasa tidak siap menghadapi hari depan, dan hal inilah yang menyebabkan generasi ini disebut sebagai generasi yang mudah menyerah.
Advertisement
Sisi Positif Generasi Stroberi
1. Bekerja Tidak Hanya untuk Uang
Generasi stroberi yang dasarnya memang suka mencoba hal-hal baru, cenderung akan bekerja untuk menambah pengalaman dan mencari tahu betul passion yang dimiliki. Bekerja tidak hanya untuk uang, sebab ide dan kreativitas yang dimiliki lebih layak untuk dieksplorasi.
2. Menyukai Tantangan
Generasi stroberi menganggap mengerjakan pekerjaan yang itu-itu saja dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan bosan. Oleh karena itu, generasi ini selalu mencari tantangan barus. Hal tersebut dapat membantu generasi ini dalam mengembangkan diri lebih baik lagi.
3. Percaya Diri dalam Menyampaikan Pendapat
Generasi stroberi cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga saat menyampaikan pendapat di muka umum pun tidak perlu merasa takut dan ragu. Selain itu, generasi ini terkenal tidak takut dalam menyampaikan ide-ide segar untuk melakukan inovasi yang lebih baru lagi.
4. Mengikuti Perkembangan Zaman dan Teknologi
Hampir mirip dengan generasi milenial dan generasi Z, generasi stroberi ini selalu update terkait perkembangan zaman dan teknologi. Keterampilan menggunakan internet, media sosial, dan teknologi lainnya sudah begitu dikuasai.
Kemampuan generasi ini di bidang teknologi tentu akan membantu dalam pengembangan yang terdapat di sekitar.
Â
Sumber:Â binus.ac.id, ujione.id
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.