Sukses


Apa Itu Anxiety? Ketahui Gejala, Jenis, Cara Mengatasi, dan Perawatannya

Bola.com, Jakarta - Merasa cemas yang menimbulkan rasa takut atau khawatir sebenarnya normal terjadi. Namun, jika perasaan terus menghantui dirimu hingga mengganggu aktivitas harian dalam waktu lebih dari enam bulan, bisa jadi kamu mengalami anxiety.

Anxiety merupakan sebuah respons dari tubuh manusia ketika sedang mengalami stres sehingga dapat menimbulkan perasaan takut atau khawatir tentang apa yang akan datang atau bahkan hal tersebut belum terjadi.

Yap, istilah anxiety makin sering ditemukan di kehidupan sehari-hari. Siapa saja dapat mengalami anxiety.

Ada beberapa kondisi tertentu seseorang mengalami anxiety, seperti saat menghadapi masalah di tempat kerja, wawancara, tes, berpidato di atas panggung, atau membuat keputusan penting.

Nah, ketika kamu mengalami anxiety, hal ini harus diwaspadai. Sebab, tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, perasaan tersebut juga bisa berdampak pada kesehatan mental serta fisik pengidapnya.

Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu anxiety. Supaya lebih jelas, berikut ini rangkuman mengenai anxiety yang perlu diketahui, dikutip dari laman Mayoclinic dan Psychiatry, Senin (30/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Gejala Anxiety

Pengidap anxiety biasanya akan merasakan gejala-gejala berikut ini:

  • Gugup, gelisah, dan tegang.
  • Detak jantung cepat.
  • Napas cepat.
  • Gemetaran.
  • Sulit atau bahkan tidak bisa tidur.
  • Banyak berkeringat.
  • Tubuh terasa lemas.
  • Sulit konsentrasi.
  • Adanya perasaan seperti akan ditimpa bahaya.
3 dari 6 halaman

Jenis Anxiety

1. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder)

Seseorang yang mengidap gangguan kecemasan umum bisa merasa khawatir atau cemas berlebihan secara terus-menerus terhadap berbagai hal, dari pekerjaan, kesehatan, hingga hal-hal yang sederhana dan wajar terjadi sehari-hari, seperti berinteraksi dengan orang lain.

Anxiety yang muncul akibat gangguan kecemasan umum bisa dirasakan setiap hari dan menetap hingga lebih dari enam bulan. Akibatnya, pengidap gangguan kecemasan ini akan menjadi sulit menjalani aktivitas dan pekerjaan sehari-hari.

Selain munculnya rasa cemas yang mengganggu, pengidap gangguan kecemasan umum juga dapat merasa cepat lelah, tegang, mual, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, sesak, dan insomnia.

2. Fobia

Fobia merupakan jenis gangguan anxiety yang membuat pengidapnya memiliki rasa takut yang berlebihan dan cenderung tidak rasional terhadap suatu benda, binatang, atau situasi tertentu.

Orang yang memiliki fobia bisa mengalami serangan panik atau rasa takut yang hebat ketika melihat sesuatu atau berada di tempat yang menjadi pemicu fobia, misalnya laba-laba, darah, berada di tengah keramaian, tempat yang gelap, tempat tinggi, atau ruangan tertutup.

Itulah mengapa, pengidap fobia biasanya akan melakukan segala upaya untuk menjauhkan dirinya dari hal atau situasi yang ia takuti.

3. Gangguan Kecemasan Sosial

Pengidap gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial memiliki kecemasan atau ketakutan yang luar biasa terhadap lingkungan sosial atau situasi ketika harus berinteraksi dengan orang lain.

Pengidap fobia ini selalu merasa diawasi dan dinilai oleh orang lain, serta takut atau merasa malu secara berlebihan saat berada di keramaian.

Hal-hal tersebut membuat pengidap selalu berusaha menghindari situasi yang mengharuskan ia bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang.

4 dari 6 halaman

Jenis Anxiety

4. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

Gangguan stres pascatrauma atau PTSD dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya yang mengancam nyawa. Contohnya, tinggal di daerah konflik atau perang, terkena bencana alam, atau korban kekerasan.

Orang yang menderita PTSD sering kali susah untuk melupakan pengalaman traumatisnya, baik terlintas dalam benak atau saat bermimpi, yang kemudian membuatnya merasa bersalah, terisolasi, dan sulit bersosialisasi dengan orang lain.

Terkadang orang yang memiliki PTSD juga bisa mengalami insomnia dan bahkan depresi.

5. Gangguan Panik

Pengidap gangguan panik yang bisa merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas. Anxiety dan serangan panik akibat gangguan ini dapat muncul kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba atau berulang.

Ketika gejala panik muncul, pengidap gangguan panik biasanya dapat merasakan sejumlah gejala lain, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, pusing, sesak napas, serta tubuh gemetar dan terasa lemas.

Orang dengan gangguan panik tidak dapat memprediksi kapan gangguan tersebut akan muncul atau apa pemicunya.

Itulah mengapa, tak sedikit pengidap gangguan panik yang menjauhkan diri dari lingkungan sosial karena takut serangan paniknya kambuh di tempat umum.

6. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Orang yang mengidap gangguan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk meringankan rasa cemas yang berasal dari pikirannya sendiri, contohnya mencuci tangan harus sebanyak tiga kali karena berpikir tangannya masih kotor.

Gangguan ini sulit dikendalikan, bersifat menetap, dan dapat kambuh kapan saja sehingga membuat pengidapnya terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Anxiety

Berikut ini beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengatasi anxiety:

  • Memenuhi waktu tidur serta istirahat dengan baik.
  • Mengurangi konsumsi kafein, termasuk berbagai minuman beralkohol.
  • Mengurangi dan mengelola stres dengan berbagai kegiatan positif, seperti relaksasi dan meditasi.
  • Berolahraga dengan teratur.
  • Mengobrol atau bertukar pikiran dengan sahabat maupun keluarga.
6 dari 6 halaman

Perawatan Anxiety

Banyak jenis terapi yang dapat membantu mengatasi anxiety. Seorang profesional kesehatan mental dapat membantumu menemukan pendekatan yang tepat untuk gejala spesifikmu.

Beberapa contoh pendekatan yang mungkin mereka rekomendasikan adalah:

  • Terapi perilaku kognitif, yang mengajarkan kamu untuk mengenali pikiran dan perilaku cemas dan mengubahnya menjadi lebih positif.
  • Terapi penerimaan dan komitmen, yang mengajarkan kamu bagaimana menerima dan berdamai dengan emosi negatif.
  • Obat untuk membantu mengatasi gejala kecemasan.

 

Sumber: Mayoclinic, Psychiatry

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer