Sukses


Arti Muhasabah beserta Dalil Pendukungnya

Bola.com, Jakarta - Muhasabah menjadi satu di antara sarana untuk mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah.

Muhasabah berasal dari kata "hasiba yahsabu hisab", yang secara etimologis berarti melakukan perhitungan. Dalam artian lain, muhasabah adalah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspek.

Dalam Islam, muhasabah bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah (habluminallah), hubungan kepada sesama manusia (habluminannas), dan hubungan dengan diri sendiri (habluminannafsi).

Saat muhasabah, hendaknya manusia menyadari kekurangan diri sendiri dan kesalahan apa yang telah dilakukan dalam arti introspeksi diri.

Agar kamu makin paham, brikut penjelasan lebih lanjut tentang muhasabah, disadur dari Brilio, Rabu (8/11/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Jenis Muhasabah

Berdasarkan buku berjudul "Jalan Menggapai Ridho Ilahi" yang ditulis oleh Abdul Aziz, dkk, menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, muhasabah dibagi menjadi dua macam, yaitu sebelum dan sesudah melakukan amalan atau perbuatan.

a. Sebelum melakukan amalan, yaitu dengan berpikir sejenak ketika hendak melakukan sesuatu atau perbuatan, dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan sesuatu atau tidak.

Al-Hasan berkata, "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik dalam pikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada Allah maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan maka ia tinggalkan".

b. Sesudah melakukan amalan, yaitu dengan introspeksi atau mawas diri atas perbuatan yang telah dilakukan. Di mana introspeksi tersebut memiliki tiga macam, yakni:

- Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum sepenuhnya dilakukan, lalu juga muhasabah apakah sudah melakukan ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum.

- Introspeksi terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik daripada melakukannya.

- Introspeksi tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi kebiasaan dan masih dilakukan.

3 dari 4 halaman

Keutamaan Muhasabah

1. Kritik diri atau muhasabah bisa menarik kasih dan pertolongan Allah Swt.

2. Muhasabah dapat mencegah seorang hamba jatuh ke jurang keputusasaan dan kesombongan atau ujub dalam beribadah, serta menjadikannya selamat di kemudian hari.

3. Muhasabah dapat membuka pintu menuju ketenangan dan kedamaian spiritual, dan juga membuat seseorang takut kepada Allah dan siksaan-Nya.

4. Menghindari manusia dari sikap paling suci.

"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS An-Najm: 32)

5. Menenangkan hati dan mendapatkan petunjuk.

Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya bahwa seseorang bisa terus berada dalam petunjuk jika rajin mengoreksi amalan-amalan yang telah ia lakukan. (Tafsir Al-Baidhawi).

4 dari 4 halaman

Dalil tentang Muhasabah

1. Surat Al-Hasyr ayat 18.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dengan melakukan muhasabah diri, manusia akan membuka hati dan menyadari segala dosanya. Setelah itu, muslim yang taat akan bertaubat dan tak mengulangi kesalahannya.

Sebab taubat adalah bentuk penyesalan seorang muslim. Sebagaimana dalam hadis, Rasulullah bersabda "Menyesal adalah taubat". (HR. Ibnu Majah)

2. At-Taubah ayat 126.

"Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?"

Umar bin Khattab pernah mengatakan, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat".

3. Al Haqqah ayat 18.

"Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al-Haqqah: 18)

Apa yang dikatakan Umar bin Khattab juga sesuai sabda Nabi dalam hadis yang diriwayatkan Syadad bin Aus, bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt".

 

Disadur dari: Brilio.net (Penulis: Kharisma Alfi Tiara. Published: 13/4/2022)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer