Bola.com, Jakarta - Salat istisqa merupakan salat sunah yang dilakukan sebagai bentuk permohonan untuk meminta diturunkannya hujan. Salat ini biasanya dilakukan saat terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan.
Sesuai namanya, al-istisqa' memiliki arti meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat sunah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah Swt. agar menurunkan air hujan.
Baca Juga
Advertisement
Adapun praktiknya, salat istisqa dilaksanakan di tanah lapang pada siang hari. Para ulama berpendapat salat istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat.
Setelah menjalankan ibadah salat istisqa, para jemaah wajib membaca doa salat istisqa dan memasrahkan segalanya kepada Allah Swt. Hal ini sebagai bentuk ikhtiar memohon hujan saat dilanda kekeringan panjang.
Bagi umat muslim yang di daerah tempat tinggalnya mengalami kekeringan karena musim kemarau, bisa melaksanakan salat istisqa. Adapun caranya bisa menyimak penjelasan di bawah ini.
Berikut ini tata cara salat istisqa dan bacaan doanya yang bisa diamalkan umat muslim, dilansir dari kemenag.go.id, Senin (16/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tata Cara Salat Istisqa
1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
2. Imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa'.
أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini mustaqbilal kiblati (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku sengaja salat sunah minta hujan dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala."
3. Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 x pada rekaat pertama, dan 5 x takbir pada rekaat kedua.
4. Pada tiap-tiap rakaatnya imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
5. Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk takhiyat akhir dan membaca bacaan takhiyat, tasyahhud, dan selawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
6. Imam menyampaikan khotbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khotbah salat istisqa terdiri dari dua khotbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khotbah.
Rukun khotbah dan tata caranya dalam salat istisqa sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id. Di antaranya membaca takbir sembilan kali pada khotbah pertama dan takbir tujuh kali pada khotbah kedua.
Dalam materi khotbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istigfar dengan harapan Allah Swt. mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Tiap-tiap mengakhiri khotbah pertama dan kedua, khatib disunahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jemaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Advertisement
Doa setelah Salat Istisqa
Adapun doa yang dipanjatkan pada pengujung khotbah salat istisqa menurut hadis riwayat Imam As-Syafi'i, Abu Dawud, dan lainnya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Arab Latin:
Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī'an marī'an (lan riwayat murī'an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā'iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj'alnā minal qānithīn. Allāhumma inna bil 'ibādi wal bilādi wal bahā'imi wal khalqi minal balā'i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika. Allāhumma anbit lanaz zar'a, wa adirra lanad dhar'a, wasqinā min barakātis samā'i, wa anbit lanā min barakātil ardhi. Allāhummarfa' 'annal jahda wal jū'a wal 'urā, waksyif 'annal balā'a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā'a 'alainā midrārā.
Artinya: "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."
Sumber: Kemenag
Baca artikel sepuatar lainnya lainnya dengan mengeklik tautan ini.