Bola.com, Jakarta - Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya penggunaannya harus sesuai resep dokter.
Baca Juga
Advertisement
Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-beda, dari ringgan hingga yang berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
Banyak pengguna yang mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa izin dari dokter. Meski efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, tetap saja bisa berbahaya bagi kesehatan.
Psikotropika terbagi menjadi beberapa golongan tergantung efek ketergantangannya.
Berikut macam-macam golongan psikotropika, dilansir dari laman BNN, Rabu (18/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-Macam Golongan Psikotropika
Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk golongan ini memiliki potensi tinggi menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk obat-obatan terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum.
Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja.
Contoh psikotropika golongan 1 di antaranya adalah LSD, DOM, ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada 14.
Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta mengubah perasaan secara drastis. Efek buruk penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.
Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 memiliki risiko ketergantungan yang tinggi, meski tidak separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Penggunaannya harus sesuai resep dokter agar tidak memberikan efek kecanduan.
Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering disalahgunakan oleh pemakainya, misalnya adalah sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.
Advertisement
Macam-Macam Golongan Psikotropika
Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Meski begitu, penggunaannya haruslah sesuai resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis.
Pada akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun. Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan kematian.
Contoh zat golongan 3 di antaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang jumlah totalnya ada sembilan jenis.
Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang lain. Namun, tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian.
Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan 4 terbilang cukup tinggi. Beberapa di antaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan.
Contoh dari golongan 4 di antaranya adalah Lexotan, pil koplo, sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
Bahaya dan Efek Psikotropika
Meski memberikan efek kecanduan, penggunaan zat-zat tersebut diperbolehkan asalkan sesuai resep dokter. Namun, saat ini pemakaiannya justru berlebih dan melewati dosis normal sehingga manfaat yang diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Ada banyak bahaya dan efek penyalahguaan psikotropika, beberapa di antaranya adalah:
Stimulan
Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih terjaga. Kerja organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-obatan tersebut, badan menjadi lemah.
Efek kecanduan ini menyebabkan penggunanya harus selalu mengonsumsi zat tersebut agar kondisi tubuh tetap prima.
Contoh stimulan yang sering disalahgunakan adalah ekstasi dan sabu-sabu.
Halusinogen
Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai, di mana persepsinya menjadi berubah dan merasakan halusinasi yang berelebihan.
Contoh zat yang memberikan efek halusinogen satu di antaranya adalah ganja.
Depresan
Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sisten syaraf pusat. Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama dan tidak sadarkan diri.
Bahaya yang paling fatal adalah menyebabkan kematian.
Contoh zat yang bersifat depresan satu di antaranya adalah putaw.
Sumber: BNN
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement