Sukses


5 Contoh Puisi Bulan November, Indah dan Penuh Makna Mendalam

Bola.com, Jakarta - Bulan November akan segera tiba. Biasanya, banyak orang-orang puitis membaca atau menulis puisi tentang bulan November.

Dalam rangka menyambutnya, kamu bisa membuat puisi bulan November. Lantas, kamu bisa membagikan puisi itu di media sosial. Dengan begitu, orang-orang di sekitarmu memiliki harapan dan semangat di awal bulan November.

Namun, untuk membuat puisi bulan November, kamu harus pintar memilih kata yang tepat. Hal ini agar puisi bulan November yang dibuat menjadi sebuah karya sastra yang indah dan memiliki makna mendalam.

Apakah kamu sedang mencari referensi puisi bulan November? Kamu bisa melihat rekomendasinya pada artikel ini.

Berikut lima contoh puisi bulan November yang bisa dijadikan inspirasi, dikutip dari laman Gurupenyemangat dan Berkaspuisi, Selasa (31/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

November Kelam

November

Hatiku gaduh, sepi disantap kelam

Kidung kegelapan seakan membakar

Menghempas hingga tenggelam

 

Porak poranda jiwaku melayang

Gaduh, disantap sunyi

Gelap menyusup kedalam relung

Gemuruh riangpun enggan menemani

 

November,

Lukisan kelamku terukir

Terpampang, tercerer dalam butiran sendu

Gelombang suram seakan terus menuntunku

 

Gaduh hatiku

Kelam ini terus mencumbu

Tancapkan risau pada jiwa yang lemah

Hingga riang tak dapat kurengkuh

 

Irama kelam terus mengalun

Mengiring jiwaku hingga tersungkur

Kedalam pusaran gelombang kesuraman

Di bulan November

 

Aku terjebak dalam siksa jiwa

Kelam menyekat tiada berakhir

Pikiran kalut, terus menggila

Kelam terus menghias jiwa di bulan November.

3 dari 6 halaman

Rintik November

Hujan beribu rintik berjatuhan

Jelmaan segala kisah kembali terngiang

Bersama memeluk hangat saat malam

Basah kedinginan tertera dalam lukisan

 

Halilintar bertaburan menyambar

Peluk erat dekap romantis sang malam

Takut menggigil persimpangan jalan

Tanpa jas hujan kita beradu kedinginan

 

Sekilas menatap wajah pucat

Menggigilmu riwayat kabarkan gelap

Rintis mekar senyumu penuh canda

Berbaring pundak nyatamu bersyarat kehangatan segala rasa

 

Di manakah engkau kini?

Apakah telah terlarut bersama hujan?

Ataukah telah tumbuh bersama ilalang?

Sebab kini

Nyatamu tak terlihat pada kedinginan rintik November yang malang

 

Rintik November

menghidupkan segala kisah

Mengingat segala nyata

yang telah berpulang bersama cerita

Dahulu menyatu atas nama cinta

 

Lihatlah kini

Bunga-bunga tamanmu bersahaja menyambut fajar

Burung-burung kecil pun riang bermain kecup pada tangkai-tangkai sangkar

Camarmu memeluk erat senja dan lembayung tepian sampan yang sunyi

Gemintang pun tak henti menghiasi walaupun mendung menutupi mimpi

 

Ah...

 

Rintik November

Menyadarkanku atas segala kisah

Yang tak mudah dilupakan

Walaupun badai datang menampar kerontang pikiran suram.

4 dari 6 halaman

Satu November

Bulan yang kelabu

Air mataku menetes

karena cinta yang telah pergi

Cinta yang terabaikan

 

Serpian-serpian kenangan indah dulu

Puing-puing cinta yang telah hancur

Semakin kuingat semakin sakit hati ini

Namun, mengapa kesakitan itu membuat cintaku semakin besar

 

Mataku bukti air mataku terjatuh untuk cinta yang pergi

Terus terjatuh

Kapankah air mata ini berhenti menetes?

Akupun ingin bisa terwa seperti dulu lagi

 

Kini aku sendiri

Bersama kenangan anjing kecil yang dipenui air kencing

Kembalikan diriku seperti sedia kala

Ambilah cintamu yang telah menyatu dalam hati

Hapuslah kenangan kita dulu

Lalu silahkan kau pergi dengan cintamu yang baru.

5 dari 6 halaman

November Ceria

Pagiku hari ini tampak indah

Disapa oleh segenap embun yang berwarna

Katanya, aku yang hari ini lebih cantik dari biasanya

Senyumku seperti bangunan megah

Dengan semanis-manisnya wajah

 

Aku baru saja tiba di November ceria

Bulan kesebelas yang penuh dengan cerita

Padahal kemarin hidupku dicerca oleh karat basa-basi

Kata-kata harapku tercabik-cabik oleh elegi

Katanya, mimpiku hanya ditempuh oleh jalan sunyi

 

Aku tak peduli

November ceria mengajakku memetik makna

Bahwa selalu ada senyum di sebalik duka

Karena kadang kala, hatiku ditusuk oleh jarum-jarum dilema

Berdarah, tapi tidak tampak sedang terluka

 

Aku bahagia tiba di bulan November ceria

Ingin rasanya hati ini tersenyum dalam tawa

 

Duduk berdua

Saling berbicara

Seraya menyelip harap dalam makna

 

Ketika aku dan kamu tiba-tiba menjadi kita

Ketika kita bersama-sama bercerita gombal di taman bunga

Ketika aku mengaku cinta, dan engkau menerima setulusnya

Seperti itu mozaik kisahku di November ceria.

6 dari 6 halaman

Senja di Bulan November

Kesepian di mataku baru saja pamit

Ingin pergi berlabuh

Berlayar menuju pengharap-pengharap hampa yang lain

Menginap di masa lalu

Bersama tunas-tunas padi yang membayangkan mekar ibunya dahulu

 

Di saat November tiba

Kesepianku menjemput senja

Irama rimpuh yang kemarin bergetar kini bertukar senyum sejadi-jadinya

Nada-nada harap berubah menjadi bara-bara mimpi

Menyapa almanak muda

Berkabar kepadaku bahwa muara impian akan segera tiba

 

Senja di bulan November serasa mengajakku duduk di pantai

Katanya selalu ada swastamita yang menimpa kelam

Sebelum hari-hariku menjadi gelap

Sebelum semangatku berubah menjadi patah arang

Sebelum mimpiku ditumbuk oleh karang

 

Aku diajak menatap langit merah

Sekadar untuk bertukar senyum

Bersama singsing benam yang cerah

 

Sungguh senja yang sejuk

Yang terkadang bersembunyi di sisi ufuk

Malu-malu ingin memeluk

Padahal awan-awanku sudah mengangguk

Disemangati oleh daun-daun kering gemerusuk

 

Kuharap senja di bulan November tidak tenggelam secepat itu

Karena butuh waktu lama agar rasa sakit ini berlalu.

 

Sumber: Gurupenyemangat, Berkaspuisi

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer