Sukses


Macam-Macam Gejala Rumination Disorder beserta Cara Mengatasinya

Bola.com, Jakarta - Gangguan makan ruminasi atau rumination disorder merupakan kondisi kronis yang langka terjadi. Gangguan ini akan menyebabkan penderita memuntahkan makanan secara tidak sengaja, padahal sebagian besar makanan tersebut baru ditelan.

Proses memuntahkan makanan di luar kesadaran tersebut dinamakan regurgitasi. Pengidap rumination disorder akan mengalami gejala ini berulang kali. Kondisi ini dapat berlangsung selama makan maupun setelahnya.

Ketika regurgitasi, pengidap rumination disorder usia dewasa cenderung memuntahkan makanan mereka. Sementara, anak-anak dengan gangguan makan ini cenderung mengunyah dan menelan kembali makanan yang hendak dimuntahkan.

Lantaran dilakukan tanpa sadar, rumination disorder berbeda dengan jenis gangguan makan lain, seperti anoreksia dan bulimia.

Pada dua gangguan makan yang disebut belakangan, pengidapnya sengaja memuntahkan makanan demi mengontrol berat badan mereka.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang rumination disorder, disadur dari Klikdokter, Rabu (1/11/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Gejala Rumination Disorder

Regurgitasi berulang merupakan gejala utama gangguan makan ruminasi. Pada umumnya, kondisi ini terjadi sekitar 15 menit hingga 2 jam setelah makan. Hal ini menyebabkan pengidap sindrom ruminasi nyaris setiap hari memuntahkan makanan.

Mereka juga mengalami gejala lain, termasuk:

  • mulut atau bibir kering
  • bau mulut
  • penurunan berat badan
  • mual
  • kembung
  • pusing
  • kerusakan gigi
  • susah tidur
  • mag
3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Rumination Disorder

Pada beberapa kasus, rumination disorder dapat sembuh dengan sendirinya, terutama pada anak-anak. Meski begitu, kebanyakan pengidap penyakit ini membutuhkan perawatan lanjutan.

Berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2019, jenis perawatan yang paling efektif untuk mengatasi gangguan makan ruminasi adalah latihan pernapasan diafragma.

Jenis latihan ini melibatkan perut, otot perut, dan diafragma saat bernapas. Tidak sedikit pengidap sindrom ruminasi mengaku gejala penyakit mereka berkurang usai melakukan latihan ini.

Selain itu, dokter mungkin merekomendasikan jenis latihan lainnya seperti:

  • relaksasi
  • mengunyah permen karet
  • latihan ketahanan
  • terapi perilaku kognitif.

Jika deretan perawatan tersebut tidak berhasil, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan lain. Satu di antaranya obat baclofen yang disebut dapat membantu memperbaiki gejala gangguan makan ruminasi.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/10/2021)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer