Sukses


Arti Shock Wave beserta Dampak dan Pemulihannya

Bola.com, Jakarta - Shock wave adalah gelombang dengan energi yang hebat serta mampu menembus benda padat.

Energi yang kuat ini dapat dihasilkan dari pesawat supersonik, ledakan, petir, atau fenomena lain yang menciptakan perubahan tekanan yang hebat.

Gelombang kejut terjadi karena adanya perubahan tegangan, kepadatan, serta suhu yang tiba-tiba dan hebat.

Secara khusus, shock wave bergerak lebih cepat daripada suara, dan kecepatannya meningkat seiring dengan peningkatan amplitudo.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang shock wave, disadur dari Klikdokter, Selasa (7/11/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Apa Dampak Shock Wave pada Tubuh?

Shock wave selalu dibarengi dengan datangnya energi yang hebat dan kuat secara tiba-tiba. Itu sebabnya, kamu tidak boleh anggap sepele efek samping gelombang kejut bagi tubuh.

Dampaknya kalau tubuh manusia mengalami hal-hal seperti ini secara mendadak bisa meningkatkan tekanan dalam tubuhnya. Bisa saja terjadi pneumothorax, yaitu ada udara bocor antara paru-paru dan dinding dada.

Efek buruk pada kesehatan lainnya, korban juga bisa mengalami kontusio di paru (memar di paru), perdarahan di mata, hidung, telinga, sampai gangguan pendengaran.

Dampaknya ini tidak bisa dianggap remeh. Fatal jika kamu merasa bahwa gelombang kejut ini hanya efek biasa setelah ledakan. Padahal, itu sesuatu yang berbahaya.

3 dari 3 halaman

Pemulihan Setelah Terkena Shock Wave

Karena gelombang ini bisa menimbulkan dampak yang serius, korban yang terkena shock wave wajib memeriksakan diri ke dokter. Sebaiknya, kamu tidak melakukan perawatan sendiri di rumah.

Setelah mengalami shock wave, seperti ledakan yang terjadi di Beirut kemarin itu, kamu harus diperiksa semuanya. Adakah tanda-tanda peningkatan tekanan di paru-paru. Terhitung dalam 24-48 jam harus dievaluasi karena masih bisa muncul gejala.

Kalau misalnya terbukti ada pneumothorax saat pemeriksaan fisik, gejalanya berupa sesak, nyeri dada, ada satu di antara dada yang tertinggal saat bernapas, saturasi oksigen menurun, bisa dilakukan penyelamatan airway, breathing, circulation (ABC).

Selain itu, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah apakah terjadi perdarahan usai ledakan.

Kalau memang ada dan terjadi perdarahan, dokter akan mencari sumbernya. Kalau memang organ dalam yang perdarahan, harus dioperasi untuk menghentikan perdarahannya.

 

Disadur dari: Klikdokter (Published: 6/8/2020).

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer