Sukses


Cara Menghilangkan Sifat Toxic dalam Diri

Bola.com, Jakarta - Toxic adalah istilah untuk seseorang yang "beracun" atau sifat pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik itu secara fisik ataupun emosional.

Seseorang bisa dianggap menjadi racun ketika ia menebarkan sesuatu yang negatif ke lingkungan sekitarnya. Sering kali orang toxic ditemukan di kehidupan nyata maupun melalui media sosial.

Penyebab utama seseorang memiliki sifat toxic dalam diri adalah self-esteem yang rendah.

Self-esteem yang rendah bisa membuat individu merasa ragu dan tidak percaya akan kemampuan diri sehingga selalu melihat diri negatif dan akhirnya membuat diri menjadi benar-benar tidak mampu.

Berikut cara menghilangkan sifat toxic dalam diri, disadur dari Klikdokter, Senin (23/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cara Menghilangkan Sifat Toxic dalam Diri

1. Hati-hati dengan Pikiranmu

Melansir Psychology Today, beberapa orang terbiasa mendengarkan pendapat pribadi yang negatif di pikirannya dan tanpa sadar terlena dalam pikiran tersebut. Hal ini bisa dengan mudah menciptakan pikiran toxic pada diri.

Mulailah perhatikan pikiran-pikiranmu agar tidak terpengaruh pikiran toxic sendiri.

Seseorang bisa memiliki ribuan pikiran per hari. Pikiran-pikiran itu bisa bersifat membangun ataupun menghancurkan. Oleh karena itu, coba belajar untuk menyadari pola pikir demi memahami bagaimana cara berpikir memengaruhi keseharian.

2. Ketahui Penyebab Pikiran Negatif pada Diri

Cara mengatasi sifat toxic pada diri sendiri adalah coba mengenali kira-kira apa yang membuat kita sering mengkritik diri kita sendiri atau sering berpikir diri kita negatif.

Daftar semua penyebabnya, apa karena kurang memiliki kepercayaan diri, terlalu berekspektasi tinggi pada suatu hal, dan sebagainya.

Jika kegagalan terjadi karena kurang usaha, sebaiknya lebih berusaha lagi di kemudian hari. Hal ini lebih baik ketimbang mengumpat kepada diri sendiri dan mengatakan kamu tidak mampu.

Apa yang ada di pikiran kamu tidak selalu 100 persen benar. Jangan sampai kepercayaan diri mudah menurun karena pikiran negatif.

3. Cari Kebiasaan Baru

Menyelesaikan masalah saat melakukan kesalahan lebih penting, dibanding hanya berkata buruk pada diri sendiri.

Ketika hanya memikirkan kesalahan tanpa berusaha mencari jalan keluarnya, ini hanya akan membuatmu terpuruk.

Satu di antara cara terbaik untuk menghindari hal ini adalah mencari kebiasaan baru. Temukan aktivitas yang dapat mengalihkan kamu dari pikiran-pikiran negatif.

3 dari 4 halaman

Cara Menghilangkan Sifat Toxic dalam Diri

4. Sadari bahwa Kita Juga Memiliki Kekurangan

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Jika melakukan kesalahan, tidak perlu merasa bersalah berlebihan.

Sadari diri punya kelemahan dan juga kekuatan. Mulailah fokus pada tujuan yang kita punya, yang dirasa bisa mendukung untuk mencapai yang kita mau tuju.

Fokus pada kekuatan yang kita miliki dapat memberikan efek positif luar biasa pada diri. Kamu akan lebih percaya diri dalam menyelesaikan sesuatu.

5. Berpikir Lebih Realistis

Dibanding memikirkan hal negatif, cobalah berpikir lebih realistis. Tujuannya agar kita tidak berpikir toxic tentang diri kita sendiri.

Ketimbang berpikir, "Saya tidak akan pernah berhasil pada pekerjaan ini". sebaiknya diganti dengan kalimat, "Jika ingin berhasil dalam pekerjaan ini, saya harus bekerja keras dan membuktikan pada orang-orang".

Tidak perlu sampai menjadi orang yang terlalu percaya diri. Yang penting, bersikap lebih realistis dalam menghadapi kekurangan-kekuranganmu.

4 dari 4 halaman

Cara Menghilangkan Sifat Toxic dalam Diri

6. Bandingkan Nasihat kamu Ketika Teman Meminta Saran

Memang mudah untuk selalu berkata-kata toxic pada diri sendiri saat melakukan kesalahan. Namun, untuk melalui masa-masa sulit atau ragu pada kemampuan diri, sebaiknya tanya pada diri sendiri, "Kata-kata apa yang saya katakan kepada teman ketika ia terpuruk?"

Cobalah untuk menerapkan kata-kata bijak kepada diri ketika melakukan kesalahan, layaknya saat teman meminta saran atas kesalahannya. Jangan selalu berpikir negatif ketika ada kesalahan yang kamu perbuat.

7. Worst-Case Scenario Belum Tentu Sangat Buruk

Memikirkan hasil terburuk memang kerap diperlukan untuk antisipasi. Namun, bukan berarti kamu memikirkannya berlarut-larut. Terkadang, worst-case scenario tidak seburuk yang dibayangkan.

Misalnya, jika kamu membayangkan lamaran kerja ditolak, tanya pada diri seberapa buruk hal tersebut? Penolakan memang menyebalkan, tetapi ini bukan akhir dunia.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 15/12/2021)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer