Bola.com, Jakarta - Stimulus adalah rangsangan yang kemudian mengirim sinyal ke otak kita sehingga menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman, dan bereaksi dengan menghindari atau melepaskan benda tersebut.
Dalam Biologi, stimulus bisa berupa apa saja, seperti cahaya, suara, bau, rasa, sentuhan, suhu, atau sinyal kimia.
Baca Juga
Advertisement
Contoh dari stimulus biologis dapat ditemukan dalam berbagai situasi sehari-hari. Misalnya, saat kita menyentuh benda panas, suhu panas akan menjadi stimulus yang diterima oleh kulit kita.
Selain biologi, stimulus adalah sinyal yang juga sangat penting dalam bidang ilmu fisiologi, misalnya dalam penelitian tentang penglihatan. Cahaya yang masuk ke mata manusia, adalah stimulus yang diterima oleh sel-sel fotoreseptor di retina mata.
Sel-sel ini kemudian akan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf optik, dan diinterpretasikan sebagai gambar yang kita lihat.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang stimulus, disadur dari Liputan6, Selasa (14/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fungsi Stimulus
Stimulus memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan dan bidang ilmu. Dengan pemahaman yang tepat tentang stimulus dan cara mengelolanya, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam kehidupan kita dan meningkatkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.
Berikut adalah fungsinya:
Memicu respons atau reaksi
Stimulus adalah rangsangan penting dalam memicu respons atau reaksi pada organisme. Respons atau reaksi ini dapat terjadi baik pada tingkat perilaku maupun fisiologis.
Misalnya, ketika kita mengecap rasa pahit dari makanan atau minuman, ini akan menjadi stimulus yang diterima oleh lidah kita. Selanjutnya, lidah kita akan merespons dengan mengirimkan sinyal ke otak untuk memberikan rasa yang tidak menyenangkan.
Kemudian, kita mungkin akan merespons dengan muntah atau mengeluarkan makanan tersebut.
Memengaruhi perilaku
Stimulus juga dapat memengaruhi perilaku dan keputusan seseorang. Contohnya, iklan televisi dapat memberikan stimulus kepada penonton yang kemudian dapat memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Penempatan produk yang baik dan menarik juga dapat memberikan stimulus yang positif bagi konsumen dan meningkatkan minat mereka untuk membeli produk tersebut.
Meningkatkan kesadaran
Stimulus yang tidak biasa atau tidak terduga, dapat meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kewaspadaan kita. Contohnya, suara alarm kebakaran atau lampu sinyal merah pada kendaraan dapat memberikan stimulus yang kuat dan memperbaiki kewaspadaan kita terhadap bahaya.
Stimulus juga dapat digunakan dalam situasi darurat untuk memperingatkan orang-orang tentang situasi yang memerlukan perhatian dan tindakan segera.
Advertisement
Fungsi Stimulus
Menghasilkan perubahan fisiologis
Stimulus dapat memengaruhi sistem fisiologis tubuh, dan menghasilkan perubahan dalam fungsi tubuh. Contohnya, sinar matahari dapat memberikan stimulus kepada sel-sel kulit kita untuk memproduksi vitamin D.
Stimulus juga dapat memengaruhi sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem lainnya sehingga dapat menghasilkan perubahan dalam fungsi tubuh.
Merangsang pertumbuhan ekonomi
Stimulus memiliki peran penting dalam ekonomi. Stimulus ekonomi seperti paket stimulus fiskal, dapat memberikan rangsangan bagi sektor ekonomi tertentu, untuk tumbuh lebih cepat.
Ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jenis-Jenis Stimulus
Stimulus adalah setiap perubahan yang dapat diterima oleh organisme dan memicu respons tertentu. Jenis-jenis stimulus yang dapat diterima oleh organisme sangat beragam, dari yang bersifat fisik, kimia, biologis, sosial, psikologis, hingga elektrik.
1. Stimulus Fisik
Stimulus fisik merupakan jenis stimulus yang bersifat mekanik, termal, elektromagnetik, atau lainnya yang diterima oleh organisme melalui indra atau sensor. Contohnya meliputi suara, cahaya, getaran, sentuhan, atau perubahan suhu.
Stimulus fisik dapat memicu respons pada organisme yang melibatkan sistem saraf, endokrin, atau muskuloskeletal.
Misalnya, saat kita mendengar suara, gelombang suara tersebut diterima oleh telinga dan diubah menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak. Otak kemudian memproses informasi tersebut dan memicu respon seperti berbicara, bergerak, atau merasa tertarik dengan suara tersebut.
2. Stimulus Kimiawi
Stimulus kimia adalah jenis stimulus yang memicu respons pada organisme, melalui interaksi dengan molekul atau senyawa kimia. Contohnya termasuk hormon, neurotransmiter, racun, atau bahan kimia lainnya.
Stimulus kimia dapat diterima melalui indra atau sensor khusus yang sensitif terhadap senyawa kimia tertentu.
Misalnya, saat kita mencium aroma kopi yang sedang diseduh, senyawa kimia dalam kopi tersebut dihirup oleh hidung dan merangsang reseptor di dalamnya. Informasi ini kemudian diteruskan ke otak yang menghasilkan respons seperti merasa lapar atau terjaga.
Advertisement
Jenis-Jenis Stimulus
3. Stimulus Biologis
Stimulus biologis dapat berupa organisme lain, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Contohnya termasuk predator, mangsa, atau tumbuhan tertentu yang dapat memicu respons tertentu pada organisme lain.
Stimulus biologis dapat memengaruhi perilaku, respons fisiologis, atau interaksi antara organisme. Misalnya, saat seekor kucing melihat tikus, stimulus visual tersebut dapat memicu respons insting pada kucing untuk mengejar atau menangkap tikus tersebut.
4. Stimulus Sosial
Stimulus sosial adalah jenis stimulus yang berasal dari interaksi dengan individu lain dalam kelompok sosial atau lingkungan sosial tertentu. Contohnya termasuk sikap, bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau komunikasi verbal antara individu dalam kelompok sosial tertentu.
Stimulus sosial dapat memengaruhi perilaku, emosi, atau interaksi sosial antara individu. Misalnya, saat seseorang berada dalam kelompok teman yang ceria dan ramah, stimulus sosial ini dapat memicu respons positif pada individu tersebut, seperti merasa senang atau bersemangat.
5. Stimulus Psikologis
Stimulus psikologis dapat berupa situasi atau pengalaman emosional yang dapat memicu respons tertentu pada organisme. Contohnya termasuk rasa takut, kecemasan, stres, kegembiraan, atau perasaan lain yang terkait dengan kondisi emosional tertentu.
Stimulus psikologis dapat memengaruhi respons fisiologis, perilaku, atau kognitif pada individu.
Misalnya, saat seseorang merasa takut atau cemas, stimulus psikologis tersebut dapat memicu respon fisiologis seperti peningkatan denyut jantung atau keringat dingin.
Respons perilaku atau kognitif pada individu yang dihasilkan dari stimulus psikologis ini dapat bervariasi, tergantung pada situasi dan kondisi individu tersebut.
Â
Disadur dari: Liputan6.com (Penulis:Â Silvia Estefina Subitmele, Editor: Anugerah Ayu Sendari. Published: 4/5/2023)
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.