Bola.com, Jakarta - Ketika memiliki waktu luang, tidak sedikit orang gemar menghabiskannya dengan membaca, misalnya cerpen. Membaca cerpen di internet, perpustakaan, dinding info sekolah, ataupun majalah.
Cerpen adalah sebuah karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas, dan ringkas.
Advertisement
Kisah yang diangkat dalam cerpen beragam, tetapi hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja dan permasalahan yang dikisahkan tidak terlalu rumit.
Dalam penyajiannya, jumlah kata pada cerpen dibatasi atau terbatas. Penulisan cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau batas panjang maksimal 20 halaman.
Pembatasan penulisan cerpen tersebut bertujuan agar pembaca bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 30 menit hingga dua jam.
Bagi kamu yang gemar membaca karya sastra satu ini, bisa melihat beberapa contoh pada artikel ini hingga habis.
Berikut lima contoh cerpen singkat, terbaik, dan menarik dibaca, dikutip dari laman Materibindo dan Tambahpinter, Senin (23/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hidup adalah Hari Ini
Bagus adalah orang yang ingin selalu nomor satu. Jika ada ujian, dia selalu ingin selesai duluan. PR pun ia kerjakan setelah pulang dari sekolah. Saking rajinnya, ia jarang sekali bermain bersama teman-temannya. Memang hal itu tidaklah buruk, justru sangat baik.
Kebiasaan di atas, sudah dilakukan bagus sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga waktu SMA. Prestasi di sekolahnya pun memang terbilang mentereng, selalu masuk 3 besar di kelasnya.
Lambat laun, Bagus dewasa dan mulai merenungi banyak hal. Satu hal yang paling mengganggu pikirannya adalah mengenai kehidupan sosialnya.
Ia merasa tak mempunyai banyak teman karena terlalu sibuk belajar untuk menyiapkan masa depan. Walau ia jago dalam urusan belajar, hatinya merasa hampa karena selalu sendirian.
Hingga satu waktu, saat menjelang libur semester, ketika teman-temannya sibuk menyiapkan liburan, Bagus justru siap-siap untuk kembali belajar.
Namun, ia kembali merenung dan sedih lantaran tak ada satu pun yang mengajaknya untuk pergi berlibur atau melakukan healing.
Waktu liburan akhir tiba dan bagus menghabiskan waktu liburannya dengan belajar untuk semester selanjutnya. Kembali sekolah, Bagus kini tampak lebih murung. Ia murung berhari-hari dan diketahui oleh gurunya.
Merasa khawatir, sang guru lalu meminta Bagus untuk datang ke ruangannya. Mulanya Bagus bingung, apakah ia melakukan kesalahan?
Bagus pun bergegas menemui gurunya tersebut.
"Bagus, kenapa?" tanya sang guru.
Bagus lalu menceritakan mengenai persoalannya yang sedang ia hadapi. Sang guru hanya memberikan pesan singkat.
"Bagus, hiduplah untuk hari ini, biar esok menjadi misteri," tutur si guru.
"Maksudnya begini, kamu boleh mengerjakan sesuatu untuk besok hari, tapi jangan lupakan hari ini, nikmatilah hari ini."
"Jangan sampai kamu hidup terlalu cepat hingga tidak punya teman, ingat, Gus, hiduplah hari ini."
Kata-kata guru di atas membuat Bagus berpikir, ia ternyata terlalu sibuk dan khawatir dengan masa depan, sedangkan masa sekarang ia hiraukan.
Perkataan sang guru termaktub oleh Bagus, si murid rajin ini mulai hidup pelan-pelan dan tak serba cepat. Ia mulai bisa menikmati hidup dan sedikit demi sedikit mempunyai teman.
Advertisement
Bahagianya Memilikimu
Namaku Erik Setiawan. Aku adalah siswa di salah satu SMA di Tangerang. Aku adalah siswa yang cukup terkenal di sekolah karena kenalakanku. Banyak orang yang menjauhiku, tetapi tidak untuk orang yang kusuka, bernama Anggita Saraswati.
Pagi ini aku sengaja berangkat lebih awal karena lupa membuat PR, hal yang biasa bagiku. Hari ini semua pelajaran membosankan seperti biasanya. Dan setelah selesai sekolah, aku pulang ke rumah, tepat pada pukul 12.00 siang.
Nanti malam adalah malam minggu, malam yang sering disebut-sebut sebagai malam yang jahat untuk para jomlo. Walaupun aku jomlo sebenarnya ada perempuan yang setia menemaniku, namanya Anggita Saraswati.
Rencananya nanti malam aku akan mengungkapkan perasaanku kepadanya. Aku dan Gita berteman sejak kami masuk SMA.
Tepat pukul 20.00 malam, aku mengajak Gita untuk pergi ke sebuah restoran. Setelah sampai tanpa bicara apa pun, kami langsung masuk.
Ketika kami sedang mengobrol, seorang pelayan berbicara kepada Gita.
"Maaf dengan Mba Anggita Saraswati? Iya, saya sendiri, Mas. Maaf ada apa ya?"
Aku langsung izin ke toilet. Rencanaku ternyata berhasil, semoga Gita senang dengan hadiahku kepadanya.
Setelah momen indah itu hampir selesai, aku langsung menghampiri Gita.
"Kamu suka kejutannya? Oh, ini kejutan dari kamu, Rik? Iya, Sayang, dari Erik Setiawan, orang yang mencintaimu Anggita Saraswati."
"Maksud kamu apa Rik?"
"Aku, Erik Setiawan malam minggu pukul 10 malam tanggal 9 Juni 2016 menembak Anggita Saraswati, siswi SMA Tangerang yang lahir pada tanggal 9 Juni 1998."
"Aku, Erik Setiawan, menyatakan bahwa Erik menyukai, menyayangi dan mencintai Anggita Saraswati. Maukah kamu menerima cintaku, wahai pujaan hatiku? (dengan muka merah tersipu malu)."
"Iya, Erik sayang. Aku terima cintamu."
Saat itu, para pelayan dan teman-teman sekolahku bertepuk tangan, suara petasan pun kembali bergemuruh, suasana yang tidak bisa kulupakan.
Aku sengaja menembaknya pada tanggal ini karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Acara itu selesai pukul 12 malam.
Aku mengantar Gita pulang ke rumah. Dan sejak saat itu kami berdua resmi berpacaran dan hubungan kami baik-baik saja sampai saat ini.
Raja dan Orang Miskin
Suatu hari, seorang raja memutuskan untuk berkeliling negaranya. Setiap dia melewati tempat yang berbeda, semua orang akan bergegas menemuinya.
Namun, ketika raja melewati suatu tempat, dia melihat seorang laki-laki tua yang malang. Laki-laki tersebut tidak memperhatikan kedatangan raja dan tetap sibuk dengan aktivitasnya.
Raja kemudian mendatangi laki-laki itu dan bertanya mengapa dia tidak bergabung dengan orang-orang untuk menemuinya.
Laki-laki tua itu menjawab, "Sebelum kamu, ada raja lain yang pernah melewati tempat ini. Semua orang berkumpul untuk melihatnya juga".
Namun, beberapa hari kemudian, dia meninggal dan dimakamkan di suatu tempat di dekatnya. Seorang pria malang juga meninggal selama waktu itu dan dimakamkan di dekat kuburan raja.
"Setelah beberapa waktu, banjir besar melanda daerah itu menyebabkan kuburan-kuburan itu terbalik. Akibatnya, tulang-tulang orang malang itu bercampur dengan tulang-tulang raja. Kami tidak bisa membedakan antara mereka lebih lama lagi."
"Setelah melihat ini, tidak masalah lagi bagiku siapa raja dan siapa pengemis. Ujung-ujungnya, rumah kita juga akan sama saja," sambung laki-laki tua itu.
Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah ketika kita meninggal, kita semua akan terlihat sama di mata Allah Swt. tanpa jabatan, harta, atau segala hal lainnya yang kita miliki di dunia.
Advertisement
Persahabatan Sejati
Saat ini aku berada di kelas 9 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, yakni Aris, Andri, dan Ana. Kami berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua.
Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.
Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya".
Keesokan hari, Aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena Aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan Aris berpacaran.
Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.
"Perasaanku enggak enak banget ya?" ucapku penuh cemas.
"Udahlah, Ndi, santai aja, kita enggak bakalan kenapa-kenapa," jawab Andri dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.
"Arissss awasss! di depan ada jurang!" teriak Nindi.
"Aaaaaaaaaa!!!"
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
"Nindi... kamu sudah sadar, Nak?" tanya ibuku.
"Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?" tanyaku.
"Kamu di rumah sakit, Nak. Kamu yang sabar ya, Andri dan Aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan," jawab ibu sambil menitikkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu.
"Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku," batinku berkata.
Lantas, dua hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Namun, sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
Terbalik
Gadis itu terpaku. Matanya sinis terhadap apa yang ia lihat. Ia melihat sosok gadis seumuran dengannya bermanja ria dengan orang tuanya duduk di resto. Ia yang melihat pemandangan dari luar cafe itu hanya bisa berdiam.
"Kamu kenapa, Ri?" sapaan temannya menghentikan lamunannya.
"Enggak apa-apa, ayo kita ke rumah Jihan!" Riri ceria kembali dan menyembunyikannya dari teman-temannya.
Gadis berusia 15 tahun itu menguncir rambutnya sambil jalan. Sifatnya yang ceria membuat siapa pun senang berteman dengannya.
Ia disegani guru-guru karena pintar dan sopan. Namun, tanpa orang-orang sadari, ia memiliki lubang hitam di hatinya yang belum terlihat oleh siapa pun.
Jarak antara SMP dan rumah Jihan hanya beberapa meter. Alhasil mereka hanya jalan dan masuk ke kompleks rumah. Pada saat perjalanan pulang, Jihan yang berjalan di depan menghentikan langkah.
"Ri! Ri! Itu bapak kamu kan?" Jihan menunjuk mobil yang ditumpangi bapaknya Riri. Terlihat juga ada seorang wanita muda yang duduk di jok sampingnya.
Riri berdiam lalu kembali berlari ke arah sekolah. Ia tak mau melewati mobil ayahnya yang sedang bersama wanita selingkuhan.
Sontak teman-temannya pun mengejar dan merasa kebingungan. Mereka memanggil-manggil Riri, tapi tak digubris.
Sampai akhirnya di taman sekolah yang sudah sepi, mereka menemukan Riri tersungkur di pojok dinding taman.
"Tenang ya, Ri," ujar Hana.
"Kita bakal bantu kamu kok apa pun yang terjadi," ujar Jihan sambil memeluk Riri.
Pada hari itu, menjadi hal yang akan diingat oleh Riri. Bahwa masa mudanya tidak selalu berjalan mulus.
Akan selalu ada kepedihan yang akan diingat. Satu di antarnya ialah masalah keluarganya. Untungnya teman-teman Riri bisa diandalkan. Riri pun menjadi tenang kembali.
Â
Sumber: Materibindo, Tambahpinter
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement