Sukses


5 Contoh Cerita Hikayat Beragam Tema yang Menarik Dibaca

Bola.com, Jakarta - Cerita hikayat merupakan satu di antara karya sastra yang cukup populer. Tidak sedikit orang mengisi waktu luangnya dengan membaca cerita hikayat.

Cerita hikayat adalah jenis cerita naratif berbentuk prosa yang berasal dari tradisi lisan dan tertulis dalam bahasa Melayu.

Cerita hikayat mirip dengan cerita sejarah atau riwayat hidup, tetapi di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.

Cerita hikayat biasanya memuat cerita tentang kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan ataupun juga orang-orang ternama dengan segala kegagahan, kehebatan, kesaktian ataupun juga kepahlawanannya.

Di sisi lain, cerita yang ditulis dalam cerita hikayat biasanya sarat akan nilai-nilai moral yang mendidik dan kebijaksanaan.

Bagi kamu yang gemar membaca karya sastra satu ini, bisa mencermati beberapa contoh cerita hikayat di bawah ini.

Berikut lima contoh cerita hikayat beragam tema yang menarik dibaca, dikutip dari laman Dosenmuda dan Ilmusaku, Jumat (10/11/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Malim Dewa

Alkisah, ketika sang ayah pergi menunaikan ibadah haji, Malim naik menjadi raja untuk sementara. Ia bertunangan dengan tiga orang putri, hasil pencarian seekor burung nuri.

Mereka ialah Andam Dewi, Gondan Gentasari, dan Nilam Cahaya. Sebelumnya, seorang raja lain telah berusaha meminang Andan Dewi.

Ketika pinangan tersebut ditolak, sang raja membuat Andan Dewi sakit dengan ilmunya dan menghancurkan negaranya.

Dalam pelariannya bersama sang ibu, Andan Dewi bertemu dengan Malim Dewa yang kemudian mengawininya. Akibat perkawinan ini, raja tetangga membunuh Malim, tetapi ia dihidupkan kembali oleh Nilam Cahaya.

Kemudian, berkat kemenangannya dalam suatu peperangan ia mengawani Gondan Gentasari. Perkawinannya yang terakhir ialah dengan putri Nilam Cahaya, yang dilakukan di dalam kayangan.

3 dari 6 halaman

Si Bayan yang Budiman

Dahulu kala hiduplah saudagar kaya bernama Khojan Mubarok. Dia dan istrinya tidak memiliki anak, tapi selalu berdoa kepada Allah agar diberikan anak suatu hari nanti. Penantiannya pun membuahkan hasil, Khojan dikaruniai anak lelaki bernama Khojan Maimun.

Saat Khojan Maimun beranjak dewasa, ia dinikahkan dengan anak saudagar Bibi Zainab. Suatu saat, Khojan Maimun pamit pada istrinya untuk berlayar. Sebelum berangkat, dirinya membeli burung bayan dan burung tiung untuk menemani istrinya ketika dia hendak pergi berlayar.

Lama kelamaan Bibi Zainab kesepian, lalu datanglah seorang anak raja menaruh hati padanya. Bibi Zainab pun terpesona anak raja tersebut. Ketika akan pergi menemui anak raja, Bibi Zainab minta izin pada burung tiung, tapi tidak diizinkan. Bibi marah dan membunuh burung tiung.

Namun, ketika meminta izin pada burung bayan, burung itu mengizinkan. Setiap malam, ketika Bibi Zainab ingin pergi menuju istana, si burung bayan selalu memberi nasihat dan mengingatkan tentang suaminya. Hingga akhirnya pada hari ke-24 Bibi Zainab sadar, jika tindakannya salah dan dia sudah sangat berdosa.

4 dari 6 halaman

Panji Semirang

Raja Daha memiliki dua orang putri cantik jelita yaitu Candra Kirana dan Galuh Ajeng.

Mereka lahir dari dua orang ibu yang berbeda, Candra Kirana lahir dari seorang permaisuri dan Galuh Ajeng dari seorang selir. Suatu hari, Candra Kirana dijodohkan dengan Panji, putra mahkota kerajaan Kediri.

Galuh Ajeng yang memiliki sifat dengki, lantas bersekongkol dengan ibunya untuk meracuni Canrda Kirana dan permaisuri. Namun, hanya permaisuri memakan makanan beracun sehingga dia meninggal.

Percobaan membunuhnya gagal, Galuh Ajeng lantas memfitnah Candra Kirana hingga Raja Daha mengusir sang kakak. Candra Kirana yang sakit hati pun akhirnya meninggalkan istana dan menyamar menjadi laki-laki bernama Panji Semirang.

Setelah Candra Kirana pergi, putra mahkota kerajaan Kediri datang untuk menikahinya. Namun, betapa terkejutnya Panji ketika tunangannya berubah menjadi Galuh Ajeng.

Kecewa dengan apa yang terjadi, Panji memutuskan untuk berkelana hingga ke Gegelang. Di sanalah ia kemudian bertemu kembali dengan Candra Kirana. Meski sempat tidak mengenali sang kekasih, pada akhirnya mereka dapat hidup bahagia bersama.

5 dari 6 halaman

Bunga Kemuning

Alkisah seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang sangat cantik. Sayangnya, sang istri meninggal saat melahirkan putri bungsunya, Putri Kuning. Suatu hari, Sang Raja hendak pergi keluar kota untuk beberapa saat dan menanyakan oleh-oleh apa yang diinginkan saat sang raja pulang.

Sembilan putrinya meminta hadiah mewah, seperti perhiasan, kain sutra, dan lain-lain. Namun, Putri Kuning hanya meminta sang ayah agar pulang dalam keadaan sehat. Saat sang ayah pergi, kesembilan putrinya hanya bersenang-senang dan meminta pelayan melayaninya secara seenaknya.

Akibat perbuatan sembilan kakaknya, taman kesayangan Sang Raja menjadi kotor.

Putri Kuning yang berinisiatif membersihkan taman pun diledek oleh kakak-kakaknya dan menyebutnya sebagai "pelayan baru". Akhirnya, saat Sang Raja pulang, dia memberikan hadiah berupa kalung berwarna hijau yang sangat cantik. Putri Hijau yang merasa iri, akhirnya menghasut saudara-saudaranya untuk mencuri kalung itu.

Namun, saat merebut kalung itu, mereka tidak sengaja memukul kepala Putri Kuning hingga meninggal dunia. Untuk menutupi perbuatannya tersebut, kesembilan putri mengubur Putri Kuning di taman.

Raja yang terus mencari Putri Kuning akhirnya menemukan keanehan di taman. Di taman itu tumbuh sebuah bunga berwarna kuning dan memunculkan aroma harum. Akhirnya Raja merawat bunga itu dan menamainya dengan nama bunga kemuning.

6 dari 6 halaman

Dua Abu

Kerajaan Gandalika merupakan sebuah negeri yang teramat indah memesona. Negeri subur makmur, masyarakatnya hidup dengan aman dan tenteram. Kerajaan ini diperintah oleh seorang raja yang bernama Raja Baharuddin. Beliau mempunyai istri yang cantik jelita bernama Permaisuri Salikah.

Raja Baharuddin adalah seorang raja gagah perkasa. Sahabat maupun musuh-musuh kerajaan sangat menghormatinya. Ayunan pedangnya membuat hati mereka bergetar hebat.

Mata Raja Baharuddin seperti elang yang menjaga sarang anak-anaknya dari gangguan musuh. Kakinya bagaikan kijang emas yang menjadi incaran pemburu, kuat, cepat, lincah, dan bergelora seperti aliran air dari hutan menuju muara.

Salah satu kekurangannya adalah belum mempunyai keturunan, permaisurinya belum melahirkan putra. Telah lama Permaisuri Salikah menikah dengan Raja Baharuddin, tetapi mereka masih belum mempunyai keturunan. Permaisuri menjadi bersedih hati.

Pada suatu malam, Raja Baharuddin terbangun. Setelah selesai shalat tahajud, beliau berdoa agar diberi putra. Ia duduk bersujud menahan air mata, mencoba mengingat dosa apa yang pernah diperbuatnya sehingga Allah menghukumnya. Apa pun risiko akan diterimanya agar memiliki putra.

Dalam doanya, "Wahai Zat Yang Maha Adil, hamba bersujud dalam air mata memohon belas kasih-Mu. Malangnya nasib hamba-Mu ini apabila tidak mempunyai keturunan sama sekali.

Apakah kekurangan hamba-Mu ini sehingga Gandalika terancam tidak mempunyai seorang pewaris? Hamba mohon, sudilah kiranya Engkau memberi putra agar hamba dapat mewariskan kerajaan ini kepadanya."

Tiba-tiba, dari semua arah tempat ia berdoa terdengar satu suara menggelegar, "Aku akan memberimu keturunan. Pergilah kau ke suatu desa di pinggir hutan dan bagikan kepada warganya sedekah berupa apa saja. Satu di antara dari mereka akan mendoakanmu dan Aku akan mengabulkan doanya."

 

Sumber: Dosenmuda, Ilmusaku

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer