Bola.com, Jakarta - Menuntut ilmu adalah proses di mana seseorang mencari pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan baru.
Menuntut ilmu melibatkan usaha untuk memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang melalui berbagai cara.
Baca Juga
Advertisement
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata ‘alima-ya’lamu-‘ilman. ‘Alima merupakan kata kerja yang artinya mengetahui.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ilmu diartikan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya.
Jadi, yang dimaksud dengan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu; mengubah perilaku ke arah yang lebih baik.
Itulah sedikit penjelasan tentang pengertian menuntut ilmu. Untuk lebih jelasnya, ketahui jenis ilmu, keutamaan, etika, dan hikmahnya.
Berikut ini jenis-jenis ilmu, keutamaan, etika, dan hikmahnya yang perlu dikeahui, dilansir dari Buku Buku Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X terbitan Kemenag, Selasa (24/10/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Ilmu
Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu:
Ilmu Fardu ‘ain
Ilmu Fardu ‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Biasanya disebut dengan ilmu agama. Ada tiga unsur utama dari agama, yaitu akidah, syariah, dan akhlak.
Seorang muslim wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan rukun iman, rukun Islam sehingga seorang muslim mampu memahami dan melaksanakan amalan yang benar dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait dengan Allah Swt. maupun yang terkait dengan manusia dan lingkungan.
Seseorang yang memahami dasar-dasar Islam dan Keesaan Allah, esensi dan sifat-sifat-Nya (tauhid) akan terhindar dari perilaku sirik. Seseorang yang mengerti dan memahami ilmu Al-Quran akan mudah baginya membaca al-Qur'an sesuai kaidah tajwid, memahami arti dan kandungan isinya.
Demikian pula seseorang yang mengenal nabi Muhammad saw., sunah dan kehidupannya akan menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan dalam kehidupannya.
Ilmu Fardu Kifayah
Ilmu fardu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada dari sebagian muslim mempelajarinya maka sudah gugur kewajiban muslim lainnya.
Di antaranya, ilmu yang dibutuhkan manusia untuk urusan dunia, yaitu ilmu yang merujuk kepada ilmu-ilmu sains yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan dan penelitian seperti kedokteran, fisika, kimia, biologi, astronomi, geografi, antropologi, sosiologi, matematika, pertanian, ekonomi, dan lain sebagainya.
Dari sudut pandang manusia, dua jenis ilmu tersebut, baik yang fardu ‘ain maupun fardu kifayah harus diperoleh melalui perbuatan secara sadar karena tidak ada ilmu yang bermanfaat tanpa amal yang lahir dari ilmu tersebut.
Tidak ada amal yang bermakna tanpa ilmu. Ilmu-ilmu yang bersifat fardu ‘ain menjadi dasar dan asas utama untuk ilmu-ilmu yang bersifat fardu kifayah lantaran tugas ilmu-ilmu yang bersifat fardu ain adalah menuntun manusia yang menuntut ilmu yang bersifat fardu kifayah agar tetap menjadi seorang muslim yang baik.
Advertisement
Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu
Menjadikan Manusia Memiliki Keunggulan dari Makhluk Lainnya
Manusia oleh Allah Swt. diberi tugas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Dengan ilmu yang dimiliki manusia unggul dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain sehingga manusia mampu menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan baik dan benar.
Mengangkat Derajat Seorang Manusia
Ilmu dapat mengangkat pemiliknya menjadi orang yang terhormat dan memiliki kedudukan.
Semua itu dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana kehidupan seseorang yang memiliki ilmu akan berbeda dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Hidupnya akan lebih sejahtera secara materi.
Warisan Para Nabi
Para nabi merupakan orang-orang mulia yang dipilih oleh Allah Swt. Dengan ilmu yang dimilikinya, mereka mengajarkan kebenaran kepada manusia.
Maka itu, orang yang menuntut ilmu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt. tepatlah dikatakan sebagai para pewaris, yaitu para ulama.
Ilmu Adalah Imamnya Amal
Sesungguhnya ilmu adalah imamnya amal karena setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seseorang harus berpedoman kepada ilmu.
Hal itu berarti bahwa setiap orang yang melakukan aktivitas dalam keseharian apa pun bentuknya harus mengetahui ilmunya terlebih dahulu agar terhindar dari kesalahan dan nilai ibadahnya kepada Allah Swt. tidak tertolak.
Etika dalam Menuntut Ilmu
a. Meluruskan niat
Dalam ajaran Islam segala sesuatu yang bernilai ibadah itu tergantung dari niat dan tujuannya. Oleh karena itu, ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu ditekankan agar dengan niat yang ikhlas.
Adapun niat yang harus dimiliki para penuntut ilmu adalah:
1. Dalam rangka melaksanakan perintah Allah Swt. dan Rasulullah saw.
2. Untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain.
3. Mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah dan terarah.
4. Menjadikan bekal untuk kehidupan di akhirat agar dapat selamat dan mendapatkan husnul khatimah.
b. Bersikap hormat terhadap guru
Setiap penuntut ilmu wajib memiliki rasa hormat terhadap guru. Guru merupakan seseorang yang memberikan ilmu yang dengan ilmunya ia menjadikan orang tersebut menjadi mulia, baik di kehidupan dunia maupun di akhirat.
Satu di antara cara untuk menghormati guru adalah dengan bersikap sopan dan santun serta memuliakannya, baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal dunia.
c. Awali dan akhiri ketika menuntut ilmu dengan berdoa kepada Allah Swt.
Berdoalah kepada Allah Swt. setiap mengawali sesuatu yang baik, termasuk hal menuntut ilmu setidaknya dengan membaca basmalah dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah.
Advertisement
Kiat-Kiat dalam Menuntut Ilmu
a. Penuhi etika dalam menuntut ilmu
Seorang yang menuntut ilmu harus meluruskan niat hanya karena Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt. setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran serta memuliakan guru.
Jika ada sikap tidak menyukai guru atau menzaliminya, akan sulit menerima ilmu yang bermanfaat yang sudah diberikan guru.
b. Hindari perbuatan maksiat
Berbuat maksiat merupakan satu di antara penghalang dalam menutut ilmu karena dengan berbuat maksiat membuat seseorang menjadi tidak fokus tentang apa yang dipelajarinya.
c. Mengamalkan ilmu yang sudah didapat
Pada hakikatnya sebuah ilmu itu ada pada pengamalannya karena dengan mengamalkan berarti seseorang sudah mengerjakannya. Hal ini berarti seseorang tersebut sudah mendapatkan ruh dariapa yang dilakukan.
d. Memiliki semangat, kesungguhan, dan tidak mudah putus asa
Kesungguhan dalam menuntut ilmu merupakan suatu keharusan bagi seorang penuntut ilmu. Kesiapan jiwa dan raga dan pengorbanan waktu, tenaga serta biaya merupakan bagian dari kesungguhan.
Bentuk dari semangat dan kesungguhan menuntut ilmu dapat berupa kerja keras untuk bisa menguasai ilmu tersebut dengan cara mencatatnya dengan baik dan mau mengulangi kembali apa yang dipelajari dengan membaca dan menghafalnya berulang-ulang.
Apabila ada kesulitan dalam menuntut ilmu, segeralah introspeksi, bertawakal kepada Allah; terus berusaha jangan patah semangat; bertanya kepada orang yang berilmu sebab penilaian itu tidak hanya pada hasil, tetapi juga pada proses.
e. Mau mengajarkan kepada orang lain
Mengajarkan ilmu yang sudah dikuasai kepada orang lain pada hakikatnya adalah memelihara ilmu tersebut supaya tidak hilang dan tetap ada dalam diri.
Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain merupakan satu di antara bentuk amal jariah seorang muslim.
Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan pada orang lain. Dengan begitu pula, berarti orang tersebut sudah memiliki andil mengentaskan kebodohan.
f. Pelajari biografi orang-orang yang ternama dalam menuntut ilmu
Baca dan pelajari biografi para ulama dalam menuntut ilmu sehingga dapat mengetahui bagaimana perjuangan dan kesulitan mereka dalam menuntut ilmu.
Dengan mempelajarinya, diharapkan ada inspirasi bagi penuntut ilmu agar bersemangat dalam mencari ilmu.
Hikmah Menuntut Ilmu
Satu ibadah yang mulia adalah menuntut ilmu. Keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu banyak disebutkan baik dalam Al-Qur'an maupun hadis. Adapun ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu syar’i.
Sementara selain ilmu syar’i, hukumnya tergantung pada kemanfaatan ilmu tersebut bagi umat Islam. Bila ilmu tersebut dapat menambah semangat untuk belajar Islam dan mendekatkan diri pada Allah Swt. maka ilmu tersebut sudah menunjukkan keutamaanya.
Adapun hikmah dan manfaat menuntut ilmu di antaranya menjadi orang yang takut hanya kepada Allah Swt, dimudahkan jalannya menuju surga, diridai malaikat, dimintakan ampun oleh seluruh makhluk Allah.
Sumber: Kemenag
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement