Bola.com, Jakarta - Perundungan dunia maya atau cyberbullying adalah tindakan intimidasi, pelecehan, atau penindasan yang dilakukan secara daring. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, maupun platform bermain game.
Adapun bentuk perundungan dunia maya dapat berupa ejekan, panggilan buruk, kata-kata kasar, aksi teror mental, atau mengisolasi orang lain.
Baca Juga
Advertisement
Secara mental, dampak dari aksi ini terhadap korban dapat menyebabkan kekesalan, malu, dan merasa bodoh. Tak hanya itu, hal ini juga mampu menyerang fisik, hingga menimbulkan gejala kelelahan, sakit perut, dan sakit kepala.
Cyberbullying yang berkepanjangan berpotensi mematikan rasa percaya diri anak, membuat anak menjadi murung, khawatir, dan selalu merasa bersalah.
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab cyberbullying. Tindakan ini umumnya muncul karena adanya pengaruh dari lingkungan, baik di rumah, sekolah, atau bermain.
Berikut ini dampak perundungan dunia maya, contoh, cara mengatasi dan mencegahnya yang perlu diketahui, dilansir dari unicef.org, Jumat (3/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dampak Cyberbullying
Bullying terjadi secara online, kamu bisa merasa seperti diserang dari mana-mana, bahkan di dalam rumahmu sendiri. Sepertinya tidak ada jalan untuk keluar. Dampaknya dapat bertahan lama dan memengaruhi seseorang dalam banyak cara:
- Secara mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah.
- Secara emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai.
- Secara fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala.
Perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain dapat membuat seseorang tidak ingin membicarakan atau mengatasi masalah tersebut.
Dalam kasus ekstrem, cyberbullying bahkan dapat menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.
Cyberbullying dapat memengaruhi kita dengan berbagai cara, tetapi tentunya masalah ini dapat diatasi dan orang-orang yang terdampak juga dapat memperoleh kembali kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.
Semua anak yang terpapar oleh cyberbullying dapat menderita; baik itu korban, pelaku, dan orang menyaksikan cyberbullying.
Anak-anak yang mengalami cyberbullying, umumnya:
- Menunjukkan ciri-ciri depresi
- Memiliki masalah kepercayaan dengan orang lain
- Tidak diterima oleh rekan-rekan mereka
- Selalu waspada dan curiga terhadap orang lain (kekhawatiran berlebih)
- Memiliki masalah menyesuaikan diri dengan sekolah
- Kurang motivasi sehingga sulit fokus dalam mengikuti pembelajaran
- Think before Ttxt
Dampak bagi korban:
Dampak psikologis: mudah depresi, marah, timbul perasaan gelisah, cemas, menyakiti diri sendiri, dan percobaan bunuh diri.
Dampak sosial: menarik diri, kehilangan kepercayaan diri, lebih agresif kepada teman dan keluarga.
Dampak pada kehidupan sekolah: penurunan prestasi akademik, rendahnya tingkat kehadiran, perilaku bermasalah di sekolah.
Dampak bagi Pelaku:
Cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah, impulsif, lebih ingin mendominasi orang lain, kurang berempati, dan dapat dijauhi oleh orang lain.
Dampak bagi yang menyaksikan (bystander):
Jika cyberbullying dibiarkan tanpa tindak lanjut maka orang yan menyaksikan dapat berasumsi bahwa cyberbullying adalah perilaku yang diterima secara sosial.
Dalam kondisi ini, beberapa orang mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apa pun, dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.
Advertisement
Contoh Cyberbullying
Berikut ini beberapa contoh cyberbullying yang perlu diketahui.
- Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau mengunggah foto memalukan tentang seseorang di media sosial.
- Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau mem-posting sesuatu yang memalukan/menyakitkan
- Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka.
- Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online.
- Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau grup pertemanan.
- Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian terhadap seseorang
- Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan seseorang.
- Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat yang melecehkan.
- Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam menggunakan nama mereka
- Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam percakapan seksual.
Cara Mengatasi dan Mencegah Cyberbullying
Cara Mengatasi Cyberbullying
Bagi korban cyberbullying, coba menerapkan hal-hal berikut untuk mengatasi rasa cemas dan depresi akibat penindasan di dunia maya:
- Tidak lagi berinteraksi dengan kelompok yang melakukan cyberbullying.
- Blokir akun pelaku cyberbullying.
- Menyimpan bukti cyberbullying dan melaporkan pelaku ke pihak berwajib.
- Berkonsultasi ke psikologi atau psikiater.
Cara Mencegah Cyberbullying
Tindakan cyberbullying bisa dicegah dengan menerapkan beberapa cara berikut:
- Berusaha memahami perasaan orang lain.
- Berpikir secara bijaksana sebelum mengutarakan pendapat di dunia maya.
- Menghormati orang lain sekalipun di dunia maya.
- Menumbuhkan sikap toleransi kepada orang lain yang berbeda suku, ras, agama, gender, dan pandangan hidup.
- Ikut menghentikan kasus cyberbullying apabila menemukannya.
Sumber: unicef
Baca artikel seputar contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement