Bola.com, Jakarta - Hypomania atau hipomania adalah kondisi yang membuat seseorang jadi bersemangat dan lebih aktif dari biasanya.
Hypomania dapat memengaruhi suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang. Perubahan suasana hati dan perilaku ini masih berhubungan dengan gangguan bipolar tipe 2.
Advertisement
Hypomania atau hipomania memiliki banyak kesamaan dengan kondisi mania. Namun, gejala hipomania tidak terlalu parah dan episodenya dapat berlangsung dalam waktu lebih singkat.
Penyebab hipomania belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu munculnya hipomania.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang hipomania, disadur dari Klikdokter, Senin (16/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanda-Tanda Orang Mengalami Hipomania
Gehaja hipomania biasanya berlangsung sekitar empat hari berturut-turut. Orang yang mengalami hipomania tetap dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
Namun, mereka dapat membuat keputusan atau melakukan hal-hal di luar kendali. Akibatnya, mereka dapat melakukan hal yang berbahaya atau merugikan dirinya sendiri.
Lantaran berisiko menunjukkan perilaku yang sulit dikontrol, orang dengan hipomania dapat memicu atau membuat konflik dengan orang lain di sekitarnya.
Orang yang mengalami hipomania juga cenderung meluapkan emosi yang ia rasakan tanpa menyaring atau meredamnya terlebih dahulu.
Advertisement
Gejala Hipomania
Gejala yang dialami orang dengan hipomania berbeda-beda. Contoh perilaku dan karakteristik hipomania meliputi:
- Berperilaku tidak pantas, seperti berkomentar kasar kepada orang lain.
- Berpakaian atau berperilaku tidak sopan.
- Hasrat seksualnya meningkat sehingga ia dapat menghabiskan uang untuk hal-hal pornografi, melakukan hubungan seks berisiko, atau terlibat perselingkuhan.
- Tidak fokus saat diajak bicara dan suka mengalihkan pembicaraan.
- Kurang tidur.
- Impulsif membelanjakan uang untuk barang atau hal kurang penting.
- Berbicara cepat sehingga sulit bagi orang lain untuk memahami apa yang diucapkannya.
Gejala hipomania memang tidak separah kondisi mania. Namun, bila tidak diberikan penanganan yang tepat, kondisi hipomania bisa berkembang menjadi mania.
Seseorang dapat mengalami gejala hipomania karena mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kokain atau obat-obatan psikiatri seperti antidepresan.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 1/9/2021).
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.