Bola.com, Jakarta - Cerpen atau cerita pendek merupakan satu di antara karya sastra yang cukup populer. Tidak sedikit orang mengisi waktu luangnya dengan membaca cerpen.
Cerpen berisi cerita fiksi yang dikemas secara pendek, jelas, dan ringkas. Cerpen biasanya ditulis tidak lebih dari 10.000 kata.
Baca Juga
Advertisement
Tujuannya adalah agar para pembaca dapat menyelesaikan cerpen dalam rentang waktu yang singkat.
Cerpen hanya mengisahkan permasalahan yang dialami satu tokoh saja dan permasalahan yang dikisahkan tidak terlalu rumit.
Bagi kamu yang gemar membaca karya sastra satu ini, bisa mencermati beberapa contoh cerpen seputar kehidupan sehari-hari, di bawah ini.
Berikut lima contoh cerpen kehidupan sehari-hari yang menarik dibaca, dikutip dari laman Seuntaipuisi dan Made-blog, Jumat (3/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tugas Sekolah
Tugas TIK ini cukup membingungkan. Pasalnya Pak Haris selaku guru TIK menyuruh kami membuat video berdurasi 10 menit yang menggambarkan kehidupan kelas. Tugas tersebut menurutnya bisa menjadi cerita kehidupan sehari-hari tentang pelajar di tahun 2022.
Dari 40 orang murid, Pak Haris membaginya empat kelompok. Aku dinobatkan menjadi ketua kelompok satu yang beranggotakan Via, Guntur, Dini, Kiara, Joni, Ridwan, Bakti, Winda, dan Tasya. Padahal, keterampilan mengedit videoku sangat mengkhawatirkan.
Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami membagi tugas dan menemukan tema video. Untungnya ada Guntur dan Winda yang bisa mengedit video, maka tugas tersebut kuserahkan kepada mereka.
Teman-teman yang lain membantuku untuk membuat konsep, menyiapkan properti, dan pengambilan video nantinya.
"Kata Pak Haris dikumpulin dua minggu lagi. Namun, kita mulai besok ya bikin videonya. Biar cepet beres," ajakanku tersebut disepakati oleh yang lain.
Kami pun memulai shooting video di hari berikutnya. Tema yang diambil untuk tugas tersebut berkonsep "A day in my life", dan yang menjadi talent-nya adalah Kiara.
Kami merekam kegiatan Kiara dimulai bangun tidur, pergi ke sekolah, belajar, sampai kembali lagi ke rumah.
Setelah selesai merekam video, tahap berikutnya adalah editing. Namun, ternyata, file rekaman ketika Kiara berada di sekolah terhapus.
"Kamu sih nggak hati-hati Joni. file-nya ilang kan," ujar Via menyalahkan kecerobohan Joni.
"Ya ku kira udah dimasukan ke laptop, Via. Makanya kuhapus, memori kameranya penuh tahu," Joni membela diri.
"Udah-udah. Mau nggak mau kita rekam ulang," aku menengahi perdebatan mereka. Untungnya, waktu pengumpulan masih lama. Akhirnya kami pun merekam ulang bagian yang hilang tersebut.
Dua minggu berlalu dengan cepat, proses editing pun cuma menghabiskan waktu sekitar lima hari. Di hari H, tugas video kami pun dikumpulkan.
Satu per satu, video dari setiap kelompok ditayangkan.
Ada video yang mewawancarai murid serta wali kelas, ada juga yang membuat video tentang hal-hal konyol di dalam kelas. Hingga tiba ah penampilan video dari kelompok kami.
Dari video-video yang ditampilkan, aku menjadi mengerti mengapa Pak Haris menyuruh kami membuat tugas video yang cukup rumit.
Walaupun banyak rintangan dalam membuatnya, ternyata kami sangat senang melakukannya. Beragam video tersebut juga bisa menjadi kenang-kenangan ketika kami sudah tidak bersekolah.
Advertisement
Sahabat
Aku adalah seorang siswi di SMP Matahari. Aku ingin menceritakan sedikit tentang masa laluku bertemu dengan mereka yang kini menjadi sahabatku. Bermula dari gedung sekolah, aku bertemu dengan Violet, yang saat itu sedang bermain bulu tangkis.
Ya, aku adalah penggemarnya. Awalnya, aku pertama kali melihatnya di kejuaraan bulu tangkis. Dengan semangatnya yang membara dan cara bermainnya yang bagus, ia berhasil menduduki peringkat satu tingkat nasional.
Ini membuatku termotivasi untuk bisa masuk ekskul bulu tangkis dan akhirnya aku mendaftarkan hari ini.
Awalnya aku tidak mengenalnya, tapi aku beranikan diri untuk berkenalan karena kekagumanku dengan cara bermainnya yang memukau.
"Hai, gue Yeni. Tadi gue sempet liat lo main bulu tangkis. Gila, keren banget sih... Aku boleh dong diajarin," kataku.
"Hai Yeni, gue Violet. Kalau begitu, ayo kita tanding. Nanti, lo juga akan lancar dan bisa main kayak gue," sambutnya.
Akhirnya kami berduel. Rasanya mengasyikkan bermain bersamanya. Tak terasa waktu sudah sore, keringat kami bercucuran. Karena lelah, kami istirahat sambil bersandar di tembok.
"Mainmu asyik juga. Lo gak terlalu kaku pasti udah pernah belajar bulu tangkis sebelumnya ya?" tanya Violet.
"Iya, gue belajar dari ayah. Namun, ya itu, hanya tidak profesional. Gue baru hari ini masuk ekskul bulu tangkis," jawabku dengan gugup berada di samping orang yang kukagumi.
"Wah… baru pertama kali masuk ekskul ya. Pantas saja aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kalau gue nilai-nilai sih permainan lo sebagai pemula oke juga. Tinggal diasah aja. Kali aja lo bisa lebih dari gue," tuturnya sambil tersenyum.
Mendengar pernyataan tersebut membuatku senang bukan kepalang. Aku makin termotivasi untuk bisa sebanding dengannya. Kuputuskan untuk giat latihan. Tak pernah satu hari pun aku absen untuk datang latihan.
Aku dan Violet juga makin dekat. Ia pada dasarnya adalah anak yang baik dan tidak pelit membagikan ilmunya. Beruntungnya aku menjadi penggemarnya dan aku tidak menyesal dulu memberanikan diri untuk berkenalan.
Kini, aku tidak hanya penggemar, tapi juga sahabat dari Violet. Kita juga saling support ketika mengikuti perlombaan kejuaraan.
Tidak Konsisten
Suara alarm terdengar begitu keras sehingga menyebabkan tidur Joni terganggu. Sementara ia masih sangat mengantuk dan terlelap. Dengan masih menahan rasa kantuk yang luar biasa, ia membuka kedua matanya.
"Ya Tuhan!" Joni merasa sangat kaget ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia pun langsung bergegas mandi dan merapikan dirinya kemudian segera berangkat pergi ke kantor. Ketika ia tiba di kantor, ternyata rapatnya sudah telat karena jamnya memang dimajukan menyesuaikan jadwal dari bos yang akan pergi ke luar kota.
"Permisi Pak. Apakah saya boleh masuk?" tanya Joni kepada bos yang tengah memimpir rapat.
"Iya, silakan duduk, Jon. Namun, maaf untuk hari ini Hamid yang akan menggantikan proyekmu.”
"Namun, mengapa Pak? Saya di sini hanya telat sebentar saja."
"Bukan masalah telat lama atau sebentar. Kami membutuhkan pekerja yang sangat profesional. Saya sudah lama memercayakan proyek tersebut kepadamu. Namun, nyatanya kamu tidak bisa bertindak konsisten untuk menangani proyek itu.
Meski, kamu telatnya hanya sebentar, temanmu memiliki ide yang sangat bagus untuk jalannya proyek tersebut. Jadi mohon maaf, sudah sangat bagus kamu tidak saya berhentikan dari tim," Jelas bos dengan sangat tegas.
Seketika itu, Joni terdiam dengan wajah sangat pucat. Sesudah rapat selesai, ia pergi ke meja kerjanya.
"Ada apa denganmu hari ini Jon? Tidak seperti biasanya kamu telat?" tanya Merry, teman sekantor Joni.
"Ini murni salahk,u Mer. Aku semalam begadang nonton bola sampai larut. Sampai-sampai aku melupakan proyek penting yang harusnya sangat membuatku untung," Jelas Joni.
"Oh gitu, Jon. Makanya Jon, mulai saat ini utamakan profesi kamu, jangan hobi yang didahulukan!" sambung Merry memberikan nasihat kepada Joni.
Advertisement
Malas Sekolah
Minggu menjadi hari libur dan membuat orang menjadi sangat malas untuk beraktivitas. Ada orang yang memilih untuk menghabiskan hari Minggu untuk berlibur dan ada juga yang memilih untuk tinggal di rumah saja guna melepas penat karena aktivitas seminggu penuh.
Begitu pula dengan Beni yang memilih untuk santai di rumah ketika hari Minggu tiba. Sampai-sampai, sesudah hari Minggu berakhir, ia pun masih belum siap menghadapi kegiatan sekolah yang baginya amat membosankan.
"Ben, kamu tidak sekolah? Ini sudah jam berapa? Nanti kamu telat," ujar ibunya.
"Ma, Beni masih capek banget. Bolos sehari gak papa kan, Ma. Lagian tidak ada PR ataupun tes, Ma. Jadi santai saja."
"Jangan begitu, Nak. Kamu itu sekolah juga bayar. Menuntut ilmu bukan sesuatu yang bisa kamu sepelekan, Nak."
"Sudah Bu, Beni masih ngantuk banget. Mau tidur lagi."
Melihat hal tersebut, Ibu Beni menjadi marah dan menyeret anaknya tersebut ke sebuah tempat. Ternyata, ibunya mengajak dia ke panti asuhan yang dipenuhi oleh anak-anak dengan latar belakang yang berbeda.
"Nak, lihat mereka. Mereka tidak memiliki orang tua yang bisa membiayai mereka. Padahal, mereka juga ingin sekolah dan memiliki orang tua lengkap sepertimu," jelas ibunya menasihati anaknya melalui kaca mobil.
Lalu ibunya juga mengajak Beni melihat anak-anak yang sedang mengamen di jalan. "Lihat juga anak itu. Dia yang seharusnya sekolah harus mengemis untuk mencari uang. Untuk makan saja dia susah. Padahal, kamu makan sudah disiapkan dan hidupnya enak," Jelas ibunya lagi.
Sesudah itu Beni merasa sadar akan kesalahannya dan akhirnya ia mau diajak berangkat sekolah sekalipun sedikit terlambat. Ibunya mengantar dia sampai ke sekolah. Di perjalanan, ia juga melihat anak sekolah yang berjalan kaki dengan kaki yang pincang. Ia pun berkata dalam hati,
"Betapa aku adalah orang yang sangat beruntung. Masih memiliki fisik yang sempurna, tapi justru malas untuk pergi ke sekolah. Sementara anak yang cacat fisik saja masih semangat."
Tragedi HP Baru
Kelas 9 SMP Internasional digegerkan dengan kehilangan handphone Yasmin. Handphone tersebut merupakan handphone model terbaru yang dibelikan orang tuanya di Singapura. Dengan cemas, Yasmin menyuruh teman-teman sekelasnya untuk membuka tas mereka.
"Pasti ada yang iseng kan? Coba buka tas kalian dong!" paksa Yasmin.
Satu persatu Yasmin melihat tas-tas temen sekelasnya, tapi tidak membuahkan hasil. Handphone-nya masih belum ditemukan.
"Tuhkan, orang nggak ada yang ngambil handphone kamu Yasmin! Lagian kita juga punya kali," Nicole merasa tidak diterima kalau ia pun dituduh oleh Yasmin.
"Sorry guys, tapi aku curiga ke Fitri. Dia kan HP nya masih jadul. Mungkin nggak sih dia yang ngambil?" seolah belum terima handphone-nya hilang, ia menuduh Fitri yang merupakan murid beasiswa di sekolah internasional tersebut.
"Nggak tahu deh, coba tanya aja," Nicole menjawab seperti acuh tak acuh lalu pergi meninggalkan Yasmin.
Yasmin pun menemui Fitri yang sedang asik membaca buku di mejanya. Yasmin yakin bahwa handphone-nya diambil Fitri. Betapa kaget Fitri ketika dituduh seperti itu.
"Untuk apa aku ngambil punya orang, Yasmin? Yang ada bikin aku kena peringatan dari sekolah dan malah dikeluarkan," bantah Fitri.
"Udah ngaku aja deh!" cecar Yasmin.
Tiba-tiba Miss Wirna memasuki kelas. Di tangannya tergenggam handphone berwarna hitam yang mengkilat, yang tidak lain tidak bukan adalah milik Yasmin.
"Yasmin, ini handphone kamu ya? Tadi ketinggalan di ruang guru pas kamu nganterin tugas," kata gurunya.
Sontak Yasmin menciut karena malu. Ia pun langsung mengambil handphone dari tangan Miss Wirna dan meminta maaf kepada teman-temannya, secara khusus kepada Fitri yang sudah ia tuduh.
Sumber: Seuntaipuisi, Made-blog
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement