Bola.com, Jakarta - Di masa kini, silent treatment dianggap menjadi suatu solusi terhadap konflik. Namun, tindakan ini sangat menyebalkan dan tidak dewasa.
Di sisi lain, silent treatment sering kali diartikan sebagai bentuk komunikasi yang negatif serta dianggap kasar karena digunakan untuk memanipulasi emosional ataupun mengontrol lawan bicara.
Baca Juga
Advertisement
Silent treatment merupakan tindakan sengaja mendiamkan/tidak berbicara dan menghiraukan keberadaan lawan bicara dalam waktu yang lama.
Silent treatment sering dijumpai pada hubungan percintaan. Meski begitu, tindakan ini juga bisa pada hampir semua jenis hubungan, baik dengan anggota keluarga, pertemanan, hingga rekan kerja.
Beberapa orang melakukan tindakan ini dengan alasan untuk meredam emosi, menghindari konflik, hingga bentuk sebuah hukuman.
Jadi, sebisa mungkin hindari tindakan ini karena dapat memberikan efek besar kepada diri sendiri dan lawan bicara.
Itulah penjelasan singkat mengenai silent treatment. Supaya lebih jelas, berikut ini rangkuman mengenai silent treatment yang bisa dipahami, dikutip dari laman Psychologytoday dan Choosingtherapy, Rabu (18/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alasan Melakukan Silent Treatment
- Menghindarkan Diri
Pada beberapa kasus, orang tetap diam dalam percakapan karena mereka tidak tahu harus berkata apa atau ingin menghindari konflik.
- Cara Berkomunikasi
Seseorang bisa menggunakan tindakan ini jika mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaan mereka, tetapi ingin pasangannya tahu bahwa mereka kesal.
- Hukuman
Jika seseorang menggunakan silent treatment untuk menghukum seseorang atau melakukan kontrol atau kekuasaan atas mereka, ini adalah bentuk pelecehan emosional.
Advertisement
Tanda Seseorang Melakukan Silent Treatment
- Menggunakan taktik diam seribu bahasa untuk menolak berkomunikasi dan bekerja sama.
- Sering secara terang-terangan sengaja mengabaikan lawan bicara.
- Mogok bicara untuk waktu yang lama, kamu tidak pernah tahu kapan situasi ini akan berakhir.
- Lawan bicara tetap berbicara seperti biasa dengan orang selain dirimu.
- Lawan bicara mencoba untuk berbicara denganmu, tetapi lawan bicara tidak memberi tanggapan.
- Kamu merasa sangat waspada saat bicara dengan pasangan karena khawatir menyakiti atau menyinggung perasaan lawan bicara.
- Kamu merasa dihukum oleh sikap diam lawan bicara.
- Lawan bicara tidak berusaha mengutarakan perasaan mereka kepada dirimu.
Penyebab Silent Treatment
- Sedang berusaha menekan emosi.
- Menggunakannya sebagai mekanisme koping (coping mechanism) utama.
- Mengalami kewalahan secara emosional.
- Memiliki masalah kontrol (control issue).
- Memiliki keterampilan komunikasi yang buruk dan tidak tahu cara yang tepat mengungkapkan kebutuhan atau emosi mereka.
- Tidak menyadari bahwa mereka menerapkan silent treatment sehingga tidak pernah melakukan perubahan.
- Berada dalam ikatan trauma (trauma bonding).
- Memiliki perilaku menghindar (avoidant attachment).
- Memiliki gangguan stres pasca trauma (PTSD).
- Meniru jenis perilaku yang sama dari orang yang pernah mengasuhnya.
Advertisement
Cara Mengatasi Silent Treatment
- Perjelas Situasinya
Cara mengatasi silent treatment yang pertama adalah menyadarkan bahwa seseorang sedang melakukan silent treatment. Misalnya, katakan kepada si pelaku, "Saya merasa kamu tidak menanggapi saya".
Dengan berusaha membuat pelaku sadar akan sikapnya, dapat menjadi dasar untuk terlibat komunikasi satu sama lain secara lebih efektif.
- Meningkatkan Komunikasi yang Baik
Carilah waktu yang tepat bagi kamu dan lawan bicara untuk mendiskusikan cara meningkatkan komunikasi yang baik di antara kamu berdua.
Komunikasi menjadi kunci utama sebuah hubungan berjalan dengan lancar. Memiliki komunikasi yang baik mencegah kamu dan lawan bicara terjebak dalam silent treatment.
- Saling Terbuka Mengenai Perasaan
Usahakan untuk saling terbuka mengenai perasaanmu dengan lawan bicara. Bicarakan apa yang membuat kamu kesal, marah atau kecewa, tetapi jangan sampai emosi yang berlebihan memengaruhimu.
Katakan dengan jujur dan jelas agar lawan bicara mengerti karena ia dapat kebingungan jika kamu hanya diam.
Cara Mengatasi Silent Treatment
- Beri Lawan Bicara Waktu Sendiri
Silent treatment sering kali dipilih seseorang saat berkutat dengan pikirannya sendiri. Jika hal ini terjadi, berilah waktu sejenak untuk mereka berdamai dengan dirinya sendiri.
Namun, perilaku ini tidak seharusnya berlangsung berhari-hari dan membuatmu merasa bersalah hingga menyebabkan rendah diri.
- Fokus dengan Diri Sendiri
Jika kamu sudah berusaha memperbaiki komunikasi dan melakukan cara-cara di atas, tetapi tidak membuahkan hasil, mungkin ini waktunya kamu fokus dengan diri sendiri.
Pada sebuah hubungan, tidak ada salahnya menggunakan momen ini untuk mempertimbangkan keberlanjutan hubunganmu dengan lawan bicara.
Jika kamu kebingungan dalam menghadapi silent treatment atau kondisi mentalmu sudah terpengaruh, cobalah melakukan konseling ke psikolog.
Â
Sumber: Psychologytoday, Choosingtherapy
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement