Sukses


Apa Itu Rematik? Yuk, Pahami Penjelasan Lengkapnya

Bola.com, Jakarta - Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi. Kondisi ini merupakan penyakit autoimun, yakni kondisi ketika sistem imun pada tubuh seseorang menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.

Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang oleh sistem imun pengidap rematik. Akibatnya, peradangan kronis dan rasa nyeri yang hebat pada sendi-sendi yang terserang pun terjadi.

Gejalanya biasanya menyakitkan, kronis, dan progresif, yang berarti makin memburuk dari waktu ke waktu.

Diagnosis dan pengobatan dini dapat memperlambat perkembangan penyakit rematik. Rematik sering kali dikelompokkan dalam penyakit radang sendi atau arthritis.

Namun, rematik sebenarnya juga mencakup banyak kondisi lain, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, dan lupus.

Rematik lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem otot dan tulang. Padahal, rematik juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain, seperti jantung, paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.

Jika tidak segera ditangani, rematik bisa menyebabkan berbagai masalah. Satu di antaranya adalah rasa tidak nyaman akibat nyeri yang dapat mengganggu penderitanya dalam beraktivitas.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang rematik, dilansir dari yankes.kemkes.go.id, Kamis (26/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Rematik

Belum diketahui apa penyebab sebagian besar penyakit rematik. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga terkait dengan masing-masing jenis penyakit ini, yaitu:

1. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan-jaringan yang membentuk sendi. Kondisi ini diduga terkait dengan faktor keturunan (genetik), juga infeksi virus atau bakteri.

2. Sindrom Sjögren

Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar penghasil cairan, seperti air liur atau air mata. Sama seperti pada rheumatoid arthritis, kondisi ini diduga terkait dengan kelainan genetik yang disertai infeksi bakteri atau virus.

3. Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis adalah peradangan pada bantalan di tulang belakang, yang ditandai dengan kaku dan nyeri di tulang belakang. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berhubungan dengan kelainan pada gen HLA-B27.

4. Lupus

Lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan di berbagai organ tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, atau paru. Penyebab terjadinya lupus masih belum diketahui. Namun, paparan sinar matahari, infeksi, atau obat-obatan tertentu, diduga dapat memicu kemunculan gejala lupus.

5. Artritis Psoriasis

Artritis psoriasis adalah radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga sendi.

Artritis psoriasis diduga terkait dengan kelainan genetik dan faktor keturunan. Selain itu, kondisi ini dapat dipicu oleh trauma fisik, serta infeksi virus atau bakteri.

3 dari 4 halaman

Faktor Risiko Rematik

Di samping kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit rematik, yakni:

1. Usia

Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia.

2. Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara, ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.

3. Infeksi

Paparan infeksi diperkirakan dapat memicu perkembangan penyakit rematik, seperti lupus dan skleroderma.

4. Kondisi Tertentu

Rematik lebih berisiko dialami oleh orang yang menderita kondisi tertentu, seperti penyakit ginjal, hipertensi, hipertiroidisme, obesitas, diabetes, aus yang berlebihan pada sendi, trauma, dan menopause dini.

5. Faktor Lingkungan

Paparan asap rokok dan polusi udara juga diduga dapat meningkatkan risiko rematik.

4 dari 4 halaman

Gejala Rematik

Umumnya, gejala rematik pada masing-masing penderita berbeda karena perbedaan respons imun tiap orang. Berikut ini adalah gejala yang paling umum ditemui pada penyakit rematik, yakni:

1. Nyeri sendi

2. Pembengkakan pada sendi.

3. Kekakuan pada sendi.

4. Hangat dan kemerahan di area sendi.

5. Kelelahan

6. Demam

7. Penurunan berat badan

 

Sumber: yankes.kemkes.go.id

Yuk, baca artikel kesehatan lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer